https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Seiris Luka Menolak Lupa
Bongkahan – bongkahan yang tersisa Yang pernah terserap
Seperti melodi yang terngiang di memori
Bersembunyi di balik senyum palsu
Agar tampak kuat meski rapuh
Hati remuk seketika
Ketika terngiang putaran masalalu
Seakan tamparan membuka luka
Jangan – jangan resah jiwah ini merontah
Tetapi ingatan ini menolak lupa
Ingin rasa Menjerit tetapi tak ada guna
Mereka seakan tuli dan buta
Mereka hanya menilai dan mencaci
Tak ada tempat untuk bersandar
Tak ada dermaga untuk berlabuh
Selembar Kasi
Apa yang aku harap
Taakan aku dapat
Kasih ku tak di anggap
Salahka ku berharap selembat kasi
dari berjuta kasi yang ada
Aku … aku hayalah aku
yang berusaha menutup luka yang terselubung
degan sejuta rasa bercamur menjadi satu sandiwara
Namun saat bunga baru mulai mekar luka pun mulai menyusut
Namu kau dengan sengaja
menusuk seakan kau tak membiarkan lukah itu mengering
Kau ingin di lepas namun tak igin melepas
kau mengurung bak burung dalam sangkar
aku tak butuh belas kasih yang aku butuh selembar kasih selembut sutra
Wanitaku
Kuat untukmu wanitaku
Mengapa kau menagis
Jangan kau buang mutiaramu hanya untuk
Badai yang pasti akan berlalu
Untuk mu wanitaku
Mengapa langkamuh terseok seok
kau pantas memilih jalanmu
apa yang kau takutkan
jangan menunduk
jangan biarkan mahkotamu terjatuh
Rindu
Jiwaku sekan di ambang batas
Rindu tak lagi terbatas
Aku lelah berhayal akan dirimu di sisiku
Naluriku meronta ingin bersamamu
Jemariku rindu di rangkulmu
Namun jalan terlalu kejam
Aku tersesat
Akubutah akan lamgkah
Aku kehilangan mu di persimpangan hati
Aku salah jalan sehingga
kau lelah untuk menanti
Aku hanya tersesat
Bukan lupa kata pulang"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.