https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"SEBUTIR DEBU
Sebuah kepergian, dari sang pemilik hati
Jiwaku meronta, hatiku menggebu
Membunuh karsa melemahkan hasrat.
Kalbu melapuk runtuh. Terberai tak utuh
Perpisahan denganmu kasih
Ditarik paksa oleh harta dan kasta
Dibelenggu oleh iman yang berbeda.
Jika aku adalah tulang rusuk mu
Maka tangan Tuhan lah yang membawaku untuk mu.
Walaupun ujung temu adalah kematian.
Namun jika aku hanya sebutir debu sekedar singgah
Maka Tuhan hanya menempatkan ku diambang pintu hatimu
SANG PEMIMPI
Dibalik tabir pilu kehidupan
Tersimpan sejuta rindu yang ingin pulang
Kedatangan pada sang pembunuh rindu
Adalah penawar tak terganti.
Aku yang terus terbungkuk dalam sunyi
Berharap ada sinar yang membawa ku pada kebahagiaan.
Aku sebatang kara, memimpikan damai dalam pangkuan bunda
Yang mengharapkan ketenangan dalam pelukan ayah.
Aku ingin bertemu
Walaupun hanya sebatas mimpi atau melangkah menemui alamnya.
PESAN CINTA
Cinta ...
Pesan sendu telah tersampaikan
Oleh lisan gelap terucap gugup
Getir hati tertembus telinga tersulut rapuh
Cinta ...
Terima kasih
Pesanmu telah kubaca
Dan menusuk kalbu penuh haru
Diriku tertunduk sunyi
Meringkih, dihempas angin kebencian
Cinta ...
Luka lama terbalut hadirmu,
Kini melebar oleh pesan pilu darimu
Biarlah hati yang mengambil alih
Menuntut atau bungkam menguasai.
Dan biarlah waktu menghakimi
Egomu atau cintaku.
RIUH DIBUNGKAM DUKA
Hilang dalam pusaran halusinasi
Terbuai dalam kenikmatan fana
Hanyut mengalir hilang arah.
Apa yang dicari ?
Entah, hilang yang ku gapai.
Langkah pulang menjadi tujuan
Sebujur manusia kaku yang menyambut kepulangan.
Seketika aku tenggelam dalam hinaan penyesalan.
Duka memekik hati, menelan getir nasib pilu.
Bunda, maaf ...
Bahkan lisanpun bungkam melihat surgaku terpenjam menemui asalnya.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.