https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
BAGIAN KEHIDUPAN
Lia Faezya
Awan seputih kapas mendadak
Menjadi gumpalan hitam yang bertahan
Sama halnya hatiku yang saat ini
Melalui masa yang dimana
Aku harus melewatinya dengan beban berat dalam hati
Kegundahan hati membuat ku termenung
Duduk di kursi depan gubuk
Air mata yang ku bendung tak tahan
Mulai membasahi pipi
Kegagalan yang tidak ku harapkan
Harus ku dapatkan
Suara gemuruh petir memekakkan telinga
Yang tidak mau kalah dengan suara hatiku
Ya Robbii......
Kuatkanlah hambamu yang dhoif ini
Dalam menghadapi ujian duniawi yang sementara ini
Ujian yang mungkin bisa meninggikan derajatku
Namun hanya terucap dalam hati
Belum sepenuhnya mengusahakan lebih lagi
Ini mungkin akibat perbuatan masa lalu
Yang tidak aku sadari
Bisa menyebabkan akibat yang parah
Masa kelam yang akan kubuat pelajaran hidup
Biarkan hati ini tenang sehari
Kalau pun tidak bisa sejam, sedetik dan semenit pun tak apa
Yang ku harapkan hanyalah kebahagiaan sederhana
Mungkin permintaan kecil
Tapi aku sangat ingin mendapatkannya
La Haula wa laa quwwata Illa billahil 'aliyyil 'aadziim....
Sepotong kalimat yang bisa membuat luka ku
Hilang sesaat dan terus menyelimuti
Dan ku yakinkan diriku untuk terus bangkit dari keterpurukan
Yang kuncinya hanya satu yaitu Istiqomah
KEBAHAGIAAN YANG SEDERHANA
Lia Faezya
Pagi yang biasanya cerah
Digantikan dengan awan mendung
Dengan setitik rinai air hujan
Yang turun bersamaan dengan kabut putih
Dari puncak gunung diseberang desa sana
Namun berlawanan dengan hatiku
Yang saat ini begitu bahagia
Bahagia yang tak bisa ku ungkapkan
Sampai-sampai air mata ini
Turun dengan derasnya
Yang tak bisa ku hentikan
Tak berhenti ku ucapkan
Rasa syukur yang keluar
Dari bibir ku yang menahan kedinginan
Berita bahagia yang kudapat
Ketika bangun dari tidur ku
Satu kalimat yang tertulis
Dan muncul di beranda handphone ku
Membuat ku senang kegirangan
Berita baik yang ku tunggu selama ini
Dan atas izin-Nya disampaikan hari ini
Ku bergegas keluar dari kamar ku
Dan ku hampiri ibu ku yang sedang bersimpuh
Di kegelapan tempat untuk menunaikan sembahyang subuh
Lalu aku mengambil air wudhu
Dan menunda untuk memberi tahunya
Ku dirikan sholat dua rakaat dengan penuh khusyuk
Ku tadahkan kedua tangan ku untuk mengucap rasa syukur
Kepada Dzat yang telah memberikan ku nikmati yang luar biasa
Tiba-tiba ibu menepuk pundak ku perlahan
Lalu ku sampaikan perlahan
Hingga ku tak bisa bendung air mata ini
Sambil ku peluk erat ibu
Alhamdulillah... Sebuah kata yang keluar dari bibir mungil nya
Semoga berita ini menjadi awal kemudahan
Untuk sebuah niat yang baik dari seorang lelaki yang ku pilih
LUKA YANG LARA
Lia Faezya
Dari kejauhan ku melihat
Sesuatu yang pernah ku lihat sebelumnya
Dada ini langsung berdegup dengan kencang
Rasa kaget yang mungkin mengandung makna
Kebahagiaan maupun mungkin kesedihan ataupun trauma
Tapi kaki ini ingin pergi menjauh
Namun tak bisa ku melangkah dari tempatku
Oh Tuhan, tak ingin ku menghadapi rasa
Yang lama telah hilang
Tapi rasa itu hadir lagi secara tiba-tiba
Yang tak bisa ku ungkapkan
Dia yang dulu hilang
Tak tahu rimbanya
Tiba-tiba hadir tanpa diundang
Bak jerawat yang tak pernah ku inginkan kehadirannya
Mungkin ini jawaban dari doa-doa ku selama ini
Namun harus kuhadapi dengan tubuh yang tegak
Tanpa dengan wajah yang ketakutan
Tapi rasa gemetar tak bisa ku hilangkan
Entahlah ku tak bisa terus menghindar
Karena itu hanya untuk orang pengecut
Ku mantapkan diriku agar tetap bertahan
Senyum sindir terlintas jelas di wajah ku
Yang memaksakan nya
Ya bagaimana lagi??
Ku harus segera menyelesaikan nya
Walaupun luka yang dalam ini
Akan tumbuh lagi dan semakin parah
Beginilah takdir Tuhan yang sudah direncanakan
Ku harus tetap husnudzon kepada rencana-Nya
Luka yang akan hadir sementara
Dan akan hilang selamanya
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.