Tersemat Rindu Untukmu - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Tersemat Rindu Untukmu



Nyaris goyah terhempas angin badai

Nafaspun tercekat bak karang terbengkalai

Kutatap langkah yang kian gontai

Disaksikan barisan nyiur yang melambai


Butiran bening kian mengalir

Dalam dekapan rindu yang terukir

Kutatap debu kebencian terbang menyingkir

Berganti sayup rindu yang mendesir


Terbentang nun jauh disana

Membuat lentera rinduku menyala 

Menerangi hati yanh slalu berdoa

Memohon agar kau dan aku bersua


Lembar kertas tentangmu kian memburam

Menandakan rindu yang disahuti diam

Melukiskan cinta yang tlah lama kupendam

Menuliskan lantunan doa di setiap malam


Hatiku coba merajut ketabahan

Ketabahanku di setiap penantian

Jiwaku berlatih menganyam kesabaran

Kesabaranku menghadapi segala cobaan. 



Untaian Tasbih



Saat aku terbaring lemah

Tubuh tampak begitu payah

Diiringi tangis yang membuncah

Tangiskupun turut memecah


Begitu berat kurasakan

Berbagai cobaan yang kian berdatangan

Wahai Allah, kumengharap ampunan

Untuk jiwa dengan beribu kesalahan


Kuutarakan di atas sajadah

Pada Allah Sang Maha Pemurah

Kuyakin semua ini kisah indah

Tuk menjadi jiwa sabar nan tabah


Di sepanjang untaian tasbihku

Aku mengadu pada Rabb-ku

Sejatinya aku milik-Mu

Yang akan Kau panggil menghadap-Mu



Tangis Dunia Sebab Corona


Kutelusuri setiap sudut-sudut kota

Masih dalam jejak penuh hampa

Banyak yang terkulai tak berdaya

Sebagian diam bak dalam penjara


Tetes airmata banyak kusaksikan

Peluh penat mengalir perlahan

Dari tubuh pahlawan garda depan

Berjuang melawan penderitaan


Hanya karena makhluq kecil sekali

Membuat gempar seisi bumi

Mengingatkan kita pada Ilahi

Sadarlah dan bertaubatlah kembali


Perut menuntut tuk diisi

Uang makin sulit dicari

Rumah-rumah terus terkunci

Virus kian kerap membayangi


Tamparan tuk kita semua

Sesungguhnya kita lemah tanpa-Nya

Jiwa kitapun ada pada genggaman-Nya

Maka tawakkal dan mendekatlah pada-Nya"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.