Gadis dalam mimpi - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Gadis dalam mimpi

~by Starlia


Lagi - lagi aku memimpikan dia, seorang gadis yang tidak kuketahui nama nya, wajah nya terlihat samar - samar namun jelas, sulit untuk ku deskripsikan.


Sudah beberapa kali aku memimpikan nya dalam tidurku, dia memang tidak mengganggu tidurku, bayang - banyang nya cukup mengganggu keseharianku dikala bekerja ataupun melakukan aktivitas sehari - hari.



Banyak pertanyaan yang ada dalam benakku, siapa gadis yang bisa dibilang berparas cantik itu? Mengapa ia selalu muncul dalam mimpiku? 


Iya menggunakan gaun berwarna biru malam yang anggun, rambut nya yang cukup panjang tergerai bebas berwarna hitam pekat selebihnya aku tidak bisa mendkripsikan nya lagi, semakin memikirkannya semakin membuatku lelah.



***



Iravan adalah nama yang diberikan kedua orang tuaku 23 tahun yang lalu, aku karyawan disebuah klinik, klinik itu diserahkan padaku karena sang pemilik sedang pergi keluar kota bersama keluarganya.




***



""Ravan gua duluan ya"" sahut temanku sesama karyawan diklinik ini, kebetulan karyawan disini hanya kami berdua.


""Ya"" jawabku simpel


Ia meninggalkanku yang masih harus membereskan beberapa hal, terlihat dari jendela yang cukup besar matahari mulai turun, warna biru langit berubah berwarna jingga kemerahan.




Ceklek


Aku mengunci pintu dan membalik kertas yang tergantung di pintu agar tulisan yang sebenarnya bertuliskan ""open"" menjadi ""close""



""Hmmm huffff"" aku menghela nafas, merasa lelah dengan hariku yang begini - begini saja.



Hari ini aku berencana mencari angin dan menglepaskan lelahku, aku menyalakan motor yang berada diparkiran, motor milikku tentunya.


Mulai menjalankan secara perlahan dijalan yang cukup sepi dengan langit sore yang kukenal adalah langit yang kaya akan warna yang menemani perjalananku



Seiring berjalan nya waktu langit berubah menjadi gelap, ketika matahari mulai tenggelam ada bulan yang menjadi penenam gelapnya malam, tepatnya bulan purnama tepat berada diatasku.



Aku menghentikan motorku disebuah danau alami yang sangat besar juga bersih tanpa cemaran sampah ditambah dengan beberapa bunga teratai yang terapung didanau, pantulan bulan dan bintang terbias didanau.


Beberapa orang juga menikmati pemandangan ini tanpa kebisingan, rasanya sangat damai untuk melapas rasa lelah yang ada pada diiriku.



Aku melangkah perlahan dijembatan kayu yang cukup besar ukuran nya, aku merasa seperti menendang sesuatu, aku melihat ke arah kakiku, benar saja aku menendang suatu benda


Dengan sedikit curiga Aku mengambil dan melihat - lihat, sudah jelas ini adalah sebuah dompet perempuan, dompet ini sangat cantik dan mempesona, warna merah maroon yang kuat dan beberapa hiasan yang mewah, sangat jelas dompet itu adalah dompet yang mahal.


Dengan niatan baik aku membuka isi dompet itu untuk mencari data diri dari sang pemilik, namun tidak ada satu pun data diri didalam dompet itu, tidak sengaja aku melihat kantung utama yang ada didompet, terlihat uang yang cukup banyak disana, aku memasukan dompet ini kedalam tas rangsel berwarna hitam yang sedari tadi kugendong dipundak.




""Bagaimana ini kamu merusak lukisan ini!!"" Bentak seorang pak tua penjual lukisan, membuatku menoleh kearah pusat suara itu.



""Maaf saya tidak sengaja pak, saya akan menggantinya namun entah mengapa dompetku menghilang"" ucap seorang gadis.


Melihat gadis itu aku merasa seperti tidak asing, angin ditempat ini membuat rambut nya yang tergerai bebas berterbangan, kulit nya berwarna putih susu dan cukup bersinar seperti sinar rembulan, tatapan mata nya tajam namun sedikit berlinang air mata karena takut, bibirnya mungil berwarna merah ceri, diantara itu ada hidung yang tercetak dengan sempurna diwajahnya.



Gaun biru malan yang tidak terlalu heboh yang ia kenakan saat ini sangat cocok untuk dirinya, walau diri ini tidak tau apa alasan gadis itu mengenakan gaun yang tidak cocok untuk ditempat seperti ini.



""Tolong beri aku waktu untuk mencari dompetku yang hilang, aku yakin hanya hilang disekitaran sini"" lirih gadis itu ketakutan.



Tunggu... dompet yang hilang? Apakah dompet ini miliknya?

Dengan berani aku menghampiri pertikaian yang sedang diperhatikan beberapa orang.



""Dompetmu hilang?"" Tanpa permisi aku menanyakan itu tertuju pada gadis yang sedang memasang raut wajah ketakutan itu.


""Ya"" lirih nya

""Bisa berikan ciri - ciri dompet itu?""

""Warna nya merah maroon"" ucapnya sambil menatapku penuh dengan harapan yang berbinar - binar.


""Ini?"" aku menyerahkan dompet yang kutemukan tadi kepada pemilik nya yang sebenarnya.


Ia merebut dompet yang ada digenggamanku dengan sedikit panik, lalu membayar ganti rugi yang harus ia bayar.


Pak tua itu sudah puas dengan uang ganti ruginya berhenti menggangu gadis itu, sekarang kami bertatapan sejenak.


""Namamu?"" Ucapku tanpa sadar

""Purnama"" jawab nya 

""Namaku Ravan, sampai bertemu lagi"" ucapku sambil membalikan badan dan meninggalkan gadis manis yang bernama purnama itu.





DEGGG





Tunggu dulu.. Dia jelas tidak terlihat asing bagiku, aku seperti pernah melihatnya disuatu tempat? Tapi dimana? Siapakah dia? Dan apa urusan nya denganku?



""Purnama!!"" Panggilku sambil  menoleh kebelakang namun Purnama  tidak terlihat lagi sudah ditelan kerumunan orang - orang yang ada.


Aku sadar ciri - ciri nya sangat persis, pantas saja aku merasa tak asing padanya, iya dia adalah gadis yang selama ini kucari.




***



Hari demi hari berlalu sejak bertemu dengan Purnama, dan sejak itu gadis yang selalu menghantui mimpiku kini sudah tidak ada lagi, sudah kuyakini Puranama adalah gadis yang selama ini menghantui mimpi - mimpiku dimalam hari.


Beberapa kali aku datang ke jembatan itu, dengan harapan bisa bertemu lagi dengan Purnama, namun ternyata sampai saat ini aku tidak dapat bertemu lagi dengan nya, namun harapanku tidak akan putus.



""Selagi kamu belum kembali, aku anggap bulan sebagai penggantinya""




Sampai bertemu lagi Purnama~




-starlia

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.