NESTAPA KALBU - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 NESTAPA KALBU

Karya : Ratih Nadia


Aku yang mencintaimu

Terkapar oleh dera

Tapi perih yang menitis oleh luka

terasa manis


Ada sejengkal kenang mendalam hati

karena indah memandang potretmu

Terbayang dalam lorong sunyi

Dahulu kita merajut kisah menggapai mimpi


Seperti kemarin saat kutitipkan rindu

pada angin malam kembang setaman

Angin yang berhembus seakan

membisikkan tawamu hingga menggugah kalbu


Dan terpikir olehku…

Kapan kita bertemu

Agar tuntas rasa rinduku

Tak termakan nestapa bayangmu



CANDU PILU

Karya : Ratih Nadia


Kau yang menghampiriku

Memberiku sebuah janji

Yang membuat anganku

melambung tinggi


Namun setelah kubukakan pintu hati

Teganya kau pergi

Menggores luka diri

Menghapus semua janji

Sembari mengucap sudah tak cinta lagi


Lalu…

Haruskah aku jadi orang yang berbeda?

Haruskah aku berlaku bak orang yang kau damba?

Agar kau tak sanggup terlantarkanku dalam rimba


Sungguh…

Bagai mawar penuh duri

Indahnya cinta yang kau beri

Hanya menyayat hati



Kini hanya bisa ku ucapkan

Terima kasih atas segala luka

Semoga kau Bahagia

dengan dia sang penggoda



TERJERAT DALAM GULITA

Karya : Ratih Nadia


Untukmu yang menorah luka

Ku ungkap rasa di setiap bait kata

Tentang asmara dan sesaknya raga

Yang kurasa dalam duka


Kala ku tulis sajak Bahagia

tentang kita

Tak kusangka kau tuliskan

Secuil prosa tentangnya


Tak ku mengerti akhir kisah ini

Ku akui ku telah menaruh hati

Pada kau yang mencintaiku

Juga mengagumi Wanita itu


Lalu…

Kemana kisah in ikan ku bawa

Gundah dan resah tak dapat ku tampik

dalam jiwa


Mungkinkah aku harus berkelana

Menghempaskan diri terbalut luka

Merelakan kau Bersama dirinya

Menenggelamkan rasa yang pernah ada"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.