Mengawali Bulan di Ke-Empat - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Mengawali Bulan di Ke-Empat


Mengawali bulan di Ke-Empat

Salju turun bukanlah salju

Taufan memecah senandung sendu memikat

Runtuh di lahan kering bermadu


Mengawali bulan di Ke-Empat

Harian disusun oleh rindu beku

Menghitung tak peduli lembar  mengumpat

Cemara berjajar menyatu


Mengawali bulan di Ke-Empat

Angsa - angsa tak lagi bersayap putih

Bayangan di rimbun sekelebat kilat

Tak bisa berdalih


    GREEN’S



Di Memori


Setiap kali pertama

Gerimis beradaptasi dengan kering

Pastilah ada saatnya

Liku dibekukan pada kenangan

Di memori

Seringpun suara mengingatkan kita

Wangi bunga menghentakkan kita

Dari kebisingan

Pasti tersimpan dikias abadi

Di memori

Mentari tak habis di hari itu

Seingatku,

Dan kau tak angkuh seperti sekarang

Diinginku

Dan apakah hilang di telan

Di memori

Semua Peradaban permulaan

Disederet hutan kedamaian

Dikesederhanaan pedesaan

Mengendap didasar pepohonan

Di memori


GREEN’S



Juara Sepi 


Detik ini benar-benar berhenti

Menari tepat diatas resah

Tanpa ilusi , tanpa puisi

Tak ada rasanya seperti,

Tak tahulah

Membisikkan lewat batin

Siapa tahu terselip

Sebuah jalinan erat

Tapi lagi tak bisa

Wah… memang begini

Aku harus tertawa pada juri

Yang siap menilai

Menghargaiku dalam juara sepi

Dalam nyanyi sunyi

Berdendang mati

Tertawa pedih

Dewan juri

           Katakanlah “akulah juara kali ini”

           Hanya untuk detik ini

           Lainnya tak perlu dan tak ingin lagi

           Cukup sekali ini 

                      PLEASE!

GREEN’S




TAKDIR TERBAIK



Benar jika kamu memijakkan pilihan

Pada sesuatu yang terlihat indah

Sungguh, itu manusiawi


Tapi, mengikhlaskan takdir

Adalah kewajiban terbaik

Dan sungguh, itulah kehendak TUHAN




GREEN’S"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.