TOK TOK TOK... - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 TOK TOK TOK...


Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan sepasang suami istri Hendra dan Nura yang sedang duduk diruang keluarga. Mereka berdua bangkit dari duduk dan melangkah ke arah bunyi berasal. Hendra membuka pintu, nampaklah seorang laki-laki bertubuh tinggi berdiri dibalik pintu. Pria yang mengaku sebagai Tara itu datang kerumah mereka untuk mengembalikan barang-barang milik Elina putri Hendra dan Nura. Hendra dan Nura yang merasa bingung meminta penjelasan kepada Tara kenapa pria itu mengembalikan barang barang putri mereka dan menanyakan keberadaan putri mereka. Tetapi Tara tak menjelaskan apapun dan mengatakan kalau diari milik Elina lah yang akan menjelaskan semuanya. Setelah itu Tara berlalu pergi meninggalkan segudang pertanyaan yang terus berputar di kepala sepasang suami-istri itu.

Dengan segala kebingungan dan rasa penasaran, Nura menatap diari milik Elina yang sedari tadi ia pegang. Dengan tangan gemetar Nura mulai membuka diari itu. Hendra masih setia disamping Nura, matanya menatap lekat diari yang sedang dibuka istrinya itu. Dan hal pertama yang mereka lihat berhasil menarik ujung di bibir mereka. Itu adalah foto keluarga kecil mereka, Elina, Nura, dan Hendra. Usia Elina difoto itu sekitar sepuluh tahun. Ada sebuah kalimat dibawah foto itu yang seketika membuat senyum mereka luntur.

‘Elina sayang ayah bunda’ gumam Nura membaca kalimat yang tertulis dibawah foto itu. Sedikit ada penyesalan disuaranya, matanya mulai memanas bersamaan dengan itu. Nura mulai membuka halaman berikutya. Dari halaman awal diari tersebut, Elina hanya menulis tentang sekolahnya, prestasi-prestasinya, juga tentang kedua orang tuanya yang begitu menyayanginya. Elina adalah anak yang pintar, dia adalah juara kelas dan dia juga sering mengikuti banyak perlombaan. Coretan-coretan itu membuat hati Hendra dan Nura terbesit perasaan bangga sekaligus haru atas semua pencapain putrinya. 

Hingga ada sebuah halaman yang menarik perhatian mereka. Halaman itu ditulis dengan tinta merah, padahal dihalaman sebelumnya ditulis menggunakan tinta putih. Tangan Nura membalik diari   menuju halaman dengan tinta merah. Keduanya membaca dengan seksama setiap inci kalimat yang tertulis dengan tinta merah tersebut. 

23 Maret 2020


Hari ini ada orang yang dateng kerumah El, mereka mengatakan hal yang gak pernah El duga. Ayah punya hutang 20jt, untuk ukuran keluarga yang kurang mampu seperti keluarga El, 20 jt itu uang yang sangat banyak, dan El yakin bunda pasti ngga tau soal utang ini karena beliau sangat anti utang. El tau betul kalau keuangan keluarga El sedang kurang baik, terlebih lagi bunda ada riwayat penyakit jantung. El takut kalau bunda tau masalah ini akan mempengaruhi kondisi jantungnya. Jadi El memutuskan untuk ngga bilang ke ayah bunda, El juga minta sama penagih utang itu buat nagihnya ke El dan untungnya mereka setuju. Syukurlah tadi saat penagih utang itu datang ayah sama bunda lagi keluar, jadi mereka ngga tau soal ini. El mutusin buat ngelunasin utang itu tanpa ngasih tau ayah bunda. Kebetulan El punya tabungan 5jt dari hasil jualan online dan kerja sampingan, jadi uang itu buat nyucil utangnya dulu. Mereka ngasih El waktu dua bulan buat ngelunasin utang ini. Entahlah gimana cara El ngelunasinnya, tapi El akan berusaha dan bekerja lebih keras. Selama ini sepulang sekolah El selalu bekerja ditoko kue. Ayah sama bunda ngga tau karena El bilamg sepulang sekolah jam 2 sampe jam setengah 6 sore ada kelas tambahan. Tapi sebebernya waktu itu El gunain buat kerja sampingan. Ayah bunda, maafin El, selama ini  El udah banyak bohong sama kalian. Dan mungkin nanti El akan nyari kerja tambahan biar bisa cepet-capet bebas dari beban ini. Udah cukup selama ini ayah sama bunda berjuang buat El, El juga pengin berguna buat ayah sama bunda.

Tanpa disadari air mata Nura telah menetes membasahi pipinya setelah membaca halaman pertama dengan tinta merah. Hati Nura begitu sesak dipenuhi penyesalan. Tak mengira anak yang dia usir melakukan banyak hal yang tak diketahuinya. Nura merasa gagal menjadi orang tua karena membiarka anaknya menanggung beban sebesar ini demi orang tuanya. Nura mulai terisak dalam diam, hatinya juga merasa marah kepada Hendra yang menyembunyikan hutang sebanyak itu tanpa diketahuinya. Nura menatap hendra sekilas lalu kembali terisak, Hendra hanya diam tak mampu mengatakan apapun. Mulutnya seakan dibungkam oleh kenyataan pahit itu. Hutang itu adalah tanggung jawabnya, kenapa harus putrinya yang menanggung semua. Ingin sekali Nura memaki dan memarahi suaminya itu, tetapi Nura masih diam sembari menenangkan pikiran dan hatinya lalu memilih untuk melanjutkan ke halaman selanjutnya.  


