Hadiah Untuk Sang Kakak - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Hadiah Untuk Sang Kakak

Karya: Shofia Rahmani Zharifa 


Hai namaku Keenandra Mahawira, aku mempunyai seorang saudara kembar bernama Keandra Mahawira. Aku adalah anak bungsu dikarenakan Keandra yang lahir 7 menit lebih awal sebelum aku. Sama seperti saudara pada umumnya, kami juga sering bertengkar karena hal-hal sepele, namun dengan cara inilah kami menunjukkan rasa sayang kami terhadap masing-masing. Aku bisa dibilang anak yang lumayan pendiam, sedangkan Keandra adalah anak yang sangat ceria mirip seperti Ayah.


Hari ini, tepatnya tanggal 5 Oktober adalah hari kelahiranku dan Keandra. Keandra pernah bilang sedari lama, kalau dia sangat menginginkan sepatu voli dengan merk Mizuno. Setelah mendengar hal tersebut, aku pun berinisiatif menabung untuk membelikan sepatu tersebut sebagai hadiah ulang tahun untuknya, hari demi hari aku menabung hingga semua uang itu akhirnya terkumpul tepat di hari kelahiran kami. Dengan segera aku mandi lalu bersiap-siap untuk pergi ke Sports Stasions.


“Bun, Keenan pamit pergi dulu ya” ujarku seraya mencium tangan Bunda.

“Mau ke mana kamu? tumben pagi-pagi begini sudah rapi” tanya Bunda terheran-heran.

“Sarapan dulu baru boleh berangkat” sambungnya.

“Keenan kan kemarin sudah bilang bun, lagipula hanya sebentar kok bun, sarapannya sehabis pulang saja ya” rayuku pada Bunda.

“Hah yasudah tapi ingat jangan lama-lama, kita juga kan hari ini akan pergi ke tempat Keandra seperti biasa” ingat Bunda.

“Siap bun, Keenan pergi dulu ya” ujarku seraya mengambil helm dan kunci motor.

“Hati-hati di jalan ya sayang” kata Bunda.

“Siap bun” jawabku sambil menaiki motor.


Setelah pamit pada Bunda, aku pun lantas pergi ke Sports Stations yang ada di Mall dekat rumahku dengan mengendarai motor. Sepanjang perjalanan aku melihat banyaknya anak kecil yang sedang bermain layang-layang, hal itu seakan mengingatkanku pada masa kecilku bersama Keandra. Tak lama kemudian aku pun sampai di Mall tersebut, lalu segera memarkirkan motorku di tempat parkir. Aku pun lantas masuk ke dalam Mall tersebut dan berkeliling mencari Sports Stations. Setelah menemukannya, aku pun segera masuk ke dalam Sports Stations.


“Selamat datang di Sports Stations, ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai disana seraya menyambut kedatanganku.

“Permisi mbak, mau tanya untuk rak sepatu voli dengan merk Mizuno ada di sebelah mana ya?” tanyaku pada pegawai tersebut.

“Untuk rak sepatu voli dengan merk Mizuno ada di sebelah sana mas, mari saya antar” jawab pegawai tersebut.


Aku pun mengikuti pegawai tersebut menuju rak sepatu voli Mizuno. Sambil melirik-lirik aku tidak sengaja melihat seorang kakak yang tengah kebingungan mencari sepatu yang cocok untuk adiknya, aku pun tertawa kecil melihatnya, karena tingkahnya yang benar-benar mirip dengan Keandra. Tidak lama kemudian aku dan pegawai tersebut sampai ke tempat rak sepatu voli Mizuno. Tanpa berlama-lama aku pun langsung membeli sepatu tersebut lalu pulang menuju rumah.


Sesampainya dirumah, aku pun langsung bergegas membungkus sepatu tersebut dengan kertas kado yang sudah aku beli di jauh-jauh hari. Setelah selesai aku pun lantas mengganti bajuku, lalu turun ke bawah untuk menikmati sarapan yang telah Bunda siapkan tadi pagi. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB, aku pun dengan segera menghampiri ibuku untuk pergi ke tempat Keandra. Hadiah yang sudah kubeli dan kubungkus dengan kertas kado kumasukkan kedalam tas. Setelah semua siap kami berdua pun segera berangkat ke tempat Keandra berada.


Saat ini, aku dan Bunda sedang berada di tempat Keandra yaitu di Rumah Sakit. Selama ini Keandra selalu terbaring lemah di Rumah Sakit dikarenakan penyakit jantungnya yang kian memburuk setiap harinya. Awal mula kambuhnya penyakit jantung Keandra yaitu pada saat kami sekeluarga menerima kabar kecelakaan pesawat yang dinaiki oleh Ayah sepulang dari pekerjaannya di London 2 tahun yang lalu. Saat itu pula penyakit jantung yang sudah diderita Keandra sedari lama mulai kambuh kembali, hingga Keandra harus dilarikan ke Rumah Sakit, hari demi hari aku dan Bunda terus menemaninya di Rumah Sakit, kita saling berganti jadwal, kadang teman-temanku dan Keandra berdatangan untuk menjenguknya juga menghiburnya agar cepat baikan. Kami selalu berdoa setiap harinya, berharap Keandra cepat sembuh dari penyakit jantungnya itu dan bisa kembali melakukan aktivitas bersama-sama lagi. Jujur saja, aku sangat rindu dengan masa-masa keluarga kami masih lengkap dan bisa bercanda gurau bersama tiap hari. Kembali ke masa kini, dengan berat hati aku membuka pintu ruangan tempat Keandra dirawat, enggan menerima fakta jika kondisi Keandra kini semakin memburuk. Namun aku berusaha untuk tetap tersenyum, karena hari ini adalah hari kelahiran kami. Tanpa basa-basi aku memberikan sepatu tersebut kepadanya, berharap dengan pemberian tersebut Keandra bisa bahagia dan cepat sembuh seperti semula. Saat dia membuka hadiah yang kuberikan tersebut mukanya terlihat sangat gembira, seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan oleh orang tuanya, tapi syukurlah kalau dia senang dengan hadiah pemberianku itu. Tak lupa juga dia mengucapkan terimakasih kepadaku karena telah membelikan sepatu yang sangat dia inginkan sedari lama itu. Namun tak disangka-sangka setelah aku memberikan hadiah tersebut, mendadak kondisinya semakin melemah, nafasnya tersenggal-senggal, aku dan Bunda panik dengan segera Bunda berlari memanggil dokter untuk mengontol Keandra, 


“Keenan tolong dengarkan aku sebentar, jangan berbicara sepatah kata pun!” perintah Keandra padaku, “Sepertinya waktuku di dunia ini akan habis sebentar lagi, terimakasih sudah mau menerima kakak sepertiku, maaf jika aku hanya menjadi beban bagi kalian semua, maaf juga aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, terimakasih juga untuk Bunda yang sudah mau membesarkan dan merawat anak yang sakit-sakitan sepertiku, terimakasih untuk segalanya, aku sayang kalian semua, tolong jaga Bunda ya Keenan” sambung Keandra sebelum akhirnya menutup matanya.


Brak, suara pintu ruangan Keandra terbuka menampilkan Bunda, Dokter dan juga beberapa Suster, namun sudah terlambat Keandra sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia sudah pergi ke sisi Yang Maha Kuasa.


                                                                 SELESAI

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.