Teman Sebangku dan - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Teman Sebangku dan

Oleh : Abdul Majid Ramdhani


""Kenangan itu serupa tumpukkan buku di sudut-sudut meja belajarku."" ujar Iqro. Ada yang sampul coverny terkelupas dan terlepas, ada pula yang lapuk kertasnya karena sudah termakan waktu. Aku masih ingat betul buku pertama yang pernah aku beli. 


Buku komik detektif conan, bahkan aku menyisihkan uang dari 'salam tempel' sewaktu berlebaran. Aku belikan saja beberapa series komik favoritku itu. Aku bangga kalau teman-teman sebayaku membaca komik bersama di teras rumah. 


""Jadi rindu akan suasana masa-masa kecilku, yang hanya dengan permainan sederhana namun penuh suka cita dan membekas sempurna di dalam sukma."" kata Iqro di dalam hatinya sambil memegang buku komik detektif conan yang sampul covernya sudah tak karuan.


Tak seperti anak-anak zaman now. Mereka kecanduan Gadget dan menjadi mainan yang digandrungi hampir di seluruh negeri. Begitulah zaman, mendidik anak mesti sesuai zamannya bukan? salah satu produk positif dari kemajuan teknologi adalah HP atau Smartphone keluaran terbaru selalu laris manis dibeli.


Sehingga para orang tua bekerja keras untuk memfasilitasi anak-anaknya. Belajar pun jadi terasa lebih mudah dan praktis karena bisa melalui HP. 


Lagi asyik-asyik menyaksikan tayangan di YouTube, tiba-tiba mati listrik. HP-ku kebetulan batrenya tinggal beberapa persen saja. Inilah yang membuatku menjadi rindu akan masa kecilku dan kepada teman sebangku. Tidak ketergantungan pada gadget. 


Aku jadi teringat, sosok Nadhom teman sebangku-ku yang sekaligus teman sebahu. Kita berdua sama-sama produk dari keluarga broken home. Aku dan Nadhom bersahabat hingga kini. Nadhom dikala itu sangat handal bermain sepak bola dan selalu menjadi kapten sepak bola di sekolah. Sedangkan aku terlalu serius jadi kutu buku dan menghabiskan jam istirahat di ruang perpustakaan. Ada peristiwa yang unik dan sampai hari ini masih melekat. Aku dan Nadhom pernah melawan anak sekolah lain, karena mereka tiba-tiba menghadang. Aku dan Nadhom melawan dengan taktik pintar. Tidak dengan cara yang bar-bar. Aku percaya bahwa bertindak benar akan menyelamatkanmu dari tindakan untuk berbuat onar. 


""Jangankan mendapatkan kebenaran, berlaku benar saja belum tentu menghasilkan nilai kebaikan"" ujarku dalam hati sambil memandangi syal berwarna orange dan berbahan handuk bertuliskan ""Jak Mania"". Syal pemberian Nadhom sebelum ia pindah rumah ke Bandung.


Tangerang Selatan, 12 Oktober 2021. 


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.