ALICE - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 ALICE


""Yang Mulia, tolong berikan hamba ini perintah untuk menghadapi suku Hyndra,"" pinta Jenderal Collis sembari membungkukkan tubuh di hadapan Raja Phoenix. Sang Raja hanya diam kebingungan karena perintahnya akan memutuskan kelangsungan hidup rakyat Phoenix.


""Kita memiliki dua pilihan antara berperang dan menyerah. Bagaimana menurutmu, Jenderal?"" tanya Raja Phoenix seraya melihat pria yang masih setia membungkukkan tubuhnya. Jenderal Kerajaan Phoenix tersebut mengangkat kepalanya sedikit lalu menjawab pertanyaan sang Raja dengan lugas, ""Menurut hamba keduanya sama saja, karena jika berperang maka rakyat banyak yang terbunuh dan jika menyerah  rakyat akan tetap dibunuh tetapi secara perlahan. Menurut hamba lebih baik terbunuh dalam medan perang daripada terbunuh karena siksaan musuh."" 


Jawaban Jenderal Collis membuat Raja Phoenix sedikit tersenyum. Kata-kata yang diucapkan Jenderal Collis memang sangat masuk akal. Kekaguman sang Raja semakin tinggi terhadap Jenderal Collis. Tak hanya berani, Jenderal Collis ternyata sangat bijaksana. Raja Phoenix merasa beruntung memiliki seorang Jenderal seperti Jenderal Collis. Namun tak lama kemudian, pembicaraan kedua tokoh penting Kerajaan Phoenix terganggu oleh kedatangan  seorang pengawal yang langsung membungkukan tubuhnya.


""Semoga Dewa Api selalu memberkati Yang Mulia.""


""Katakan, ada apa?""


""Ampun Yang Mulia, Nona Alice ingin menemui anda.""Raut wajah Raja Phoenix dan Jenderal Collis seketika menjadi bingung. Alice adalah satu-satunya anak Jenderal Collis. Gadis itu memiliki kepribadian yang cukup unik. Dia sangat suka mengembara sehingga ia jarang berada di istana. Namun, hari ini tanpa diduga putri tunggal Jenderal Collis itu tiba-tiba mengunjungi kediaman Raja. 


""Biarkan dia masuk!"" Perintah Raja Phoenix segera dilaksanakan oleh pengawal. Tak lama kemudian seorang wanita cantik masuk menggunakan gaun berwarna merah gelap. Dia berjalan dengan anggun sambil sedikit melengkungkan bibirnya. Setelah berada tempat disamping ayahnya, Alice dengan hormat mengucapkan salam kepada Raja Phoenix, ""Semoga Dewa Api selalu memberkati Yang Mulia.""


""Alice, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"" sapa Raja sembari tersenyum senang. Dia sama sekali tidak mengindahkan salam dari Alice. Sebenarnya sudah lama sekali Alice tidak datang ke Istana sehingga sang Raja sangat senang ketika melihat gadis itu.


""Berkat Dewa Api hamba baik-baik saja, Yang Mulia,"" jawab Alice seraya menundukkan kepalanya. Dia sedikit melirik kesamping untuk melihat ayahnya dan kebetulan Jenderal Collis juga sedang menatap Alice. Gadis itu tersenyum tipis menyapa ayahnya.


""Kepulanganmu ini sungguh tiba-tiba, apa kepulanganmu ini berhubungan dengan suku Hyndra?"" tanya Raja Phoenix masih dengan sudut bibir yang tertarik ke atas. Pria terhormat dari suku Phoenix itu sangat yakin jika kepulangan Alice ini terkait dengan masalah kerajaan Phoenix yang terbilang cukup besar.


""Benar, Yang Mulia. Hamba tau Yang Mulia pasti sedang bingung untuk menyelasaikan masalah ini,"" tebak Alice saraya melihat Raja. Senyuman Raja memudar karena apa yang dikatakan oleh Putri Jenderal Collis memang benar. 


""Karena itulah hamba telah mengumpulkan sejumlah informasi tentang suku Hyndra untuk membantu Yang Mulia,"" ucap Alice seraya tersenyum kepada Raja. Raja menaikan alisnya sembari tersenyum tipis. Dia sedikit kagum dengan Alice, perempuan yang biasa memakai baju jendral itu ternyata sangat cepat dalam menanggapi masalah kerajaan. Raja mengangguk lalu dengan suara yang terdengar cukup banyak ia berkata, ""Katakanlah!""


