Aku Seorang Introvert - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Aku Seorang Introvert 

Oleh : Felycia


“Kukuruyukkk”

Suara ayam jago peliharaan ku telah memanggil ku untuk bangun. Dia lah alarm ku jika di pagi hari seperti ini. Aku berdoa dan memulai aktivitas pagiku untuk berangkat ke sekolah. Dengan kecepatan sedang, aku mengayuh sepeda bututku agar tidak terlambat. Tetapi saat hampir tiba di sekolah, sebuah mobil mewah melewati ku dengan terburu-buru. 

Oh tidak, baju seragam ku terciprat oleh genangan air bekas hujan tadi malam. Kesal sudah aku hari ini. Tadinya padahal aku sangat senang karena hari ini adalah hari pertama ku untuk masuk ke sekolah baru. 


Ah, ya sudahlah, mungkin dia memang tidak sengaja. Pikirku.


Akhirnya aku tiba di sekolah 

Sekolah yang ku dambakan sejak aku masih SMP dulu. Dengan beasiswa aku bisa masuk ke sekolah elite ini.

Aku melirik sekitar. Tidak ada yang sama seperti ku dengan mengayuh sepeda butut.

Mereka semua dengan gaya modis dan trendy serta mobil mewah yang sudah terparkir di halaman sekolah.


“Bodoamat lah memang aku peduli! Yang penting sekarang aku udah bisa sekolah disini” ucapku dalam hati. 


“Eh, liat itu Bos! Ada cewek cupu amat hahaha kuno banget gila! Masa hari gini dandanan nya masih kayak orang kampung. Mana rambut dikepang, pake kacamata lagi bulet gitu haha gak abis pikir gue! Kumel lagi seragamnya!”


Yang diajak bicara diam saja 


“Bos kok diem aja sih. Biasanya lo langsung gercep liat yang begini, kan biasanya lo suka bully yang cupu-cupu gini bos! Ucap laki-laki yang sedari tadi mengoceh.


Lalu yang diajak ngobrol menatap nya tajam.


“Berisik banget sih, lo”

“Hehe, iya Bos ampun. Becanda doang elah” dia nyengir.


Setelah itu mereka menghampiri ku, kurasa begitu 


“HAHAHAHA, asli Pu, lu abis nyemplung dimana dah? Baju kumel gitu ewh” 

Dan ya, benar saja salah satu dari mereka meledekku.


Aku menunduk kan kepalaku malu.


“Angkat kepala lo” kata yang satunya lagi. 


Aku mendongak 


“Gue kayak kenal wajah lo, oh iya, gue ingat! Lo yang tadi pagi ‘kan? Yang jalan di tengah jalan sama sepeda butut lo itu? Udah tau mobil gue mau lewat malah di tengah jalan. Sukurin deh, hahaha.” 

“Anjir Bos lu kenal nih cewek?” 

“Iya nih cewek yang tadi pagi hampir gua tabrak! Untung deh lo, Cupu! Ga gue tabrak. Masih mending baju lo doang yang kotor.”

“Heh Cupu jawab dong jangan diem aja!” 


Aku akhirnya mengeluarkan suaraku,


“Harusnya kamu yang bawa mobil harus hati-hati. Kamu yang ngebut bawa nya sampai berasa kayak di arena balapan. bukannya minta maaf lagi!"" 

“Widih ngelawan si Cupu Bos! Belum tau dia Bos gue ini siapa!”

“Emangnya penting buat saya tau kalian ini siapa”


Sambil mengayuh sepedaku aku meninggalkan mereka tanpa permisi. Apa peduliku memang.


Lonceng berbunyi menandakan adanya kelas pagi ini. Aku mencari kelasku dan gotcha nama ku ternyata berada di bawah namanya.


Aksara Biru Sanusi

Anabelle Pelangi 


Seorang lelaki berlesung pipi yang waktu itu datang menawarkan payung birunya di halte bus waktu kami masih berseragam putih biru. 

Terimakasih Tuhan aku bisa bertemu kembali dengannya. Lalu, aku masuk ke kelas dan mencari tempat untuk aku duduki.


