CORETAN SEMU - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "CORETAN SEMU* 

(by : wiwit wahyuni)


 Pernah ku temui ilusi semu ..

 Lalu ku hias sendiri tanpa ragu ..

Walau sempat runtuh, tapi bukan karena waktu..

Goresan halus mencoret sendu..


Hanya sesekali bercakap sunyi..

Sampai akhirnya saling sembunyi..

Kau yang memilih pergi..

Aku juga tak mau diam sendiri..


Memang, fantasi itu tak sampai terikat..

Mencoba merangkai namun terhalang tirakat..

Kita pernah ada di titik penat..

Berdiri seatap di ruang bersekat..










TAK PERNAH HILANG*

(by : wiwit wahyuni)


Ketika kenyataan membawa kepada suatu takdir..

Waktu berdenting memaksa kita di pangkal akhir..

Kertas usangpun berganti lembaran baru..

Menggulir cerita bagai sapuan debu..


Ibarat retaknya intan permata..

Membuangnya hanya akan menjadi penyesalan semata..

Karena indahnya tak akan pernah sirna..

Hasrat pun menuntun diri untuk menyimpannya..














Bersama dalam Diam*

(by : wiwit wahyuni)


Jarak tak pernah ada,

Jika tak pernah hadir sebuah rasa,

Khawatir akan hilangnya sebuah rasa percaya,

Tertanam dalam relung jiwa,


Jarak hanyalah garis semu,

Ketika rasa kita tak lagi berpadu,

Sematkan ikatan ini dalam kalbu,

Karena waktu tau kapan kita bertemu,


Mengenalmu adalah kebahagiaan,

Ketika hadirmu berikan kenyamanan,

Dentuman detik yang tak lagi ku hiraukan,

Walau dalam diam kebersamaan ini kurasakan,









Hanya Aku*

(by : wiwit wahyuni)



Helaan nafas ini..

Di malam sunyi..

Yang senyap tanpa bunyi..

Jiwa yang sendiri disini..


Menatap langit gelap..

Tak nampak bintang gemerlap..

Rembulan pun enggan ku tatap..

Hanya bisa diam meratap..


Hidupku dulu pernah ada di atas air..

Terombang ambing, diam, dan mengalir..

Tak tau harus menemui hilir..

Sampai suatu waktu aku di jurang hendak bergulir..


Ku rasakan dengan kuat arus di belakang..

Membawa keberanian untuk menerjang..

Hingga aku sampai di dasar jurang..

Ku tau aku harus memulai dengan tenang..






Coba Berkaca*

(by : wiwit wahyuni)


Tersudut aku

Kaku meronta

Luluh pilu

Tertunduk takluk

.....

Merintih pedih

Memandang lirih

Pada kenyataan yang mengintai

.....

Cukup mustahil

Ku dapati hasil

Aku nampak bagai dasar lautan

Mengharap bintang di atas awan"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.