MERAWAT LUKA - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 MERAWAT LUKA


Kau yang tumbuh bersama ku...

Kita tumbuh bersama namun tak sama

Dalam pandangku kaulah yang terangun

Namun aku yang memujamu, adalah aku yang kau nafik kan lagi dan lagi

Terkapar bagian kepingan puzzle

Kau yang ku anggap mampu menjadi malaikat penolong

Justru kau yang tancapkan pedang dalam-dalam di punggungku

Kau yang ku pikir bijaksana

Adalah kau yang menjadikan luruh lantak

Aku hanya sebagai badut penghibur dikala kau merasa hari harimu tak baik baik saja

Dengan bangga aku menghiburmu sepenuh hati

Terkapar bagai mati jutaan sakit sebilah pedang ini

Aku mampu tertawa melihatmu tertawa

Aku bahagia melihatmu bahagia

Sampai pada akhirnya kau menemukan bahagiamu yang sejati

Dan aku hanya bisa lambaikan tangan

Pertanda selamat tinggal tanpa toleh mu


JELMAAN NABI YUSUF KU


Entah khayalan atau cuma mimpiku

Jangankan meminjam nama mu untuk setiap doaku

Bahkan  dalam bayangku, mengenalmu adalah hal yang mustahil untukku


Namun kuasa berkehendak lain

Takdir berkata lain 

Tuhan kirimkan kamu

Untuk mengisi hari hariku 

Semoga bukan hanya peneman cerita suka duka

Namun dapat arungi bahtera cinta


Syukurku tak pernah terlewatkan setiap namamu terlintas dalam ingatanku

Betapa baiknya Tuhan kirim sosok sepertimu

Bukan hanya indah fisik syahdu dalam tutur kata

Namun juga sempurna dalam agama


Tak perlu khawatir tentang penilaian ku 

karena aku tak pernah memandang dari apa  yang orang lain pandang terhadapmu

Bukan baju tapi berpangkat yang buatku tunduk

Bukan balok bintang yang buat ku takhluk 


Cukup baju putih dan bentangan sajadah yang buatku luluh

Bukannya tak perlu harta...

Namun ku cari imam yang bisa buatku bahagia dan bimbing ku ke surga


KENANGAN


Mengenalmu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan untukku

Pernah mengukir suka duka bersamamu cukup membuatku bahagia

Pernah menjalani hari-hari bersamamu adalah kenangan terindah untukku

Pernah tertawa lepas seakan dunia telah kita kuasai dan larut dalam waktu sekejap

Teriakan bahagia di bawah rintik hujan kadang masih terngiang dalam ingatan memori

Semua cerita di bawah gedung sekolah itu tak lepas dari ingatan

Semua suka duka kita telah ku bungkus rapi di dalam lembar yang ter tuliskan KENANGAN

Kini semua cerita itu harus usai dan berakhir

Tak perlu dijelaskan oleh kata kenapa, mengapa, karena apa

Kamu pernah menjadi warna terindah dalam cerita hidupku

Selamat tinggal toreh bahagia yang kini berubah menjadi luka

Tetap jadi the best for me, tetap kuat sekuat karang, tetap tegar setegar seperti yang kukenal dulu"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.