“Loh, si Cupu ternyata sekelas sama gue. Sini Pu, duduk samping gue! Gabakal gue apa-apain ko, tenang aja! Gak minat juga gue sama lo”


Aku melihat lelaki tadi yang meledekku

Aku tahu dia masih punya rencana untuk terus membully ku

Terlihat dari senyum miring nya yang mencurigakan


Aku acuhkan saja dia 


Kemudian netra ku mengarah kepada bangku belakang

Tepat kepada lelaki yang kukenal 

Lelaki berlesung pipi itu 

Lelaki yang sedang tidur dengan earphone menempel di kedua telinganya

Manis sekali dia

Persis seperti bayi yang masih polos


Aku sepertinya akan menjadi secret admirer nya kalau seperti ini terus

Ku-keluarkan handphone ku dari saku untuk mencoba memotret nya. Tetapi tiba-tiba,


Flash camera ku menyala 

Matanya bergerak 


Sialan

Malu sekali


“Pu, kalau mau motret mending motret gue ajaa, dijamin gue langsung gaya! Gausah motret si Biru. Udah molor dia mah!”


Double sialan,

Suara cowok itu lagi!

Kenapa sih dia ganggu aku terus


Dia akhirnya terbangun

Karena merasa tidurnya terganggu oleh-ku dan si cowok kuker ini


Dia mengucak matanya 

“Kalian ganggu gue tidur!” ujarnya serak


Yaampun manis sekali 

Bangun tidur saja dia masih terlihat tampan batinku berteriak.


“Yee kalau mau tidur tuh dirumah” 

Cowok kuker itu menyahut.


Biru menatapnya tajam


Keesokan harinya aku berencana mengirimkan Biru sebuah surat. Mungkin bisa disebut surat cinta. Hahaha apa banget deh aku. Benarkan kataku! aku ber-kamuflase menjadi secret admirer-nya. 


Biru, nama-mu seindah rupa-mu

Senyum mu mengingatkan ku akan hari itu

Kau ingatkah hari itu?

Hari dimana kau meminjamkan sesuatu yang kau punya padaku

Mungkin ku-rasa kau tidak mengingatnya

Jaga kesehatan terus ya, Biru!

Jangan kebanyakan tidur 

Ntar kebablasan ‘kan galucu hehe 

Bercanda Biru *peace 

-from : your secret admirer


Kemudian ku taruh surat tersebut ke dalam locker nya. Untung saja tidak pernah dia kunci.


Sebelum beranjak ke kelas

Seseorang mengagetkan ku


“Hayo, Pu, lo ngapain di sini? Lo pasti taruh sesuatu ‘kan?”

“Cie si Cupu Bucin”

“Ish gak cocok padahal Pu, Lo sama si Biru itu bagaikan bumi dan tanah. Lo tanahnya sedangkan Biru Buminya, HAHAHA” dia tertawa puas.


Senang sekali mengganggu ku


Karena kesal aku bersuara,

“Kamu kenapa sih selalu ada terus di hadapan ku! Ganggu aku terus kayak ga ada kerjaan lain aja!” 

“…..”

“Kenapa coba, Pu?”

“Itu juga! Nama aku bukan Pu atau Cupu! Nama-ku itu Anabelle Pelangi!”

“Dih gak nanya juga gue, Pu! Lebih enak dipanggil Cupu. Lo juga ‘kan Cupu, Kebagusan abisnya nama lo, hahaha” 


Dia tak habis-habisnya meledekku


“Tapi Pu, tadi lo kode biar kita kenalan ya?”

Kepedean banget sih dia, siapa juga yang mau kenalan. Gak jelas banget deh!


“Wes Bos, lo sekarang udah ke tahap kenalan nih ceritanya? Gak nyangka gue ngajakin si Cupu kenalan.” 


Temannya yang waktu itu sama saja seperti dia. Memanggil ku dengan sebutan ‘Cupu’

 

“Yoi bro! keknya gue tertarik sama dia. Dia unik gue rasa.” Katanya.


Dahi-ku mengkerut bingung


“Oke nama gue Antariksa Bakti. Lo bisa manggil gue Anta, Nta, atau apapun dah terserah lo! Salam kenal, Pu! Kenapa gue sering ganggu lo? Jawabannya karena itu hobi baru gue! 

Dan lo itu cuma cocok nya sama gue.” 


Dia berbisik di kalimat terakhir."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.