https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Hujan di bulan November
Semilir angin berdesir di angkasa
Membuka jiwa;
Menepikan rasa luka
Yang kian menguras air mata
Langit cerah seakan memberikan harapan indah
Membahagiakan insan yang terluka
Menepis ribuan jiwa;
Yang tergeletak dalam alam sesat merana
Akan tetapi
Langit mulai mendung
Memberi isyarat
Kepada insan yang merana
Meraka semua bertanya-tanya;
Kenapa langit yang mendung,
Tetapi hati yang kebasahan?
Kenapa di depan teras yang hujan,
Tetapi pipi yang kebanjiran?
Kenapa?
Mereka,
Saling bertanya-tanya
Kepada diri mereka sendiri
Namun;
Meraka tak dapat menemukan jawabannya
Hujan di bulan November
Membasahi hati
Membanjiri kulit pipi
Menggenangi ruang sadar;
Dengan semua kenangan.
Kecintaan yang melekat
Langit sore yang ku tatap
Semoga hati menetap pada engkau yang ku harap
Sebuah kisah dan tekat yang kuat untuk hati yang melekat
Tuhan dia yang ku harapkan pada mu yang menciptakan kecintaan yg melekat
Hati masih menyebut namamu yang ku rindu
Kegelisahan yang tak menentu saat ku mendengar kabar duka darimu
Dik semoga tuhan memberikan kesehatan bagimu
Semoga tuhan memberkahi umurmu
Tak kuasa menahan kerinduan dalam hati
Tak faham akan Kecintaanku ini
Ku mencoba menulis isi hati dalam selembar kertas putih ini
Namamu yang ku ukir indah di hati...
Semoga tuhan menyatukan kembali
Pada hamba yang mencintai tanpa alasan lagi
Coretan ini semoga tersampaikan kepadamu yang ku cintai sepenuh hati
Ku tetap menanti mungkin sampai ajal menemui
Karena kecintaan yang ku miliki tak bisa di definisikan lagi.
Manusia Yang Berdosa
Mengapa air mata ini menetes ketika ku merindu?
Ketika ingin memadu kasih bersamamu
Rasa kecintaan yang tak mampu ku bendung tuk bersamamu
Rasa yang meracuni fikiran dan asa
Namun lagi lagi engkau terluka
Karena perjodohan oleh orang tua
Ku hanya pendosa yang mengharapkan engkau yang begitu sempurna
Apakah ku harus melepaskannya?
Atau hanya sekedar ujian dari sang pencipta
Jika memang benar ini hanya ujian dari sang maha kuasa
Sabarkanlah hamba yang mencintainya tanpa alasan yang nyata
Tuhan menciptakan rasa dan asa yg buta akan semuanya
Biarkan Tuhan yg mempertemukan antara kita
Ntah apakah bisa bersama
Atau harus merelakan dirinya
Ku hanya pendosa yg mengharapkan engkau yang begitu sempurna
Bergema suara takbir di angkasa
Selembut bayu meresap ke dalam jiwa
Adzan subuh bergema
Seketika hati hanya terpaut padaNya
Tak perlu banyak Tanya laksanakan perintahnya
Aku hanya manusia biasa yang jauh dari kata sempurna
Aku hanya manusia biasa yang telah berlumur dengan dosa yang tiada terkira
Sungguh malu tiada tara, mengemis-ngemis padaNya
Sedangkan diri berbalut dosa, karena sering melupakaNya
Mohon ampun atas segala dosa hingga usia ini menyapa
Dan sungguh kesyukuran yang tiada tara atas nikmat yang tak terhingga
Dari sang maha pencipta
Biarlah mata terjaga dalam sujud menangis meminta pengampunan
Atas dosa yang tiada tara.
Sungguh takkan sanggup memikul siksaNya.
Ya Allah, kamu tahu kuasa-Mu tiada tara, maafkan kami para umat-mu,
Yang banyak penuh dosa.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.