RINAI - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 RINAI

Necia Uci Chayani


Sepotong kisah menjadi luka

Tergores saat hujan basahi bumi

Kini rinainya kembali menerpa wajahku 

Sontak imaji mengingat bayangmu kala itu


Saat aku bersamamu

Afeksi meluap tampak di pelupuk mata

Lelehan cairan bening mengalir, melewati pendulum yang kau beri

Hujan juga menjadi saksi bisu antara kau dan aku


Tuntas segala peluh dan waktu yang kita lalui

Semua kenangan larut bersama aroma hujan

Di bawah rintik-rintik nikmat tuhan 

Indahnya janji manis masa depan 


Kini, 

Harus beradu dengan nestapa 

Menggenggam janji hanya janji

Memori hujan memanggilmu dan tetap memanggil namamu 


Meski luka, dengan susah payah aku mencoba. 

Menjauhkan dirimu dari pusaran masa lalu 

Bagi banyak orang, mungkin hujan sekumpulan pasukan air. 

Tapi bagiku, hujan adalah sepotong kisah yang mengikatku pada sebuah kenangan masa lalu.

Dan membawaku pada keindahan hari ini.


Tebing tinggi, 17 Oktober 2021



BUNGKAM

Necia  Uci Chayani 



Waktu ku sudah usai

Sudah tak mungkin ku lakukan lagi

Sudah tuntas segala peluh dan waktu untuk mengejarmu.

Kamu tidak pernah menyadari cintaku.


Tapi kamu suka dengan caraku memahamimu, 

caraku bersahabat denganmu,

 caraku menatapmu.


Jika cinta sebaik ini kamu tidak menyadarinya.

 Lalu cinta seperti apa yang sedang kau cari???



Tebing tinggi, 17 Oktober 2021




SENJA

Necia  Uci Chayani 


Hadirmu

Layaknya senja yang datang

Sebentar, namun sangat menenangkan


Aku masih sama

Masih sendiri menanti senja 

Aku hanya bisa menulis beberapa aksara

Menggumpal dalam kalimat yang menyapa

Tentang rindu dan air mata


Bayanganmu tak pernah hilang

Menyaku dalam tenang malam

Ini sudah senja yang keseribu sayang


Begitu usang kutanggung sebuah penantian

Diam di sela angin yang bungkam

Alam mematung menadah hujan

Hadirmu yang selalu ku nanti

Senja


Tebing tinggi, 17 Oktober 2021



Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.