Dear masalalu - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Dear masalalu

By. Lia131


Hari-hariku yang indah, apakah aku bisa mengulangimu untuk yang ke-2 kalinya? Aku hanya berharap aka nada keajaiban yang membuat aku bisa kembali dengan masa-masa indah itu, kenyataan tentang masa depan yang entah tak pernah terpikir oleh ku, aku hanya bisa tersenyum, tertawa, dan bersedih, merasakan semua yang akan membuat aku merasa diriku tak pantas untuk mendapatkan semua keberuntunganku selama ini

Arinata, ya! Namaku Arinata, aku anak ke-2 dari 3 bersaudara, menjadi anak tengah aku cukup beruntung namun ada juga yang aku sesali, terkadang hidup juga akan merasakan hal yang pedih bukan? Kemarin aku baru saja berulang tahun, aku tak pernah menginginkan hadiah untukku, namun aku juga tak ingin sebuah pertengkaran di keluargaku, aku sudah dewasa dan aku tau mana yang baik, mana yang buruk, tak terhindarkan mungkin ini ujian untuk kehidupanku, dan aku harus berusaha lebih besar untuk mencapai apa yang aku inginkan.

“Arii!” panggil seseorang pada ku, yang jelas sudah bisa aku tebak dia teman kampusku, yang entah kenapa sering menghabiskan waktunya untukku, terkadang aku rasa dia benar-benar tak memiliki teman di kampus ini, tapi nyatanya dia cukup populer di kampus ini, dia mahasiswa yang tampan dan dia juga berprestasi jadi sedikit banyaknya mahasiswa dan mahasiswi yang mendekatinya namun apa yang ia pikirkan, sehingga memilih berteman denganku yang hanyalah seorang anak miskin yang memiliki banyak kekurangan ini.

“ Ada apa?” ucapku sambil meliriknya yang sudah berada di sampingku, “Kau tau! Aku baru saja mendapat kabar baik!!” serunya dengan mata berbinar dan jangan lupakan senyum di bibirnya yang mempesona itu

“Kau berhasil memenangkan lomba lagi?” tanyaku padanya, ada sedikit rasa iri dalam hati, karena ia berhasil memenangkan sebuah lomba, nmaun segera aku tepis, aku memang ingin mengikuti acara-acara perlombaan seperti yang di lakukan olehnya, tapi kemampuanku yang tak seberapa membuat aku menaruh rasa enggan di hati.

“Salah! Coba tebak lagi!” ucapnya membuat aku sedikit terkejut sebenarnya apa yang telah terjadi padanya hingga bisa seantusias ini, “Aku tidak tau!” jawabku dengan terus melangkah meskipun sempat terhenti karenanya

“Ayo lah, Coba tebak Ar! Sekali saja, please!! Ujarnya merenggek, membuat aku sedikit merasa kesal pasanya “Baiklah- baiklah, kamu berhasil mendapatkan cewek pengganti Ranti!” ujarku dengan kesal, “Salah! bukan itu Ar! Aku tak pernah berpikir memiliki pacar lagi untuk waktu dekat!” katanya membuat aku lelah menanggapi nya “Dave aku benar-benar lelah menghadapimu! Sekarang cepat katakana apa maksudmu! Sebentar lagi aku harus masuk kelas, sebelum Pak Irwan datang!” kataku padanya

“Aku berhasil mendaftarkan namamu di ajang lomba kampus bulan depan!” ujarnya tersenyum bangga, sedangkan aku membeku seketika, apa katanya? Mendaptarkan aku di lomba kampus? Bulan depan? Bukankah itu pentas seni? Seketika buku yang aku pegang sedari tadi terjatuh dengan tak etisnya di lantai 

“Kau kenapa Ar? Kau pasti senang kan?!” ujarnya sambil mengambil buku yang aku jatuhkan, sedangkan aku masih membeku di tempat, otak ku terasa berhenti berpikir dalam sekejap, ini benar-benar gila, bagaimana dia bisa mendaftarkan aku di lomba seni bulan depan? Aku harus seperti apa? Jika sudah daftar itu tak mungkin bisa keluar begitu mudah! Ini gila aku harus bagaimana? “Apa kau gila Dave? Kau mendaftarkan aku dalam lomba itu tanpa persetujuan dariku? Kau mau membunuhku secara perlahan? Ucapku tegas dan amarah dalam diriku benar-benar tak bisa aku kendalikan.

