https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
Flash Back
Ruangan putih dengan beberapa alat yang ada didalamnya menjadi saksi bisu atas
kepergian seorang gadis yang kini terbaring tak bernyawa di atas brangkar.
Isak memilukan terdengar. Rasa penyesalan berkumpul di hatinya. Seandainya dulu ia
menghargai gadis itu, semua ini tak akan terjadi.
~Flashback onn~
“Jangan pernah muncul di hadapan gue lagi! lo ngerti kan?” Bentak Satria.
Gadis itu tersenyum getir sambil menatap minuman coffee nya yang terbuang di lantai.
Gelak tawa memenuhi seisi kantin. Ia mengangkat kepalanya yang tertunduk, lalu menatap lekat
wajah Satria.
“Kalau Satria gak mau nerima pemberian salsa gak apa-apa! ini semua bakalan jadi yang
terakhir antara kita!” Ucap salsa parau.
“Salsa pikir... Satria bakal mau nerima Salsa kembali jadi sahabat Satria! Ternyata semua
salah! Salsa ke luar negeri, karena sebuah alasan! Salsa gak bermaksud ninggalin Satria! Apalagi
memutuskan persahabatan itu! Sambungnya.
“Itu semua alasan lo saja! Gue gak akan percaya kali ini!” Ucap Satria.
Kakinya tergerak berniat melangkah, langkahnya terhenti, tangannya dicekal, ia menoleh.
“Please kali ini saja.” Ucapnya pelan.
Raka menghembuskan nafasnya kasar, ia sudah berjanji ke Salsa untuk tak ikut campur
dalam masalahnya.
Satria memutar bola matanya malas, ia menepis tangan Salsa kasar. Membuat Salsa kini
terjatuh dengan tangan yang tergores akibat terkena meja kantin.
“Gue gak butuh lo! Lo itu cuma benalu di kehidupan gue! Seandainya Tuhan
mengabulkan permintaan gue, gue berharap lu pergi dari kehidupan gue! Bentaknya.
‘Degh’
Ia terdiam, mulut Salsa kini membungkam. Bulir bening mendadak jatuh dari pelupuk
matanya.
“Satria yaa....”
“Yakin!” Potong Satria membentak.
Mulut Adit ternganga. Kemarahan Satria ternyata berada di puncaknya.
“Maafin Salsa ya! Salsa janji bakalan pergi... Salsa janji gak bakalan gangguin Satria kali
ini! Salsa minta maaf buat semuanya! Kedatangan Salsa ternyata cuma buat kalian terluka!
Maaf ! Ucapnya parau.
Salsa berdiri lalu mengusap air matanya yang jatuh di pipinya kasar. Ia berjalan pergi
meninggalkan kantin dan semuanya.
Raka berjalan mendekati Satria yang menatap punggung Salsa khawatir.
“Gue tahu lu nggak bermaksud ngomong kayak tadi! Tapi omonganmu kelewatan batas
sat!” Ujar Raka.
“Udah! besok juga dia bakalan kesini! Ayo cabut! Ucap Satria lalu pergi. Raka menghela
nafasnya gusar, lalu ikut menyusul Satria Bersama Adit.
............................................................................................................................................................
.
Dua hari sudah salsa tak hadir di kelasnya. Raka menggelengkan kepalanya pelan melihat
Satria yang berjalan mondar-mandir di koridor kelas.
“Pusing kepala gue ngelihat lo jalan kayak gini! Lo kenapa sih? Apa karena Salsa?”
Celetuk adit. Satria tak mengubris.
“Mendingan kita ke RS Sentosa! Gue khawatir sama si Salsa!” Ucap Raka. Satria
menoleh “Jangan tanya dulu! Mendingan kita langsung ke sana!” Sambungnya. Satria
mengangguk.
........................................................................................................................................................................
..................
Tangan Satria gemetar menerima sodoran secarik kertas yang dilipat. Perlahan tangannya
membuka lipatan tersebut.
Dear Satria.
Maaf sebelumnya, Salsa gak bermaksud membohongi Satria. Hanya saja Salsa gak mau
air mata Satria jatuh setelah mengetahui semuanya.
Salsa pergi selama 6 tahun ini karena Salsa harus ke luar negeri untuk mengobati sakit
yang Salsa alami.
Awal Salsa pergi, karena semuanya memburuk! Penyakit Salsa sudah berada di tahap
akhir! Dokter bilang kalau Salsa hanya masih bisa bertahan selama satu minggu ini! Salsa pulang
ke Indonesia karena ingin memperbaiki semuanya!
Ternyata.... Kehadiran Salsa bikin luka yang Satria rasakan terbuka! Maaf ya! Oh iya!
Kalau Satria nerima kertas ini dari mama, itu berarti Salsa udah ketemu sama Tuhan! Makasih
untuk semuanya.
Cklekk.....
Mata Satria seketika berembun. Sejurus kemudian bulir bening jatuh tanpa diminta.
Gadisnya kini terbaring tak bernyawa di atas brankar. Dua orang suster perlahan mencabut
beberapa alat dari tubuh gadisnya.
~Flash back off~
Langit terlihat berawanan. Beberapa orang kini mulai pergi meninggalkan pemakaman.
“Gue ngertii... Maaf karena gue gak ngasih tau lo yang sebenarnya!” Ujar Raka. Satria
mengangguk pelan sambil menatap batu nisan Salsa sendu.
“Hmm.. kita pulang yuk! Hari udah mendung ini.” Ucap Adit.
‘Huuftt... kita gak pingin lo yang pergi setelah ini sat! Kita pulang ya...” Sambungnya.
Satria mengangguk. Mereka berdiri, lalu melangkahkan kaki meninggalkan pemakaman. Sekilas
ia menoleh...
“Gue bakal nyesel lo Salsa!” Gumamnya pelan. Lalu kembali mengarahkan
pandangannya kedepan.
“Biarlah semua berjalan mengikuti alurnya, karena sebuah cerita ditentukan oleh sang pencipta.”"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.