""Maaf jika perkataan hamba akan menyinggung perasaan Yang Mulia hamba untuk menghadapi musuh yang kuat maka kita harus berteman dengan musuh lama."" Jenderal Collis mengerutkan kening mendengar ucapan putrinya. Di dalam hati dia tahu apa yang dimaksud Alice. Tapi jujur saja ragu dengan kata-kata yang dilontarkan anaknya itu.


""Maksudmu Kerajaan Phoenix bekerja sama dengan Kerajaan Aurora?"" tanya Jenderal Collis yang juga mewakili pertanyaan Raja dan Alice menjawab dengan anggukan beserta senyuman yang tak memudar.


""Hahahaha .... Kau lucu Alice, selama ini Kerajaan Phoenix dan Kerajaan Aurora tidak pernah damai, bagaimana mungkin Kerajaan Aurora akan membantu musuhnya?"" tanya Raja Phoenix dengan tawa pahitnya dan disambut aggukan Jenderal Collis. Itu memang terdengar sangat pahit, tapi itulah kenyataannya bahwa Kerajaan Phoenix dan Kerajaan Aurora adalah musuh. Sudut bibir Alice semakin tertarik ke atas, dia sudah tahu reaksi dari Raja Phoenix dan ayahnya. Karena itu selama beberapa hari ini, ia sudah mencari dan akhirnya menemukan jalan keluarnya.


""Yang Mulia tidak perlu khawatir, jika diizinkan hamba yang akan meminta bantuan dari Kerajaan Aurora secara langsung,"" tawar Alice dengan tenang. Namun karena perkataan tersebut, gadis itu mendapatkan tatapan tajam dari kedua pria terhormat suku Phoenix.


""Aku tidak akan mengizinkannya, karena itu sama saja aku memasukanmu ke dalam kandang harimau,"" tolak Raja Phoenix yang mendapat persetujuan Jendral Collis. Penolakan itu sama sekali tidak berpengaruh dengan Alice. Dia memainkan kata-kata sehingga Raja Phoenix maupun Jenderal Collis tidak bisa untuk mencegah gadis itu. Raja Phoenix hanya berpesan satu hal, ""Tapi ingat Alice! Jika suku Aurora berani menyakitimu sekecil apapun maka suku Phoenix tidak akan tinggal diam."" 


Setelah mendapat Izin dari Raja Phoenix, Alice berangkat menuju Kerajaan Aurora bersama salah satu pengawal kepercayaan Raja. Alice melakukan perjalanan dengan menunggangi Burung Phoenix sehingga hanya butuh tiga hari untuk sampai ke Kerajaan Aurora. Sebelumnya ia sudah mengirimkan surat kepada Kerajaan Aurora.

...

Sesampai di Kerajaan Aurora, Alice disambut baik oleh Raja beserta para pejabat Kerajaan Aurora. Tanpa basa-basi wanita bangasawan dari suku Phoenix itu menyampaikan maksud kedatangannya. Seperti menyakinkan Raja Phoenix, dia juga memainkan kata-katanya untuk Raja Aurora.  Setelah mendengar perkataan Alice, Raja serta Pejabat Kerajaan Aurora pun melakukan musyawarah atas pesan dari Kerajaan Phoenix sedangkan Alice dipersilahkan untuk beristirahat.

Setalah memakan waktu lama, akhirnya Alice dipanggil ke istana untuk menerima jawaban dari Kerajaan Aurora. 


Di ruang istana Raja beserta Pejabat telah menunggunya. Diapun memberi salam kepada Raja Aurora dengan membungkukkan tubuhnya. Menteri Kerajaan Aurora meminta izin kepada Raja Aurora untuk berbicara dan Raja Aurora menggangguk.


""Nona Alice Kerajaan Aurora akan membantu Kerajaan Phoenix,  apabila kamu bersedia menikah dengan Pangeran Aurora,"" jelas Menteri Aurora tentang permintaan Kerajaan Aurora. Alice hanya diam lalu dia manatap Pangeran Aurora dan bergantian menatap Raja Aurora.


""Apakah tidak ada persyaratan lain Yang Mulia?"" tanya Alice berusaha untuk mengubah persyaratan kepada Raja Aurora. 


""Tidak, hanya itu persyaratan dari kami. Kami tahu jika kamu sangat disayangi Raja Phoenix dan Rakyat Phoenix. Dan untuk menjamin agar Kerajaan Phoenix tidak berkhianat. Maka kamu harus menjadi bagian dari Kerajaan Aurora,"" jelas Raja Auorora dengan menyangkut pautkan status Alice di suku Phoenix. 