“Kau tenang saja Ar, aku yang akan mengurus semua, kau hanya tinggal bersiap-siap dan berlatih bernyanyi!” ujarnya tenang sambil menatapku, dengan murka aku ambil buku ku yang masih dia pegang, dan ku tatap matanya dengan emosi yang mengebut-ngebut “Kau memang temanku! Tapi bukan berarti kau bisa mengambil keputusan apapun dalam hidupku! Kau terlalu lancing untuk hal-hal yang berkaitan denganku! Jangan dekati aku untuk sementara waktu aku muak dengan sikapmu!!” ujarku langsung pergi tanpa melihatnya lagi

“Huuuh!! aku harus bagaimana? Aku tidak bisa membatalkan lomba itu, tapi aku juga tak tau apa yang harus aku lakukan! Bagaimana jika nanti aku malah mempermalukan diriku sendiri? Rasanya aku ingin tenggelam saja!” ujarku dalam hati berat rasanya dengan ini semua, aku memang suka dengan music tapi aku tidak memiliki suara yang bagus, yang aku dengar-dengar saat perlombaan bulan depan hanya aka ada lomba bernyanyi dan disusul lomba tari seminggu kemudian, dan parahnya aku di daftarkan lomba bernyayi oleh Dave

Karena ulah Dave aku di jadikan bahan gibahan untuk mahasiswi di kampus ini, benar-benar menyebalkan, namun semua sudah terjadi, sudahlah semua sudah terjadi dan sekarang aku hanya bisa mengikuti alur cerita dari semua kenyataan ini, batinku bermonolog

“Arii! Awas!!” teriak seseorang di belakangku, aku sedang melamun dan kini ternyata aku sudah sampai di pinggir jalan raya! Benar-benar gila! Aku benar-benar tak habis piker kenapa hari ini ada banyak hal yang terjadi padaku? ngga dirumah, di kampus, dan sekarang di jalan raya? Ini bnear-benar gila

“ Ar? Kau sedang ada masalah?” ucap Dita padaku, iya tadi yang teriak memanggilku adalah Dita sahabatku, dia beda jurusan denganku sehingga kami harus berpisah, hanya dia yang bisa mengerti aku selama ini, dia adalah tempatku untuk menghilangkan seluruh kegaduhan hatiku

“Aku ceritaiin di taman!” ujarku dengan menggandeng tangannya ke taman dekat kampus “kamu ada maslah apa sih Ar? Sampai melamun di jalan? Untung ngga ada kendaraan yang lewat!” ujarnya dengan menatapku tajam, meskipun sedikit menakutkan namun nyatanya itu adalah bentuk kasih sayangnya padaku

“Dir!! Dave Dirr!!” ujarku dengan lirih “Emang Dave kenapa sih Ar? Selama ini dia baikan sama kamu?” ujar Dira sambil menatapku dengan tatapan meminta penjelasan “Dia daftarin aku lomba kampus bulan depan! Dan itu artinya aku nyanyi kan? Dan kamu sendiri tau aku ngga bisa nyanyi Dir!!” kataku dengan tatapan kosong

“Hah? Yang benar?” kata Dira syokk sedangkan aku hanya bisa menganguk dengan lesu, dengan telaten Dira membawaku ke dalam pelukannya dan disanalah aku mulai terisak, sungguh takdir sangat membuat aku binggung, aku tak tau harus bagaimana, suaraku benar-benar pas-pasan dan kini aku harus bertarung dengan kekuatan suara dan mentalku yang pas-pasan, benar-benar miris, bukan hanya fisik ku yang akan menjadi korban tapi hati ini! Aku lelah dengan semua ini

“Kamu pasti bisa Ar! Kamu tau Dave seperti apa kan? Mana mungkin dia mendaftarkan kamu lomba, kalau dia tak punya alasan yang jelas!” ujar Dira membuat aku melihat ke wajahnya, dia benar-benar sosok kakak yang paling aku idamamkan, tapi nyatanya kakak ku, tak pernah seperduli ini padaku

