PENYAMBUNG TAKDIR SANG ILAHI - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "PENYAMBUNG TAKDIR SANG ILAHI



Bukankah raga hanya pinjaman?

Tak terhitung karunia yang telah ia berikan

Setiap hembusan nafas saat mata terpejamkan

Kemudian berpulang dengan sebuah ketakwaan


Manusia itu hanya pintar untuk menyambung

Seakan hidup selalu bias mengatur waktu

Bukankah semua elemen telah terhubung

Hingga akhirnya tak ada kesempatan mengocok kartu


Bukan layaknya catur yang selalu digerakan

Ataupun debu yang berkeliaran tanpa tujuan

Manusia lupa bahwa akhirat yang kelak jadi acuan

Dan kata “MATI” seolah terus terlupakan


Penyambung takdir itu kini tengah menunggu

Hati-hati bermain agar kelak terhindar api neraka

Harta,paras,kuasa itu janganlah jadi belenggu

Karena tak ada kesempatan saat KITA berubah menjadi MEREKA 





JALANAN MALAM




Tik tik tik bagaikan detik

Tes tes tes terdengar terus menetes

Gemerlap lampu jalan dengan hujan rintik

Dengan udara malam yang sedingin es


Banyak cerita tentang mereka

Yang masih sibuk dengan langkahnya

Entah tetap semangat ataupun lelah

Setiap momen itulah terasa berharga


Langit gelap, bintang dan bulan

Gemerlap lampu-lampu di jalanan

Keramaian pedagang yang berjualan

Membuatku berkendara dengan cukup pelan 





MALAM



Langit gelap beribu bintang

Terang rembulan yang membentang


Malam ini aku terlelap

Karena lelah hanya untuk sesuap


Rasi bintang membentuk sebuah arti

Agar aku tidak boleh berhenti


Karena esok masih ada matahari

Yang siap menyambut di setiap pagi




KAU


Aku mencoba berlari darimu 

Yang tak sanggup menopang hatiku

Aku mencoba menghancurkan perasaanku

Tetapi tak sanggup hidup tanpamu


Kau yang menempati hati

Akankah kau tetap disini

Ataukah merantau pergi

Karena sesungguhnya kau memang tak pernah disni




HIDUP


Aku sedang belajar ikhlas 

Karena hidup tak selalu selaras

Jangan pernah kamu memelas

Apalagi menjadi seorang pemalas


Kuatlah engkau yang membaca ini

Karena ini hanya sekedar cobaan

Merenunglah pada dirimu sendiri

Batapa banyak pengorbanan


Kau bukanlah seorang penyihir

Yang bisa kembali terlahir 









"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.