https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
KEHANCURAN FISIK DAN MENTAL
Goncangan Kembali menyapa negri ini
Sayupan badai turut mengancam dunia
Haiti telah berduka
Negri ini hancur
Gempa bumi meranggut keluarga kami
Anak-anak kehilangan ibunya
Rumah kami lenyap diratakan bumi
Tiada lagi tempat untuk berteduh
Tubuh kami terluka
Hati kami tergores
Ya Tuhan ….
Apa yang harus kami lakukan
Semuanya telah musnah
Ribuan korban terbaring lemah disini
Kami kelaparan
Tak ada setetes pun air mengalir di tenggorokan kami
Ya Tuhan ….
Hadirkanlah sesosok malaikat kepada kami
Untuk mengukir Kembali senyuman yang telah pudar ini
Berikanlah kesembuhan dalam diri kami
Ya Tuhan ….
Malaikat itu belum menyelesaikan tugasnya
Tapi mengapa mereka mengambil ia dari kami
Harapan kami untuk kembali bangkit sia-sia
Penyembuh itu telah direbut oleh mereka
Mereka menambah luka di hati kami
Ya Tuhan ….
Negri kami sedang sakit
Sembuhkanlah ia dari penderitaannnya
Agar kami bisa kembali melangkah tanpa tersakiti
LINTASAN KEBENARAN
Lintasan Kebenaran
Sang kejora kembali mengukir senyumnya
Langit pun turut menjadi saksi
Kegelapan malam nan sunyi
Ia telah pergi mengakhiri semua kedurhakaan
Diiringi sang rembulan yang memberi arah tujuan
Ia terus mencari cahaya penerangan
Hingga kunang-kunang ikut menemaninya
Mengarungi lautan yang jauh nan dalam
Lelah?
Iya, tapi hatinya enggan untuk Kembali
Alam pun berbisik tuk menolak
Tujuannya jauh disana
Ia tetap teguh melangkah pada lintasan kebenaran
Hingga daratan yang indah dalam genggamannya
Semburat cahaya berkilau jauh diujung sana
Ia berhasil menemukan rumah baru
Di suatu tempat penuh kedamaian
Sang surya turut menyambut kedatangannya
Ia harus bertahan
Karena ia tak pantas untuk Kembali
BUKTI NYATA
Mentari kembali menyapa fajar
Menyaksikan seorang pemuda
Yang berlelah-lelah memerjuangkan tanggu amanah
Peluh keringat terus mengucur dibadannya
Cercaan-cercaan mengiris hatinya
Siksaan pun turut mengancam tubuhnya
Baginya semua itu bukanlah masalah
Tak ada kata mundur yang terbesit dalam benaknya
Walau badai terus menerjang
Lika-liku rintangan harus ia selesaikan
Al-balad telah menjadi saksi bisu perjuangannya
Kehadirannya menyempurnakan agama sang Ilahi
Menuntun mereka menelusuri arus
Tuk bertemu sang kekasih Rabbnya
Ia menanamkan semburat kedamaian
Hingga mereka mengiringnya ikut bersama
Menuju kota Al- munawarah
Dan Muharram menjadi bukti adanya hari itu
- NISWATUL KHAIRA -
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.