KEPERGIAN ABIMANYU - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KEPERGIAN ABIMANYU

Karya: Dinda Lestari


18 Maret 2021 genap 3 tahun Dewa Abimanyu menghilang. Bahkan tinggal beberapa jam lagi Arumi  akan memulai kehidupan barunya, tapi tetap saja Dewa Abimanyu enggan menunjukkan tanda tanda kembali.


Tepat hari ini di tahun 2018 Dewa Abimanyu dan Arumi Hanum Adhitya masihlah sepasang kekasih. Hingga waktu emas tiba, di hadapan senja bersama  langit yang mulai melepas sinar jingga Dewa pun mulai melepaskan genggamannya pada Arumi.

Saat itu Dewa Abimanyu adalah mahasiswa semester 7 di salah satu universitas swasta terbaik dijogja. Seperti biasa Dewa mengikuti debat  tahunan, akan tetapi kali  ini lawanya adalah ketua HMJ sendiri yakni Arumi Hanum Adhitya, gadis asal bandung yang cerdas nan ayu. “Si Primadona Kampus”  begitu julukanya. Dewa abimanyu, yang saat itu  pertama kalinya  bertemu dengan arumi pun mengakui akan keayuan dari gadis itu, dengan tutur yang lembut, siapa yang tidak terpesona? Meskipun begitu, tidak memengaruhi kecakapan Dewa dalam berdebat,

Dewa abimanyu  akhirnya berdiri sebagai seorang pemenang.

Banyak orang lebih kecewa akan kemenangan Dewa, karena mereka lebih berharap kemenangan ada pada Arumi, “Si Primadona Kampus”.  Hingga kesokan harinya, entah berasal dari mana para mahasiswa kampus membincangkan kemenangan Dewa. Mereka beranggapan bahwa kemenangan Dewa berasal dari Arumi, bukan Dewa yang ahli berdebat, tapi Arumi yang sengaja mengalah. Berita itupun terdengar oleh Arumi. Arumi merasa risih, semua itu tidaklah benar. Karena kenyataanya, Dewa memang seahli itu dalam berdebat hingga ia kesulitan dalam mengimbangi kecapakan Dewa. Dewa abimanyu pantas menang.

Untuk meluruskan hal itu pun akhirnya ia memutuskan untuk menemui Dewa. Karena notabenya Dewa adalah seorang mapala, ia pun pergi ke ruang mapala untuk mencari Dewa.


Ruang mapala.

Dalam ruang mapala hanya ada seorang laki laki berambut panjang, dan berkaca mata yang biasa disapa Utul, Arumi pun menanyakan keberadaan Dewa pada Utul. Setelah mengetahui, Arumi pergi ke warung depan kampus, disana sepi hanya ada seorang laki laki berakaos hitam membaca buku. Ya, siapa lagi kalau bukan Dewa Abimanyu.

“Dewa Abimanyu” Arumi mendekati dewa

Dewa yang melihat kehadiran Arumi pun sedikit kaget

“ketua HMJ sedang apa main ke warung seperti ini?”

Arumi yang mendengar ucapan Dewa seketika menghembuskan nafas kesal, sambil duduk didepan Dewa lalu

“Arumi, namaku Arumi Hanum Adhitya!”

“iya, Arumi Hanum Adhitya ketua HMJ sedang apa disini?”

“bertemu denganmu”

Mendengar itu, Dewa menjadi sangat bingung,

“ada hal penting apa sampai kamu repot repot kesini hanya untuk menemuiku?”

Arumi mulai serius

“kamu sudah dengar perbincangan para mahasiswa dikampus tentang kemenanganmuyang pemberianku?”

“iya, kenapa?”

“kamu tidak marah? Atau paling tidak merasa risih begitu?”

“kenapa aku harus marah ataupun merasa risih?”

Arumi mulai merasa emosi

“kamu itu sebetulnya orang apa bukan? Kecakapanmu sedang diragukan. Kamu malah diam saja bersantai membaca buku sambil minum kopi!”

