Masih Merentang Benang - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Masih Merentang Benang

Karya : Nurhidayati Surtiasih




Seolah seperti Tuhan

Bahkan Tuhan pun memberi pilihan

Tentang bagaimana kisahku dulu, kini dan nanti

Dan mereka tetap datang

Membuat simpul yang seolah terlihat kencang

Padahal aku masih merentang benang

Untuk memastikan apa ini bisa dijadikan tali yang kupegang

Tapi sayang sang fajar tak beri ruang

Pada mereka yang terbilang lamban

Simpul yang terlihat kencangpun ku bawa terjang

Dan berharap nanti pun aku akan paham


Sisi Manisku

Karya : Nurhidayati Surtiasih


Sisi gelapku, sisi bayanganku

Terkadang mengambil alih jiwaku

Tak ada yang tahu itu masih aku

Ya, mereka tidak pernah tahu karena aku tutupi dengan sisi manisku

Manis, hangat terkadang membuat mereka turut merasakan kehangatannya


Dalam segala hidupku aku selalu mencoba menyembunyikan sisi lainku

Aku melihat bagaimana mereka memantulkan cahayaku

Mereka begitu manis seperti bagaimana aku

Dan itu membuatku merasa begitu nyaman


Namun aku tak pernah sadar cermin itu retak

Menyeruaklah racun yang tak pernah aku tahu

Tapi mereka masih sama

Sampai aku mencium bau kematianku


Dan aku begitu kaget ternyata mereka sudah curiga sejak awal

Dalam diamku, mereka mampu melihat kabut gelap disekitarku

Aku tak pernah mendapat peringatan dari diriku bahwa bayanganku ada disana

Sekarang dinding itu runtuh, sekarang sisi gelapku menguasaiku


Aku tak mampu melawannya, sisi manisku lari dariku

Dia membutuhkan tempat sembunyi

Sedang mereka bertanya, “Apakah ini kamu?”

Dengan getir namun perlahan yakin dan aku menjawab, “Ya, ini Aku”


Sekali lagi mereka bertanya, “Apakah kamu yakin?”

Sisi Manisku hendak muncul ke permukaan namun dia ragu

Lalu aku katakan pada mereka dengan jelas, semua itu adalah aku

Sisi Manisku dan juga lainnya mulai menangis, lalu dengan lirih dia berkata “Terima kasih”


Si Gadis Kecil

Karya : Nurhidayati Surtiasih


Hai dengarkah kau?

Nyanyian dari Si Gadis Kecil?

Nampaknya kau mendengarnya

Untaian liriknya seolah menggiringku pada peraduan


Perlahan-lahan nyanyiannya semakin melirih

Pesannya kian menggema

Namun tetap, kau tak bergeming

Karena kau sekedar merindukannya


Seolah apa yang disampaikannya begitu jauh

Padahal sesungguhnya kau lah yang kian menjauh 

Dapatkah kau kembali, menyapa ku, Si Gadis Kecil?


Si Gadis Kecil


Hai dengarkah kau?

Nyanyian dari Si Gadis Kecil?

Nampaknya kau mendengarnya

Untaian liriknya seolah menggiringku pada peraduan


Perlahan-lahan nyanyiannya semakin melirih

Pesannya kian menggema

Namun tetap, kau tak bergeming

Karena kau sekedar merindukannya


Seolah apa yang disampaikannya begitu jauh

Padahal sesungguhnya kau lah yang kian menjauh 

Dapatkah kau kembali, menyapa ku, Si Gadis Kecil?



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.