Tangis Pilu Sang Pencari Ilmu - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Tangis Pilu Sang Pencari Ilmu

Oleh:Muhammad Nabil Fawaid



Pagi yang cerah saat sang surya telah memenuhi seruannya untuk melaksanakan kewajibannya. Dari ufuk timur terlihat jelas saat ia telah keluar dari pelukan sang bumi dan Kembali lagi untuk menyinari negri. Terdengar berisik sang ayam yang telah mendampingi pagi untuk Kembali lagi.

Saat sang surya telah sempurna keluar dari perut bumi, kesibukan pun sesegera memadati bumi pertiwi, begitupun aku yang ikut serta dalam meramaikan dan memdatkan jalan, jadwal harian yang biasa aku jalani yakni pergi kesekolah sendiri ditemani oleh sang surya yang ikut menyinari. Tapi jadwal yang kulakukan hari ini sungguh berbeda, saat telah ditanya oleh kedua orang tuaku.

“mau lanjut sekolah mana?.”ujar mereka

“Pondok Pesantren.”jawabku lantang tapi sopan.

Tanpa berfikir Panjang kedua orang tuaku dan aku sesegera mungkin bersiap menuju tempst ysng terkenal akan kata “kotor, kumuh, kempruh.” Itu yang mereka lihat. Sesampainya di pondok pesantren aku disambut oleh poster besar bertuliskan SURGA DUNIA, yang pada saat itu aku belum sama sekali mengerti apa maksud poster terssebut.

Saat sudah di dalam pondok dengan semangat dan tekad kuat kutinggalkan rumah dan kedua orang tua untuk sementara demi mengejar surga. Hanya seuntai kata yang kuingat dari mulut kedua orang tuaku.

“Jadi anak sholeh ya, anak pinter, dan banggain mama & papa didunia dan diakhirat. Hanya ini yang bisa kami berikan kepadamu nak.” Ucap kedua orang tuaku sambal meneteskan air mata.

“Iya ma, pa. aku siap bahagiain mama & papa.” aku berusaha menghibur mereka.

Namun apalah daya air mata sudah terlanjur keluar dari mata seseorang yang amat mulia didunia. Dengan semikian mataku pun ikut mengeluarkan butiran-butiran air mata yang terus keluar tanpa ada satu kata pun yang keluar. Kemudian jam masuk pondok kamar pun tiba, saat itulah terlihat dari kejahuan tangisan disertai lambaian tangan mereka dari balik jendela kamar.

Hari demi hari telah terlewati banyak kerinduan yang masih tersimpan didalam lubuk hati paling dalam, tapi teman-teman baruku selalu menghiburku saat hatiku sedang galau.

“Hei rud, kenapa diam saja?apakah masih ingat teman-teman dirumah?kenapa kau masih ingat mereka sedangkan temanmu dirumah sibuk dengan teman barunya.” Ujar soni dengan sedikit gurauan dan sedikit motivasi.

“Hehehe iya juga sih son, mereka juga bakal lupa dengan namaku.” Ujarku dengan senyum manis kearah soni.

Tapi bukan itu yang kurasakan sekarang, bukan itu yang aku pikirkan, melainkan aku rindu, aku teringat kedua orang tuaku. Bagaimana kabar mereka dirumah, apakah sehat-sehat saja?, apakah juga sedang memikirkanku juga?.

Hari komunikasi pun tiba, hari dimana tangis pilu para pencari ilmu terdengar dimana-mana, disetiap sudut ruangan pondok terdengar suara tangisan para santri yang sedang menjalin komunikasi dengan prang tua yang ia cintai, begitupun juga aku yang ikut serta menyumbangkan suara tangis haru tersebut. Tapi aku percaya suatu hari tangis itu akan menjadi kenangan terindah saat pertama kali masuk ketempat yang disebut SURGA DUNIA.

Dan apalah buktinya, kini aku sudah tumbuh menjadi lebih dewasa bisa berfikir sendiri mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Disinilah aku mulai mengerti kenapa tempat ini diberi julukan sebagai SURGA DUNIA, tempat yang indah dan Bahagia untuk para pencari ilmu, tempat yang mulia disertai aktifitas yang menghasilkan pahala.

Kini aku juga sudah faham seberapa penting kenanganku saat pertama kali masuk, saat pertama kali menginjakkan kaki dan meneteskan airmata untuk pertama kali, air mata yang membuatku rindu akan kenangan-kenangan dipondok selama masin baru datang kesini. Karena Allah lah aku datang ketempat ini, ditempat yang sangat mulia yakni SURGA DUNIA.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.