23 April 2020

Hari ini tepat sebulan setelah penagih hutang itu dateng kerumah. Selama sebulan ini El kerja tambahan setelah pulang dari toko kue sampai malam. Sudah banyak alasan dan kebohongan yang telah El Katakan kepada ayah bunda untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Mereka  mengira El keluyuran malam malam dan pacaran tidak jelas. Ayah bunda jadi sering marah marah, bahkan ayah tak segan-segan untuk mukul El pake gagang sapu. Tapi El masih bungkam dan tak ingin menjelaskan apapun. Apalagi tetangga-tetangga El yang selalu ngomporin ayah bunda dengan tuduhan tuduhan buruk yang dilayangkan untuk El, emang sejak El sering pulang malem para tetangga udah beranggapan buruk tentang El, mereka mengira El bukan perempuan baik-baik yang suka keluyuran malem-malem. 

Hari ini El pergi ke kediaman penagih hutang itu untuk menyicil hutang El, sebelum mereka menemui El dirumah. El udah siapin uang 5jt, El tau uang itu masih belum cukup tapi El masih punya waktu. Sampai disana El dikejutkan dengan kemunculan seorang laki-laki yang tak asing buat El. Dia adalah kakak kelas El di SMA namanya Roy, tapi dia udah lulus. Dan ternyata dia adalah anak dari si penagih hutang. Penagih hutang itu masih menyeramkan seperti pertama kali El liat dia. Penagih utang itu sedikit marah karena El cuma  bayar sedikit, tapi El meyakinkan dia kalo El bisa lunasin. Saat El mau pulang, ngga sengaja El liat Roy yang sedang menatap El, sedikit lama lalu Roy menyeringai masih menatap El. El merasa risih dan sedikit takut ditatap seperti itu lalu El berlalu meninggalkan rumah itu dengan perasaan yang masih mengganjal. El punya firasat buruk tentang Roy.


30 April 2020

Hari ini El ngga masuk kerja karena El merasakan sesak dan sakit didada. Emang akhir-akhir ini El sering ngerasain sakit itu, terkadang ada rasa nyeri ketika El meraba sumber sakitnya ditulang dada. Emang ngga tiap hari El ngerasain sakit ini, tapi hari ini bener-bener sakit. Jadi El ijin ngga masuk kerja untuk mengistirahatkan tubuh El, kayanya El cuma kecapean. Mungkin El juga kurang istirahat karena El harus kerja dan ngerjain tugas sekolah malem harinya sehingga banyak menyita waktu tidur El.


5 Mei 2020

Sore ini El pergi kerumah Roy untuk menyicil utang. El sempat ragu karena El hanya bawa uang 4jt, lebih sedikit dari waktu itu. Gaji El dipotong karena El sering ijin karena rasa sakit didada El yang sering kambuh. El sampai dirumah Roy sekitar pukul 16.30. Ada rasa takut yang menyelimuti ketika El masuki rumah itu. Bukan karena hutang El yang masih banyak, tapi karena keberadaan Roy. Sepanjang El dirumah itu, tatapannya tak pernah lepas dari pandangan El, bahkan sampai El pulang. 

Disepanjang jalan pulang El merasa gugup seperti ada yang mengikuti El. Benar saja , ada dua orang yang menghadang El dari depan dan belakang. Dan orang itu adalah Roy dan temannya. El tak bisa kabur ataupun berteriak karena mereka telah mengunci pergerakan El dan membungkan mulut El. Mereka berusaha melecehkan El. El terus meronta dan membuat Roy marah, Roy mendorong tubuhku hingga dadaku menghantam balok kayu, dada El saat itu kembali sakit bahkan lebih sakit dari biasanya, lalu menarik rambutku dan menamparku hingga ujung bibir El mengeluarkan darah karena tamparan itu begitu keras. Dan ketika Roy hendak menamparku lagi, gerakannya terhenti ketika tangan seseorang mencengkeram tangannya. Tanpa ba bi bu orang itu menghajar Roy dan temannya hingga terkulai lemas. Lalu pria itu mendekati El yang masih menangis sambil menutupi baju El yang robek dan menyeka bibir El yang mengeluarkan darah karena Roy. Pria itu memperkenalkan diri sebagai Tara. Kak Tara menawari El untuk diantar pulang tapi El menolak.

