https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
"HILANG RASA
Karya : Ratih Nadia
Ini kisahku….
Tentang hadirnya sosok yang menghapus luka.
Tentang angan yang terjebak pada indahnya fatamorgana.
Tentang sebuah kenyataan yang membekukan pikiran.
Hingga ujung yang memihak pada keikhlasan.
****************
Pagi ini hujan turun deras sekali. Beberapa pasang sepatu terdengar melampiaskan kekesalan hati dengan mengentak-entakkan kaki. Pemakainya tampak berlari menuju kelas dengan penuh antusias. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai. Ibu guru tampak masuk ke dalam kelas dan menyapa semua murid. Kemudian seperti biasa, tugas mulai diberikan tetapi berbeda untuk kali ini. Murid harus menyelesaikan tugas tanpa dampingannya karena akan diadakan rapat guru pada hari ini. Hingga semua murid tampak kegirangan dan aku tetap dengan raut muka seperti biasa.
Aku menghela napas panjang. Merasakan sejuknya angin pagi dan dingin yang menyergap ujung jari. Seketika hati ini merasakan hingga pikiranku mengingatkan tentang seseorang yang memberiku luka pada derasnya hujan. Dengan cepat, aku segera menggelengkan kepala pertanda tak ingin mengingatnya. Ku coba mengalihkan pandangan, ternyata ada yang diam-diam memperhatikan. Ya, dia adalah Rey yang sudah beberapa hari mengamatiku menurut investigasi Merry, temanku. Tapi aku hanya diam seolah tak mau tahu. Namun semakin hari sorot mata Rey semakin membuatku terpana. Pipiku selalu merona kala ia memandangiku. Sikapnya seolah menuntutku tuk membuka harapan. Merry juga mengatakan kalau aku harus mulai membuka pintu hati lagi. Membukanya untuk Rey yang katanya menjadi pengagumku. Merry meyakinkanku kalau Rey bisa membantuku menghapus memori kelamku. Walau aku masih trauma tentang cinta, tapi apa salahnya mencoba, demi bahagia. Kemudian aku dan Rey menjadi teman dekat. Kami sering bersama, tapi aku tak tahu apakah Rey ada rasa? Sikapnya memang manis tuk dirasa. Tapi entah mengapa diri ini tetap menanti ucapan cinta darinya. Namun setidaknya Merry benar, Rey memang bisa mengobati perlahan luka batinku hingga menghilang. Hari-hari bersamanya memang indah, walau tak seindah drama korea. Ya minimal cukup jadi kenangan manis di masa putih abu-abuku.
Hari ini bukan kali pertama aku jalan berdua dengannya. Tapi hari ini berbeda karena kata istimewa yang sudah lama ku tunggu kini keluar dari mulutnya. Akhirnya Rey mengatakan, aku adalah Wanita paling istimewa yang ia kenal. Rey juga berjanji akan memberi apapun yang aku minta asalkan aku berjanji akan terus berada di sampingnya dalam keadaan apapun. Aku pun mengangguk dan tentu sangat bahagia. Kemudian ia mengajakku masuk ke toko baju di lantai 9 mall. Ia mau membeli baju untuk kita berdua karena besok Rey akan mengajakku ke pesta ulang tahun sepupunya. Setelah selesai membeli baju, kami menuju food court dan dengan lahapnya memakan habis semua makanan hingga tersadar bahwa hari sudah larut malam. Akhirnya, Rey segera mengantarkanku pulang karena besok harus dating ke pesta ulang tahun sepupunya.
Drrttt… Drrttt…
“Ah ternyata sudah pagi. Wah ternyata Rey yang membuat ponselku bergetar dengan nyaringnya.” Kataku saat menatap layer ponsel sembari menghempaskan selimut. Aku segera bersiap karena sebentar lagi Rey akan menungguku di depan pagar tentunya. Mama dan papaku memang tidak memperbolehkanku terlalu dekat dengan laki – laki sebelum pada waktunya. Setelah selesai bersiap, aku segera turun dan keluar rumah untuk menunggunya. Tak lama kemudian Rey dating dengan khas suara klakson mobilnya. Sepanjang perjalanan, kami hanya asyik membahas tingkah aneh dari teman – teman di sekolah hingga tak terasa sudah sampai di tempat tujuan. Dengan segera, kami turun dari mobil dan Rey menggapai tanganku untuk menggandengnya. Ketika kita sedang asyik menikmati hidangan, tiba – tiba Rey menunjuk seorang gadis cantik. Katanya sudah lama ia mengaguminya dan hari ini berencana untuk menembaknya. Seketika diriku serasa bak tersambar petir di siang hari, aku tak percaya ternyata Rey tidak benar – benar ingin bersamaku sampai akhir waktu. Aku hanya bisa terdiam dan yang ku ingat Rey pamit untuk mendekati gadis itu dan menyuruhku menunggunya di meja tamu. Aku segera duduk dan menahan rasa sesak sesekali mengusap air mata hingga Rey menepuk pundakku dan memperkenalkan Wanita itu kepadaku. Ia berkata, “Kenalin ini Aura, mulai sekarang kita tambah member nih karena Aura bakalan ikut kita main.” Mendengar hal itu, aku bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Aura juga meminta setelah acara selesai, ia mau mengajak kami ke café baru di sebelah tempat pesta dan Rey pun mengangguk. Setelah acara selesai, kami pun segera pergi ke café itu. Ternyata apa yang aku duga memang terjadi. Aura tampak menggantikan posisiku dan aku tampak asing bagi Rey. Bahkan, Rey lebih memperhatikan Aura daripada aku. Tak lama kemudian, Aura beranjak ke toilet dan Rey segera berkata sesuatu kepadaku. Rey berkata, “Sekarang aku sudah dekat dengan Aura. Kalau besok kita jadian, kamu tetep bisa keluar bareng kita kok. Jadi jangan pernah mikir kalau aku ninggalin kamu ya. Kamu tetep boleh minta apapun yang kamu mau tapi janji ya harus temanin aku terus. Tenang, posisimu nggak akan keganti kok.” Ketika aku ingin menjawabnya tiba – tiba Aura datang dan meminta untuk segera mengantar pulang karena mamanya masuk UGD. Mendengar hal itu, Rey segera mengantarkan Aura dan menyuruhku untuk pulang dengan taksi karena ia ingin melihat kondisi mama Aura. Aku segera mengiyakan tanpa berkata apapun lagi. Dengan segera, aku memesan taksi dan masuk ke dalam taksi dengan rasa kecewa.
Sesampainya di rumah, aku merasa bahwa hubungan ini sudah tidak mungkin lagi dipertahankan. Bagaimana mungkin menjalin hubungan dengan laki – laki yang mencintai dua wanita sekaligus. Kini, aku sangat membencinya tapi aku juga tidak mampu jika harus pergi darinya. Lalu telah ku putuskan, mungkin menghilang darinya hingga membiarkan ia bahagia bersama wanita barunya adalah keputusan yang terbaik untuk kita berdua. Aku akan berusaha tuk berkelana menghempaskan diri terbalut luka dan menenggelamkan rasa yang pernah ada. Walau aku tak mengerti akhir kisah ini tapi yang harus ku lakukan hanyalah mengikhlaskan agar penderitaan tidak lagi ku dapatkan."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.