Rindu Yang Tersirat

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Rindu Yang Tersirat

  (Sofwatun Nisa)



Rindu itu bagaikan buah simalakama,

Salah jika diungkapkan, 

Hati sesak jika dipendam


Rasanya seperti makan soto basi,

Ingin dihangatkan, tetapi sudah terlanjut basi.

Tidak dimakan, karena sudah tak teratasi.


Rindu itu bagaikan sebuah impian.

Berkhayal sedemikian rupa.

Tetapi realita berbeda pendapat.


Rindu itu bagaikan mata pisau tajam.

Sedikit saja dia meninggalkan luka,

Tetapi sakitnya begitu dahsyat.


Tanjungbalai, 12 Januari 2021



Satu Hari Terindah

            (Sofwatun Nisa)


Andai bisa ku rekam momen itu,

Akan ku putar sepanjang waktu,

Agar aku dapat merasakan kebahagiaan pada saat itu.

Karna ku tahu, 

Aku tak kan bisa kembali lagi ke momen itu.


Meski momen itu terasa cepat berlalu,

Momen itu akan ku kenang seumur hidupku.

Disaat aku mengenang hari itu,

Rasanya aku ingin terus tersenyum,

Dan tidak bisa berhenti tersenyum,

Mngenangnya, sangat menghibur hatiku.



Tanjungbalai, 15 Januari 2021



            Pelita Hati

        (Sofwatun Nisa)

Engkau adalah cahaya dunia.

Sinar mu tak pernah muram.

Meski banyak rintangan,

Senyummu tak pernah pudar.


Engkau adalah sumber kehidupan.

Tanpamu, dunia menjadi suram.

Dunia ini akan gelap gulita.

Dan aku tidak akan ada di dunia ini.


Kau adalah sosok yang paling berharga.

Kau akan ku kenang sepanjang masa.

Karena perjuanganmu begitu mulia.

Senyummu mendamaikan jiwa.


Kau tak pernah mengenal lelah.

Di dunia ini, kau adalah pejuang kehidupan.

Maafkan aku yang selalu membuatmu marah.

Hanya ini yang dapat ku berikan.


          Selamat hari ibu


Tanjungbalai, 21 Desember 2020



Engkau Yang Tak Tergapai

         (Sofwatun Nisa)


Kau tau tidak?

Di hati ini terlukis namamu.

Tetapi mengapa?

Mengapa kau tak pernah memahami itu?


Kau tau tidak?

Hal kecil apa yang bisa membuatku bahagia?

Hal kecil itu adalah kektika aku bisa melihat senyummu.

Sangat sederhana bukan?


Kau tau tidak?

Terkadang aku baper, hanya karena senyumanmu.

Aku memang tidak tahu senyuman itu untuk siapa,

Tetapi aku berharap, senyuman itu hanyalah untukku.


Kau rau tidak?

Terkadang aku jengkel padamu.

Jengkel ketika dirimu bersama yang lain.

Dan itu membuatku cemvuru.


Kau tau tidak?

Mengapa aku bisa merasakan itu semua?

Padahal semua rasa itu selalu terabaikan.

Mengapa?


Seandainya kau tahu,

Perasaan ini sudah cukup lama terpendam.

Aku punya satu permohonan padamu.

Aku mohon, pahamilah perasaan ini.


Tanjungbalai, 12 Agustus 2020



         Rasa Yang Tak Terduga

               (Sofwatun Nisa)


Sebelumnya, aku tak pernah menduga.

Sedikitpun tak pernah menduga.

Karena kehadiranmu dalam hidupku,

Tak pernah ku inginkan sebelumnya.


Aku tak pernah menduga.

Bahwa rasa nyaman ini, 

Akan bermetamorfosa.

Bermetamorfosa menjadi rasa cinta.


Aku tak pernah menduga.

Bahwa aku dan kamu bisa seperti sekarang ini..

Bahkan, tak terpikirkan sama sekali.

sedikitpun tidak.


Aku tak pernah menduga. 

Bahwa rasa ini tumbuh begitu cepatnya.

Apakah ini benar adanya?

Atau, hanya cinta monyet saja?


Aku memang tak pernah menduga.

Bahwa semua itu bisa terjadi dalam hidupku.

Dan aku juga tak pernah menduga.

Bahwa dirimu menjadi bagian dalam hidupku.


Tanjungbalai, 29 Maret 2019"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.