Jendela - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Jendela

Karya : Ahmad Ali


Kubuka setengah jendela

Tampak binar matahari menyorot wajahku

Bisik-bisik angin lirih, samar

Aroma jagung berlarian di hidungku


Kucoba keluar dari jendela

Burung gereja pun terdiam

Dersik angin semakin melengking

Seraya mendung datang. Hujan pun menderai 

Di atas kepalaku. Syair-syair pohon terdengar

Temaram. Kutulis syair pohon dan kujadikan 

Puisi sederhana tentang mereka.


Tulungagung, 22 Oktober 2021



Musim Teman

Karya: Ahmad Ali


Musim teman ...

Nongkrong sana nongkrong sini

Bersama tertawa haha hihi ...

Menghabiskan kopi,membelah malam sepi

Menjadi hal nyaman selain rumah


Hahaha ... Musim teman

Trengginas kata mulut manismu

Beda orang beda omongan

Galah lancip dan suapan manja pusakamu

Tiba-tiba datang seperti kucing lapar


Hahaha ... Musim teman telah berlalu

Hanya yang terkuatlah yang mampu bertahan

Kunanti musim teman berikutnya

Harap ada kata sapa di setiap sepi

bukan dingin hati.


Tulungagung, 22 Oktober 2021



Kemarin dan kemarin

Karya: Ahmad Ali


Kemarin, kita duduk di teras

Terjaga saat sepi dan dinginnya malam

Kopi pahit terasa manis saat diaduk dengan tawa

Nyanyian sumbang momok bagi gelap malam


Tapi, kenapa kini kau pergi?

Mengapa selalu waktu yang 

merampas tawa dan mengubah menjadi air mata?

Teras yang dulu sempit sekarang lengang

Tiada lagi gelak tawa dari sudut kiri

dan tiada lagi cerita mimpi


Kemarin, kita membuat kisah

tentang dua insan yang merajut kasih

Menabung rindu dan memecah sendu

Dan waktu yang akan menjadi penghulu


Tapi kenyataannya itu fana

Semua berlalu dan menyatu dengan luka

Biarlah menjadi hal pahit yang diberikan masa lalu

Aku hanya bisa berlindung di balik

dinding kenangan yan terkikis luka


Waktu memang fana, dan jangan terjebaknya

Kemarin dan kemarin yang berbeda

Pada waktunya sahabat dan kekasih akan pergi

Entah menjemput keinginannya

ataukah dijemput keinginan waktu


Tulungagung, 7 November 2021

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.