Akhir Bait - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Akhir Bait

Lintang Krisnandini


Aku seorang pemuda yang hilang arah

Tersesat terlau jauh entah dimana 

Gelap gulita tanpa secercah cahaya

Hanya terdengar suara bising dari segala arah 

Entah kemana aku harus berlari

Dimana aku harus berlindung

Aku hanya bisa memeluk diri dalam sendiri

Ditemani hati yang mulai menggila dengan keadaan

Mata ini sudah tak sanggup membendung bulir air mata

Kini wajah ini basah dengan semua ketakutan

Jiwa ini hanya berharap tak musnah sampai disini

Kaki ini mulai melangkah mengikuti petunjuk fatamorgana

Menentang jiwa yang tak sejalan

Hanya mengikuti naluri dengan secuil harapan

Lalu

Memberi harap palsu berkata pada diri sendiri 

Semuanya akan terlewati

Dan aku akan baik - baik saja

Entah bagaimana mana pada detik terakhir

Aku menyerah menggantungkan semua  pada semesta

Biar ia yang menjadi penentu

Bagaimana bait ini harus berakhir







Datang dan Pergimu

Lintang Krisnandini


Kau sambut pagiku dengan kehangatan

Bersama embun pagi yang menghanyutkan

Hadirmu membawa ketenangan jiwa

Sapamu memberi sebuah kedamaian

Diiringi siulan burung yang

Berjalan bergandengan bersama sang semesta

Memulai hari dengan harap harmoni

Menemani bersama waktu yang berlari

Menyemangati sampai hari berganti

Di setiap menit waktu hadirmu memberi arti

Tak sedetikpun engkau pergi meninggalkan

Kau beri janji tuk selalu bersama hingga Tuhan yang berkata

Sampai akhirnya semesta yang mentakdirkan

Tuhan telah berjanji bersama semesta

Bahwa detik ini tak dapat ku cegah pergimu

Sampai disini pertemuan kali ini

Hingga Tuhan kembali memberi izin

Tuk kita kembali bersama menghitung detik selamanya

Kini aku sendiri melewati dimensi semu

Yang penuh tipu halu tanpa hadirmu






Mereka

Lintang Krisnandini


Lelah sudah hati ini berdamai dengan sang semesta

Letih memaksakan diri tuk berlari mengejar waktu

Sudah cukup telinga ini mendengar kicauan mereka

Mereka yang mencercapun tertawa

Mereka yang mencaci selalu membuka mulut

Namun mereka lupa tuk membuka mata

Mereka tak akan tahu

Bagaimana menyeka air mata dalam bisu

Bagaimana mengobati luka dalam sendu

Ada luka yang terbalut tawa

Ada pilu yang terbungkus senyum

Ada rapuh yang harus tangguh

Semua hanya Tentang Rasa

Bila mungkin sang waktu kan menyembuhkan

Mereka hanya duduk di ruang tunggu

tak satupun ingin tahu

Ucap bibir yang ingin mengeluh

Dan raga yang mulai rapuh


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.