RINTIK HUJAN DI TENGAH PANDEMIC - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 RINTIK HUJAN DI TENGAH PANDEMIC

KARYA: MARHAENI


     Pagi itu hujan turun amat deras di kota ku, kota Makassar dengan sejuta keindahan dan pesona yang tidak ada habis nya dan tak henti-hentinya ku puji, sungguh begitu besar Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Aku baru saja terbangun dari lelap nya tidur semalaman tepat pada saat alarm berbunyi jam 05:00, aku bergegas bangun dan menunaikan solat subuh, yang sudah menjadi kewajiban sebagai ummat muslim. Setelah solat subuh aku langsung merapikan kamar dan bergegas ke dapur untuk memasak, aku memasak Nasi goreng sebagai bekal di sekolah, di tengah kesibukan menyiapkan makanan rintik hujan kian menderas aku merasa khawatir jika hujan tidak berhenti saat hendak berangkat aku lalu buru-buru menyelesaikan masakan ku dan bergegas mandi. Setelah mandi hujan sudah mulai mereda hatiku sedikit tenang karena tidak akan kebasahan saat di perjalanan menuju sekolah, setelah aku bersiap-siap aku berpamitan kepada ibu ku hanya kepada ibu ku karena aku di antar oleh ayah ku “ aku berangkat dulu ibu” ucap ku usai mencium tangan nya “hati-hati nak” jawab nya.   

  

     Hujan sudah mereda hawa dingin menjadi pelengkap di pagi hari ini,burung-burung beterbangan bersama kawan-kawan nya seakan menyambut pagi yang cerah dan sejuk ini, langit yang tadi nya muram dan bersedih dengan menjatuhkan air mata nya yang ku sebut rintik hujan kini menjadi cerah dan tersenyum dengan memancarkan sinar matahari yang masih berwarna jingga, pukul 06:10 aku melihat jam tangan ku masih sangat pagi, meski ini baru simulasi masuk sekolah setelah pandemic yang berlangsung tapi aku begitu semangat karena tidak berdiam diri di rumah, setelah menempuh perjalanan sekitar 6 menit karena jarak sekolah dan rumah ku hanya berkisar sekitar 200 meter dan aku di antar menggunakan motor, aku sampai di sekolah pukul 06:14, aku mencium tangan ayah ku dan masuk ke area sekolah setelah sebelumnya aku melewati tahap cek suhu dan mencuci tangan sesuai anjuran protocol kesehatan, aku berjalan pelan melewati lapangan sekolah yang sedikit basah aku menyapu pandangan keseluruh sudut penjuru sekolah, pemandangan yang sudah lama tak kulihat dan sangat kurindukan. Aku tiba di koridor sekolah dan berjalan menaiki tangga hingga aku tiba di kelas, kelas dengan sejuta kenangan bersama teman-teman sekolah ku, aku lalu membersihkan kursi dan meja. Tak lama kemudian teman ku yang bernama Sarah datang “hay apa kabar?’” sapa ku dengan girang. “Kabar baik,bagaimana dengan mu” jawabnya dengan senyum khas nya. “Alhamdulillah aku juga baik” jawabku membalas senyumnya.


     Aku merindukan seluruh kisah abu-abu di sekolah ini kisah yang memberi kesan istimewa untuk ku dikala musim hujan tiba, sekolah tempatku bersua dan menimba ilmu bersama teman-teman ku, namun kini hampa karena pembatasan jumlah pelajar yang masuk, kini aku tak dapat berkumpul bersama teman-teman sekolahku dalam jumlah lengkap. Rintik hujan jatuhkanlah kerinduan ini pada mereka dan bawalah menjadi arus untuk menyampaikan nya."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.