UNTUK TUNANGANKU ANGGITA - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


UNTUK TUNANGANKU ANGGITA

(Ahmad Faelani)


Bersandar gelap di sepertiga malam

Ku tengadahkan kalbu dalam diam

Disaksikan tatapan sendu alam

Mulut perlahan bergumam,


""Semoga engkau adalah alasan

Kenapa aku dilahirkan""


Di hitam bola matamu

Tersimpan sirat ketegaran


Aku tak berjanji membuatkanmu rumah megah,

Membelikanmu mobil yang mewah


Aku tak berjanji memberikanmu sawah, kebun hektaran,

Menyajikanmu kebahagiaan


Kita berjuang bersama mewujudkan

Cita-citamu, cita-citaku, cita-cita kita. Bahtera kehidupan


_Sukabumi, On Wednesday, 18 Agustus 2021



BISAKAH KAMU YANG MENCINTAIKU

(Ahmad Faelani)


Aku lelah, lelah mencintaimu


Tuhan,


Tak bisakah dia yang mencintaiku sepanjang hari 


Tak bisakah dia yang memeluk jiwaku hingga malam yang menyendiri


Tak bisakah dia yang duduk menunggu di beranda pintu kerinduan


Tak bisakah dia yang memiliki dalamnya tatap dalam harap


Tak bisakah dia yang menahan sakit ketika kecewa hinggap sejenak dipandangan


Tak bisakah dia yang merasakan sesaknya dada karena menahan gejolak rasa


Tak bisakah dia yang menikmati air mata kerinduan saat bibir tak mampu mengungkapkan


Tak bisakah ?


Tak bisakah Engkau menghadirkan semua rasa di hatinya


Semua rasaku yang ada untuknya


Aku lelah, lelah menjalaninya. Sendiri


Aku lelah, lelah merindukannya. Sendiri


(Sukabumi, Rabu, 01, September 2021_02: 46 pm )



MENUJU KEABADIAN

(Ahmad Faelani)


Suara toa masjid bersahutan

Sekarang ada waktu tambahan

Seolah sombong dengan pencapaian

Mengumumkan orang-orang yang telah sadar dari kegilaan


Yang telah bangun dari mimpi-mimpi fana

Yang telah kembali pulang dari pengembaraannya


Angin menyebarkan berita kesadaran

Kenyataan memberi khabar pada setiap mata yang menghindar


Seolah aku tak akan pernah mendapat giliran

Dengan alasan belum cukup perbekalan


(Sukabumi, on Wednesday 11 Agustus 2021)


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.