El sampe rumah pukul 18.30. Kaki El bergetar ketika melangkah masuk kedalam rumah dengan keadaan El yang berantakan. Tapi rumah sepi jadi El langsung masuk tiba-tiba saja ada yang menampar El, darah yang tadi mengering kembali keluar. El ngga bisa nahan air mata El. Ayah kembali menampar El sambil berteriak mengatakan kalau El itu gadis murahan, ngga punya harga diri, ayah bilang tetangga melihat El sedang berduaan dengan dua pria sekaligus di gang sepi, yang ngga lain adalah Roy dan temannya yang berusaha melecehkan El. Hati El bener-bener sakit mendengar tuduhan keji itu dari mulut orang tua El sendiri. Segitu tak percayanya ayah bunda sama El anak mereka sendiri, dan malah lebih percaya sama orang lain yang ngga mengetahui kebenarannya. Mereka merasa malu punya anak kaya El, mereka nganggep El telah mempermalukan nama keluarga kami, mereka bahkan tak mau mendengarkan penjelasan El dan malah mengusir El dari rumah. El memohon dikaki ayah buat ngga ngusir El tapi ayah malah nendang El sampe dada El kepentok meja. Rasa sakit yang tadi belum sepenuhnya hilang didada El kembali muncul. El ngga bisa ngomong sama ayah bunda. Mereka sedang dikuasai oleh emosi dan dibutakan dengan tuduhan-tuduhan buruk tentangku. El sadar El udah banyak nyusahin ayah bunda. Dan dengan berat hati El pergi ninggalin rumah. Rumah yang penuh dengan kenangan masa kecil El hingga El sebesar ini.

Setelah membaca halaman terakhir itu Nura dan Hendra terisak hebat. Ingatan mereka terhempas kehari dimana mereka memukul, memaki, bahkan mengusir Elina. Elina putri mereka yang tak mereka percayai perkataannya, sudah begitu menderita karena mereka. Nura yang masih menangis memandangi diari itu melihat sebuah kertas bertuliskan alamat ada nomor punsel Tara. Tanpa persiapan Nura mengajak Hendra untuk menuju ke alamat itu untuk menanyai keberadaan Elina. Mereka hendak meminta maaf dan menyesal telah menyia-nyakan mutiara yang begitu berharga yaitu putri mereka.

Sesampainya dialamat itu mereka langsung menemui Tara dan menanyakan keberadaan Elina. Tara menenangkan mereka dan menceritakan semuanya. Setelah Elina pulang Tara mengikuti Elina sampai rumah dan berapa terkejutnya Tara ketika melihat Elina kembali keluar dengan menenteng tas besar dengan beberapa memar ditubuhnya. Tara yang tak tega melihat keadaan Elina itu segera menemui Elina dan membawanya ke sebuah kontrakan. Kondisi El benar-benar buruk, Elina terus memegangi dadanya. Dan ketika Tara bertanya Elina selalu mengataka ‘tidak apa-apa’. Sementara waktu Elina tinggal dikontrakan itu. Elina memaksa untuk tetap bekerja walaupun Tara sudah melarangnya. Elina beralasan harus bekerja untuk melunasi hutangnya. Tara yang iba pun membayarkan semua hutang Elina. Kondisi Elina semakin memburuk dari hari kehari. Tara membawa Elina ke rumah sakit setelah memaksa Elina berkali-kali. Dan ternyata Elina mengidap penyakit kostokondritis yaitu peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada yang menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada dada. Ditambah lagi tulang rusuk Elina yang patah akibat benturan keras berkali-kali yang menyebabkan pendarahan karena tak segera ditangani. Setehal beberapa hari dirawat dirumah sakit, fisik Elina yang lemah dan pendarahan hebat ditubuh Elina membuatnya tak mampu bertahan , Elina akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Setelah mendengar cerita Tara Hendra dan Nura terus menangis dan terus bergumam meminta maaf dan menyesal atas ketidak percayaanya kepada Elina. Mereka bagai disambar petir mengetahui anak yang rela berkorban untuk mereka, anak yang tak pernah mengeluh dan mengaduh ketika dipukul, anak yang tak pernah meninggikan suaranya ketika dimaki telah  meninggal dunia. Mereka bahkan belum sempat meminta maaf kepada Elina. Lalu Tara mengantar mereka ke makam Elina. Hati mereka bagai ditusuk beribu-ribu belati melihat nama putri mereka terpampang jelas di nisan itu. Mereka terus mengucapkan kata maaf dan menyesal disela-sela tangisannya. Kini hanya kaya menyesal yang bisa mereka ucapkan. Karena ketidakpercayaan mereka kepada Elina membuatnya pergi selamanya dari mereka.

Dalam sebuah hubungan tak hanya diperlukan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang itu penting, tetapi ada yang lebih penting dari cinta dan kasih sayang itu sendiri. Kepercayaan, kepercayaan adalah yang paling penting dan merupakan sebuah dasar dalam sebuah hubungan. Kepercayaan dalam sebuah hubungan itu diibaratkan sebagai pondasi sebuah rumah, jika goyah ataupun hancur sebuah pondasi maka hancur pula rumah itu. Begitu pula dengan kepercayaan. Jika kepercayaan dalam sebuah hubungan goyah, maka sudah bisa dipastikan kalau hubungan itu pasti akan hancur juga."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.