Di Bumi Tubuhmu - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Di Bumi Tubuhmu

Puisi MH. Dzulkarnain



Di bumi tubuhmu

Ikan-ikan lokan berdoa sambil berenang

Burung-burung bercericit sambil terbang

Mereka tak ada lelah bermanja pada Tuhan

Memulung segala bentuk kasih sayang

pada palung relung hatimu yang remang


Dari kutub rambut hingga kutub kakimu 

Aku merasakan suatu keajaiban

Yang bakal kekal dan dapat kupandang rindang

Dari kejauhan mata waktu yang mengeram dalam ranjang


Di dada khatulistiwamu pula

Nikmat hangat sorga terhampar di atas sajadah

Membujuk dan mengajakku beribadah serta berdoa

Agar tetap berumur bumi tubuhmu yang subur


Annuqayah, 2021



Rubaiat Kisah


/1/

Dari beberapa kata yang kupungut dari kasihmu

Hanya sebagian melekat pada tubuhku

Suara-suara mulai menggema di goa mimpi

Mencium para gadis dengan penuh rintih


/2/

Matahari yang kupinjam dari kedua matamu

Memberi tahu bahwa engkau adalah hari-hari mataku

Setiap kali kukecup kening lukamu

Di situlah aku menerima nikmat dari Tuhanmu


/3/

Awan yang kupinta dari panas kepala

Mencoba untuk diam dari dendam seorang wanita

Anak-anak bernyanyi sambil memeluk angin

Hingga tak terasa sesuatu yang mereka ingin telah dingin


/4/

Mungkin saja aku telah meredam tawa luka dulu

Hingga aku tak lagi merasakan hangat pekat kopi ibu

Yang rajin berzikir dan berdoa di surau

Tempat dimana ia menunaikan ibadah galau


/5/

Oh… kapan lagi kita bermanja bersama hujan

Sepotong kata yang Tuhan turunkan di sepanjang jalan

Untuk kita puisikan di bawah payung kesunyian

Dan pada akhirnya kau dan aku dituntut untuk saling melupakan


Annuqayah, 2021



Kau, Aku dan Tuhan


Kau adalah awan

yang datang untuk pulang


Aku adalah hujan

yang pulang utuk datang


dan 

Tuhan adalah kehidupan

awal di mana kita datang

dan akhir di mana kita pulang


Annuqayah, 2021



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.