KEHIDUPAN ITU - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "KEHIDUPAN ITU


Kehidupan itu permainan...

Terkadang susah dan terkadang mudah

Bagaikan roda yang tak selalu berada di bawah

Ada masa bertindak, ada pula untuk berfikir

Bagaikan air yang tak selamanya mengalir


Kehidupan itu jebakan...

Yang menang tidak selalu senang

Yang kalah belum tentu ia marah

Tebakan tak berarti kenyataan

Prasangka bisa saja menjadi luka


Kehidupan itu rahasia...

Dibalik fajar, bagaskara segera memancar

Dibalik senja, sang purnama bergegas bersinar

Hal yang wajar bisa kapan saja pudar

Hal yang sirna, mungkin masih menitip kabar


KERTAS SAJA


Tak ada yang lebih pasrah

Selain kertas yang telah basah

Keringpun tak seperti semula

Basahpun akan lebur hancur tak terkira


Tak ada yang lebih berjasa

Dibanding kertas yang tertetes tinta

Menampung segala cerita

Menuntun jalan menuju cita cita


Tak ada yang lebih indah

Daripada kertas yang terukir warna

Tergambar berbagai sejarah

Terlukis rasa dan suasana


Tak ada yang lebih terima

Selain kertas yang berlumuran angka

Yang dirobek saat tuan lupa

Diremas remas ketika putus asa


RUMAH ABADI


Nafas sudah tak berhembus

Urat nadi pun sudah putus

Raga sudah berhenti rakus

Barulah manusia mampus


Selamat datang di rumah

Berdinding, beralas, dan beratap tanah

Tidak ada lentera yang cerah

Buntu tanpa tau arah


Ditempat inilah kamu membusuk

Sendirian tanpa ada yang menjenguk

Bersahabat dengan amal budi

Tak berwujud tapi terwujud


Hingga tiba negeri akhirat

Kau kan melintasi titian shirat

Tak dengan kaki tapi shalat

Langgeng sampai di penghujung nikmat


Terbayar lunas akal budimu

Terbayar lunas susah payahmu

Abadi tak akan mati lagi

Hanya nikmat yang didapati


HILANG INGATAN


Tak ingatkah kau dengan diriku?

Manusia yang pernah mengisi kekosongan harimu

Manusia yang selalu menyairkan doa untukmu

Manusia yang membuatmu sadar dengan hal kecil itu


Kian lama aku telah menunggu,

Kedatangan yang tak mungkin bertemu

Kabar yang tak akan pernah memuaskan hatiku

Cinta yang nyatanya semu dan palsu


Semakin hari aku merasa semakin bodoh

Ku dirikan cinta semu hingga kokoh

Ku bangun perasaan yang ditakdirkan roboh

Diriku yang memang tak senonoh


Memilikimu hanyalah sebuah ilusi

Berkisah denganmu hanya sebatas imajinasi

Kini saatnya kubutakan matahari

Agar tak lagi menyinari jendela memori


SEMPURNA


Dunia penuh dengan seorang jutawan

Diatas tahta kesempurnaan

Harta dunia menjadi incaran

Tapi hidupnya masih tidak karuan


Percuma kau punya mata nan indah menawan

Tapi hanya kau gunakan melihat kemaksiatan

Tanpa melihat kebesaran tuhan

Pasti jauh lebih baik jika kau buta kawan


Telingamu memang indah

Tapi fungsinya mendengarkan ghibah

Tak mau mendengarkan nasehat dan amanah

Jika kau tuli pun tidak masalah


Bibirmu memang cantik

Akan tetapi perkataanmu munafik

Gemar menghina kekurangan fisik

Seharusnya kau bisu sahaja dik


Fisik sehat tapi jiwa gila

Terpasang alat namun rusak tidak berguna

Faktanya mulia tapi nyatanya hina

Terlahir kaya tapi tak ada manfaatnya


Kesempurnaan bukan tentang punya segalanya

Gunakan yang kau miliki sesuai fungsinya

Jangan hanya menganggur sahaja

Tak ada gunanya pasti sengsara"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.