“sebentar”

Dewa beranjak pergi meninggalkan Arumi. Arumi yang melihat itu jadi merasa aneh. Akan tetapi, selang beberapa saat Dewa kembali dengan membawa secangkir kopi hitam. Ia kembali duduk didepan Arumi, dan memeberikan kopi itu pada Arumi

“Si Primadona Kampus sedang emosi. Ini minum dulu kopinya biar  tenang. Ini kopi gayo dari aceh lho, sayang kalau disia siakan.”

“hah?!”

Dewa tersenyum, “ayo diminum dulu, “

Dengan sedikit bingung Arumi meminum kopi pemberian Dewa itu lalu..

“jadi gini, Arumi Hanum. Yang kemarin debat itu aku Dewa Abimanyu sama kamu Arumi Hanum. Tentang mereka yang bicara bahwa aku menang karena kamu mengalah, bahwa kemenanganku adalah pemberian darimu. Biarkan saja, lagi pula kecakapanku, kecerdasanku, keahlianku, atau apapun kelebihanku tidak membutuhkan pengkuan dari sapapun. dan, kenapa jadi kamu yang risau Hanum? Seharusnya kamu tenang, karena dengan begitu bodohmu tidak terlalu terlihat. Hahahaha” tawa Dewa seketika menggema

Arumi yang tadinya mendengar dengan seksama pun jadi kesal,

“panggilanku Arumi, bukan Hanum. Dan aku tidak bodoh, hanya saja tidak secakap dirimu!”

“Hanum berarti Nona. Baiklah, kopi ku sudah habis. Aku ingin pulang, tapi sebelum pulang aku ingin bertanya sedikit padamu”

“apa?”

“kamu orang bandung kan? Sundanya lancar pastinya”

“kenapa memangnya?”

“aku ini orang jogja asli, jawaku juga kental”

“jadi?”

“ini, Gawe sampeyan cah ayu, Dewo pingin sampeyan sesandingan kaliyan Abimanyu, ditampa nopo mboten?. Terjemahkan sendiri ya, nanti jawabanya harus pakai bahasa sunda, biar nanti tak terjemahkan sendiri.”

Setelah itu, Dewa berlalu, sedangkan arumi masih diam dalam kebingunganya.

***

Sudah 4 hari semenjak kejadian itu, pembahasan tentang kemenangan Dewa mulai menghilang. Arumi cukup tenang tapi ia  masih memikirkan perkataan dari Dewa waktu itu.dia sendiri hingga saat ini belum bertemu dewa kembali, ia sebetulnya sudah mengerti maksud dari perkataan Dewa, hanya saja Arumi ingin lebih mengenal Dewa. Hingga akhrinya Arumi putuskan untuk pergi ke ruang mapala, berniat mencari informasi tentang Dewa. Dimapala ia kembali bertemu dengan Utul

“loh arumi? Kesini lagi? Nyari dewo lagi?”

“hehehe enggak  tul Mau ketemu kamu”

“wehh ngapain nyari aku?”

“mau ngobrol ngobrol sebentar”

“oh yasudah, duduk ditaman depan itu ya.. Kita ngobrol disana”

Arumi dan Utul menuju taman, duduk berhadapan

“jadi, ada apa?”

“aku Cuma mau tanya tentang Dewa tul. ”

“walah tentang si Dewo toh. Memang nya apa yang ingin kamu ketahui tentang Dewo?”

“Semuanya tul”

***

Sejak Arumi mendengar cerita tentang Dewa dari Utul, Arumi jadi sering memikirkan Dewa. Ia ingin  ingin segera menemui Dewa, tapi Dewa justru menghilang seperti ditelan bumi. Hari ini Arumi tidak ada jam kuliah, ia memutuska untuk pergi  ke toko buku. Niat hati membeli buku Dewa Ruci justru bertemu Dewa Abimanyu. Iya, Dewa yang selama berminggu minggu dicari oleh Arumi, namun batang hidungnya tak nampak sedikitpun.

“Dewa Abimanyu! Kemana saja kamu berminggu minggu menghilang tanpa kabar? berminggu minggu aku mencarimu. tapi untuk menememukanmu saja aku sudah hampir menyerah!”

“loh kenapa menyerah? Jadi manusia itu jangan gampang menyerah, jangan sedikit sedikit mau nyerah!”

“aku mau kasih jawaban tentang yang kamu tanyakan dulu”

“apa? Tanyakan apa? Aku lupa lho num”

Mendengar itu Arumi jadi semakin kesal, dengan penuh amarah

“Hanum hayang jadi kabogohna Abimanyu!”

