https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
" PUISI
""Si MAWAR""
Oleh:: st nur aswa risky Wahyuni . T
Coba lihat setangkai mawar itu,
Kelopak menutup bagai menyemai malu
Warna merona sengaja ia leburkan
Hinggah menampik tatapan para kumbang
Ingin rasanya ku bergumang kepadanya
Hai cantik, tak berwarna bukan berarti dikau berbeda
Engkau tetaplah setangkai mawar yang indah
Semerbak wangimu tetap saja terasa menggoda
Tenanglah wahai si cantik merah berduri
Risau mu itu tiada guna engkau khawatiri
Mekarkan kelopak mu,
Kuncup mu itu bukanlah dikau yang nian di tunggu.
Tak inginkah?
Kau merasakan sentuhan hujan yang menerpah
Tiupan angin membelai bagai dinginnya asah
Cukup engkau cemaskan si kumbang jalan itu.
Tak ada kuat dirinya untuk Menghinggapimu
Ia tidak singgah, hanya melihat dan mendewikan mu dari jauh.
Walau itu harus kau tahu, tirai waktu hidup mu tiada yang tahu,
Pupus atau layu,
Dikau tetap ternamakan si cantik merona walaupun kelopak mu gugur jatuh hingga menyemai.
Ohh mawar,
Merekahlah segerah
Sulsel, minggu/10/oktober/2021
PUISI
Patahnya kedua penopang""
Oleh:: st. Nur aswa risky wahyuni
Apa yang kalian lihat?
Dengan penuh heran mata terbelalak
Apa karna langkahku yang begitu lambat?
Maaf, anggap saja aku ini cacat.
Haaaaa.
Sesak sekali rasanya, padahal aku tidak berlari,
Tapi nafas ku sedari tadi sudah terengah-engah.
Keringat rasanya sudah tak menetes lagi, malah bagai kerang air menyalah yang tertumpah ruah.
Tak apa!
Setidaknya aku tetap berjalan kedepan,
Walau luka ku parah malah menambah sayatan.
Tenang saja!
Aku tidak akan mengemis uluran tangan,
Terbiasa mengais hidup sendiri sudah ku lalui dengan keihklasan.
Kita tidak berbeda bukan?
Hanya saja aku yang tanpa kedua sayap memaksa untuk bisa terbang
Hanya saja aku yang pincang memaksa bisa berlari dengan cepat walaupun jalan saja aku tanpa penopang.
Usah risau!
Orang tua yang memiliki peran penopang ku memang sudah tak satu,
Namun bukan penyebab hidupku runtuh,
Keluarga tempat menumbuhkan sayapku benar sudah tidak utuh.
Tapi Tak berarti aku harus diam bagai lumpuh.
Makassar, sel/6/oktober/2021
PUISI
""Kamu""
Oleh:: st.nur aswa risky wahyuni
Lihatlah hujan turun begitu derasnya,
Mengguyur setiap yang di lintasinya,
Tak khayal kita harapkan ia akan secepatnya redah,
Namun tak selalu ia kan nampakkan pelangi yang indah.
Bisakah kau jabarkan perasaan ibarat rotasinya hujan,?
Temponya yang tidak pernah teratur,
Nadanya bisa mengantarkan tidur,
Kau benci bising
Tapi kau suka dingin,
Hati mu teritme, kau bisa membenci sekaligus menciptakan suka,
Stop.
Egois mu begitu nampak
Cukup tak lagi akan kau rasakan di campak,.
Mengeluh mu tidak akan lagi terdengar,
Walau seisi jiwa raga mu mengerang liar,.
Siapa yang peduli?
Semaian mu telah kau tunai bukan??
Lantas?
Masih bisakah kau tersenyum dengan hati yang lirih??
Meski rentak wajah mu menggambarkan jiwa yang penuh dengan lebam...
Sungguh, kau nominasi pelakon yang tiada dua...
Sel.9 maret 2021
-aswariskywahyuni.T
"""
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.