""Baiklah Yang Mulia, hamba menerima persyaratan ini demi kepentingan semua rakyat,"" jawab Alice karena dia mendapatkan kabar dari Kerajaan Phoenix jika suku Hyndra telah bertindak jauh sehingga dia tidak mempunyai waktu untuk memikirkan persyaratan itu. Raja dan para penjabat Aurora tersenyum lega. Setelah menerima persyaratan dari Kerajaan Aurora. Alice pulang dengan perasaan yang bercampur aduk dan menduga jika Raja maupun para pejabat Phoenix tidak akan menyetujuinya. Dan dugaannya benar tapi dengan kelihaian Alice dalam memainkan kata-kata akhirnya pernikahan itupun terjadi di Kerajaan Phoenix.

...

Dihari pernikahan Alice, semua orang yang datang memakai cadar begitu juga dengan kedua pengantin. Ketika Alice dan Pangeran Aurora memberi hormat kepada Raja Aurora dan Raja Phoenix untuk meminta restu . Tiba-tiba sebuah panah meluncur dan mengenai salah satu pengawal kerajaan. Pengawal itu seketika terjatuh dan menghembuskan napas terakhirnya.


Satu persatu musuh datang mengepung istana. Para pengawal segera mengambil sikap siaga melindungi kedua Raja. Alice dan Pangeran Aurora pun telah siaga dengan memegang pedangnya.


""Sungguh malang nasib kalian,"" ucap wanita yang merupakan pemimpin dari suku Hyndra dengan tawa yang menyeramkan. Wanita itu adalah Gyndra, pimpinan suku Hyndra yang mempunyai sembilan kepala ular di kepalanya, ""karena harus menghadapi kematian di hari yang bahagia ini."" 


Tawa Gyndra pecah membuat siapapun yang mendengarnya menjadi takut. Tanpa aba-aba Alice  segera mangayunkan pedangnya dan memenggal kepala Gyndra. Tapi itu sia-sia karena kepala Gyndra kembali tumbuh dan perperangan pun tak bisa di hindari.


Raja Aurora dan Raja Phoenix bekerja sama melawan musuh sedangkan Alice bersama Pangeran Aurora melawan Gyndra dan tidak ketinggalan pula Jenderal Collis yang menghadapi Panglima suku Hydra. Gyndra masih tertawa bahkan tawanya semakin keras tatkala kepalanya dipenggal Alice dan Pangeran Aurora. Sekuat apapun mereka memenggalnya kepala Gyndra selalu tumbuh kembali.


Ekspresi Alice sama sekali tidak berubah lalu dia memberi sebuah isyarat kepada pria yang telah menjadi suaminya. Pangeran Aurora menggangguk mengerti lalu dia menyalurkan kekuatan kearah pedang dan kembali memenggal kepala Gyndra. Sebelum kepala Gyndra tumbuh Alice segera membakarnya menggunakan api Phoenix. Akibatnya Gyndra berteriak kesakitan karena kepalanya tidak tumbuh seperti sebelumnya. Melihat hal itu Alice dan Pangeran Aurora saling melemparkan senyum.


Tawa Gyndra kini berubah menjadi kemarahan. Dia menyerang Alice dengan menyemburkan racun tapi itu sia-sia karena Alice memakai cadar. Satu-persatu kepala Gyndra berhasil dipenggal oleh Alice dan Pangeran Aurora. Ketika ingin membakar kepala Gyndra yang terakhir, cadar Alice terlepas sehingga dia menghirup udara yang telah bercampur racun Gyndra.


""Aku harus melakukannya!"" batin Alice seraya menahan sesak didadanya. Wanita yang kini resmi menjadi istri Pangeran Aurora akhirnya berhasil membakar kepala terakhir Gyndra. Kematian Gyndra membuat suku Hyndra berhasil dikalahkan sehingga membuat pihak Alice menang.


Kemenangan itu disambut gembira oleh seluruh Rakyat Phoenix dan Aurora. Menyaksikan itu Alice tersenyum bahagia hingga akhirnya dia terjatuh karena racun telah menyebar diseluruh tubuhnya dan sebelum menghembuskan napas terakhir, Alice menyampaikan permintaan terakhirnya kepada suku Phoenix dan Aurora lalu dia menutup mata untuk selama-lamanya. Kematian Alice merubah kegembiraan menjadi kesedihan. Dan atas permintaan terakhir Alice Kerajaan Phoenix dan Aurora pun bersatu menjadi kerajaan Phoenix Aurora yang dipimpin oleh Pangeran Aurora karena Pangeran Mahkota Phoenix ikut gugur di medan perperangan.


""Jika harus mati di medan pertempuran hanya untuk melihat senyuman dari seluruh rakyat, maka aku akan melakukannya. Karena senyuman mereka adalah tujuan hidupku.""~Alice

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.