“Tapi aku ngga bisa nyanyi Dir!” ujarku frustasi sambil terisak “Coba kamu nyanyi sedikit! Biar aku denger suara kamu!” ujar Dira dengan gamblangnya dia benar-benar membuat aku frustasi sekarang, mana bisa aku nyanyi di hadapannya apa lagi aku lagi nangis, nih orang benar-benar nggak waras kataku dalam hati

“Dir! Aku lagi sedih loh! Kenapa kamu suruh nyanyi? Nanti kamu ketawaiin aku lagi!” ujarku dengan kesal dan memilih keluar dari pelukan hangatnya, “Jangan ngambek dong sayang! Kamu udah mahasiswa loh! Ngga boleh ngambek!” kata Dira meledek ku sambil terkekeh, sedangkan aku hanya bisa memutar mata malas


Kini waktu satu bulan yang aku miliki terasa cepat, setelah pertemuanku dengan Dira satu bulan lalu, membuat aku sadar, sebenarnya aku memiliki sedikit potensi di dunia tarik suara, dengan di temani Dave yang selalu bilang suara aku bagus dan Dira yang dengan sabar ikut melatih vokal ku, kini waktunya aku menunjukan semua usahaku selama sebulan ini, dan ternyata aku tak sendirian aku di temanai Dave tampil di panggung, dia yang akan bermain gitar dan aku akan menjadi vokal utama dalam lagu ini, sungguh menegangkan 

Bisa ku lihat Dira duduk di deret bangku yang paling depan, keluargaku? Mereka tak datang terkecuali seorang pria tampan yang kini sedang duduk di samping Dira, dia kakakku yang menyebalkan, sungguh aku senang, meskipun ayah, ibu dan adiku tak datang, setidaknya aku punya dia yang sudah meluangkan waktunya untukku, bisa ku lihat dia tersenyum dan menyemangatiku dari sana, hatiku terasa menghangat, dia sudah cukup berubah dan lebih perhatian padaku semenjak kejadian itu, namun sayang dia tak memiliki banyak waktu untuk selalu ada untukku, namun aku cukup bersyukur akan kehadirannya 

Lagu yang aku nyanyikan sudah selesai dan aku cukup terkejut, aku menerima banyak sorakan dari bangku penonton, sungguh aku baru kali ini mendapat terikan seperti ini, rasanya sangat asing dan aku menikmatinya, pelukan kakakku menyadarkan aku, ternyata aku sudah berada di belakang panggung dengan tangan yang di genggam oleh Dave, ini benar-benar asing bagiku, aku sangat terkejut dengan reaksi semua orang di sekitarku

“Kamu luar biasa Ar! Kamu liat kamu bisa keluar dari trauma kamu!” kata kakakku sambil mengelus pipiku, ini seperti mimpi namun aku rasa ini nyata, kejadian yang dulu begitu membekas kini bisa aku lewati, kakakku benar aku sudah bisa melupakan traumaku buktinya aku bisa tampil dengan tenang meskipun aku sangat tegang, Dave membuat aku seakan melupakan aku pernah mengalami hal sulit itu

“Kak? Aku berhasil?” tanyaku dengan suara lirih dan air mata yang tak aku sadari sudah mengalir dengan bebas di pipiku, dengan cepat kakakku kembali memeluk ku dan mengelus rambut panjangku, bisa ku liat Dave, dan Dira tersenyum di depanku dalam hati aku benar-benar bersyukur karena mereka telah membuat aku kembali bangkit dalam traumaku

Dengan kejadian ini aku sadar kehidupan itu terus berlanjut, dan kita harus berani melangkah lebih jauh untuk menjalani hidup yang lebih baik, percayalah semua pasti ada jalannya, jika kau berani melangkah maka percayalah hidup itu tak sesulit yang kamu bayangkan, semua tergantung kita menanggapi semua hal itu, dan jangan pernah berpikir kalau hidup itu hanya untuk mereka, kita sama dan kita bisa melewati segalanya dengan apa yang kita miliki



Untuk kalian yang membaca ini, semangat terus ya!! Kita sama-sama berjuang untuk kehidupan yang lebih baik! Ok? Jangan pernah berpikir kehidupan mereka jauh lebih indah darimu! Kau dengan hidupmu dan mereka dengan hidup mereka! Ok? See you di cerita aku selanjutnya salam hangat dariku yang masih terpaku dalam duniaku sendiri!"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.