Setelah itu Arumi pun pergi, meninggalkan Dewa begitu saja

***

Dengan langkah tergesa, Dewa Abimanyu menyusuri koridor menuju kantin. Matanya berkelilingmenatap semua penjuru kantin, hingga berhenti pada sosok wanita yang sibuk memakam bakso di tengah ramainya suasana. Tanpa aba aba, ia langsung mendekati wanita itu tanpa permisi duduk didepanya

“Hanum, jadi mulai hari ini kamu jadi Hanumku ya”

“apa”

“sekarang Hanum kabogohna Abimanyu!”

Arumi seketika tertawa mendengar Dewa menggunakan bahasa sunda dengan logat jawa.

Setelah hari itu Arumi dan Dewa adalah sepsang kekasih, hingga waktu kelulusan.  Dewa mengajak Arumi ke rinjani dimana sebelum berangkat ke rinjani Dewa mengajak Arumi ke rumahnya ia perkenalkan kepada ibunya, dan setelah turun dari rinjani akan langsung ke bandung ke rumah Arumi untuk meminta restu dari sang ayah.Tapi sayangnya, semua tidak semudah itu. Karena kenyataanya ayah Arumi tidak merestui.Tatang Wisesa, ayah dari arumi  masih berpegang teguh pada kebudayaanya. Ia percaya bahwa orang sunda tidak boleh bersama orang jawa. Sehingga ia pun langsung mengusir Dewa.

Tidak,Dewa tidak langsung menyerah. Dewa adalah salah satu orang yang memiliki keinginan menyerah paling sedikit. Berbulan bulan berjuang meluluhkan, tetap saja Tatang masih keras dengan pendirianya. Hingga puncaknya, ayah Arumi memberi pilihan jika Arumi masih menginginkan Dewa, maka Tatang siap tidak memiliki anak bernama Arumi. Satu langkah Arumi maju, sayangnya dibawah sang senja bersama langit yang melepas jingga Dewa Abimanyu berkata..

“aku ini siapa num? Mengapa kamu ingin meninggalkan sosok pahlawan dalam hidupmu hanya demi seorang seperti aku? Jangan begitu num, dia adalah ayahmu. Bahagiakan ayahmu selagi beliau masih ada. Kebersamaan kita tidak akan pernah ada gunnya, tidak akan pernah menemui titik bahagia tanpa doa restu dari ayhmu. Percayalah num, sampai kapanpun kamu akan selalu menjadi Hanumku menjadi nona bagi Abimanyu, sejauh manapun kaki melangkah jika tuhan memang menginginkan kita bersama, maka waktu akan memberitrahu kita kemana jalan untuk kembali”

Genggaman Dewa pun lepas, bayanganya berlalu. Arumi masih diam menatap kepergian abimanyu nya  hingga malam merenggut keindahan senja sekaligus kebahagiaan Arumi. Setelah kejadian itu, ayah Arumi tidak tinggal diam. Ia bahagia bukan kepalang, mulai mencarikan jodoh dari berbagai kalangan. Dan Arumi selalu menolak dengan berbagai alasan.

Arumi menghubungi Utul untuk menanyakan Dewa. Sayangnya, tentang Dewa semuanya bungkam. Bahkan ibu dewa pun hanya terdiam.  1 tahun 2 tahun akhirnya arumi pun menyerah.

***

Hari ini Arumi akan manikah dengan lelaki pilihan ayahnya, Dimas Danuarja. Bahkan, hati kecilnya berkata jika hari ini Dewa kembali, Arumi siap meninggalkan acara pernikahanya. Sangat ironi memang...

Akan tetapi, rupanya takdir menginginkan hal lain. Acara ijab qobul telah usai, waktu nya para tamu memberi ucapan selamat pada sang pengantin. Hingga tiba tiba Dewa Abimanyu terselip antara tamu tamu yang lain. Arumi menangis tiada henti

Dewa abimanyu hanya tersenyum,

“jangan menangis num, mulai lah hidupmu yang baru dengan penuh kebahagiaan. Doaku akan selalu menyertaimu.”


Lagi, Dewa Abimanyu berlalu pergi.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.