Mengukur Jarak Kerinduan - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


p> "Puisi Milatus Sa’diyah


Mengukur Jarak Kerinduan

I/

Pada musim kemarau dan musim hujan, hingga musim paling usang. Kedip bintang mengisyaratkan tiga bunga mawar yang tumbuh mekar gugur di perkarangan, dan delapan tetes air mata tersungkur di jantung doa. Sembilan belas hari selepas itu sepasang merpati menanri dan menepi di pinggir sungai, ramai-ramai suara arus hulu-hilir pasang surut terus menerus.

II/

Ini sudah purnama kesekian. Kekasih, membelah bulan pada penantian adalah menata rindu dan kesabaran. Saat dua insan tidak sedang dalam dekapan, saling memperjuangkan, memeluk keraguan, merangkul perbedaan, dan menghampar harapan seluas Pulau bermana Madura dan Kalimantan Selatan. 

 Adakah yang lebih romantis dari janji ritmis??

III/

Sebelum gemuruh suara langit tumbang membawa kabar hujan yang akan turun di sepanjang perjalanan, barangkali perlulah kita bergandengan tangan, berjalan dan berlayar dengan kapal kepastian, menyelam dalam hangatnya pelukan, menyusuri setiap deburan ombak yang membawa kata-kata perpisahan. Sebab kita adalah batu-batu karang yang diterpa gelombang lautan.

IV/

Kekasih, mari bersegera berlabuh menuju muara bahagia

V/

Diujung surat tertulis menggerimis tangis, dari rintik ke rintik yang lain bening menjadi separuh dingin;jarak dan rindu-rindu yang membengkak. Pukat pekat bias detak yang semerbak di ujung tombak.

Annuqayah 2021


Puisi Milatus Sa’diyah


PUISI YANG GAGAL



1

Puisi adalah doa

Ia menampung segala cinta dan luka


Puisi adalah teman

Ia menjaga agar kau tak merasa sendirian dan ditinggalkan


Puisi adalah jalan

Ia mengantarkan cerita menuju kenangan


2

Aku ingin menulis puisi

Namun sajakku bingung,

Tidak menemukan kepastian


Aku ingin menulis puisi

Namun sajakku dihempas angin

Ke arah seberang


Aku ingin menulis puisi

Namun sajakku hilang

Dan tak menemukan engkau.


Annuqayah

03-September-2021



Puisi Milatus Sa’diyah


TERPASUNG RINDU


Setiap tanggal

Kau selalu mengunjungi ingatan

Menyusun cerita pertemuan

Dan lagu yang lahir dari perjalanan


Jadilah kamu paling rindu

Tempat mengalirnya seluruh waktu

Sejak subuh mulai terkikis

Hingga malam kian gerimis


Kekasih

Hujan diluar masih turun

Sedang rinduku tetap mendebur

Ingin menjumpaimu diluar tidur


Tak perlu kau bertanya

Mengapa harus ada jarak antar kota

Sebab rindu itu kasih,

Tak tertera dalam peta !


Annuqayah 2021

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.