PURNAMA YANG HILANG - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 PURNAMA YANG HILANG 


Secarik kertas, bertuliskan bait puisi tanda syair hati

Menjadi saksi bisu, menggoreskan sejarah dalam diri

Membuka lembaran genangan kenangan lampau,

saat hati yang hampa tertekam duri membuat hidup tiada berarti.


namun kau datang kembali menyinari, membuat sirna gelap di hati.

Serasa, seperti sekelibat cahaya menimpa diri di pantai Ora

Indah nian pantai Bali seakan tak inginku berpaling kedunia Maldevis.


Oh, purnama tidakkah kau tau?

Aku bagaikan Ufuk Timur yang tanpa tata warna

Yang basah oleh embun,,,

kering gersang oleh matahari.


Hadirmu menjadi tata warna yang memberikan

hembusan angin kesejukan nan mengalir dalam damai.

Matahari di siang hari, Rembulan dimalam hari.

Dan purnama yang selalu menyinari gelap malam sunyi sepi.


Sungguh tak ingin rasanya kaki berpaling ke Ufuk barat,

Untuk membalikan  badan walau sejengkal saja. 

Membuat hati tak karuan, 

fikiran jauh terbang melayang.

Hati hancur lebur tanpa haluan,

menerima semua kenyatan hampa yang kau timpakan.


Purnamaku

Dimanakah pancaran sinarmu yang dulu?

Kini daku bertarung dengan serpihan bayang dan ilusi

Pertarungan yang sangat meyayat hati ditengah terpaan hembusan badai.



***


UNTUKMU CALON IMAMKU


Wahai adam aku menunggumu karena Allah

Maukah engkau mencintaiku karena Allah?

Menua seiring cerita sampai menapaki surga.


Dibalik diamku ... Dibalik bisuku ..

Ku tundukan tatapanku dihadapanmu

Sesungguhnya aku mendoakan keselamatanmu

Agar takdir kita dipertemukan dilahul mahfuz

Aku belajar mencintaimu dari kejauhan.


Senangtiasa doaku langitkan, 

Ku lantuntunkan di sepertiga malam, malam nan penuh keheningan,

Dengan syahdunya ku meminta kepada pemilik hatimu

Kusimpan rapat-rapat rindu di dalam qalbu.

Untuk sekedar bertemu pada puncak letih penantianku

Kusematkan rindu pada waktu yang indah.


Dalam sunyinya malam, bulir air mata tak hentinya ku teteskan.

Bermunajat mengharap cahaya doa menembus asry-Nya

Dalam diamku..

Sengaja kutak menampakkan diri ditengah keramian

Sentuhlah aku dengan iman, islam, ihsan dan akhlakmu.


Bila nanti Allah izinkan engkau padaku

Bersama menyempurnakan hati dalam mahabbah-Nya

Aku bersama kesederhanaan yang berbalut taqwa.


Ku tuliskan bait ini dalam rangkaian malam yang panjang

Ku unggkap getar ini dalam dalam ragu yang tertahan

Izinkanlah aku menyampaikannya kepadamu

Tak ada berlian yang tak bersinar, meskipun tersembunyi disamudra terdalam.

Selamat berjuang, untuk adam yang akan menghalalkanku sebagai kekasih idaman.


***


Karena Aku Telah Memutuskanmu


Karena aku telah memutuskan untukmu.

Maka aku berusaha untuk merendam rasa  kagumku kepadamu.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk saat ini, 

kita tidak perlu bertegur sapa dan berkata mesra.


Cukuplah hamparan sajadah menjadi saksi dalam sujudku, 

bahwa kulangitkan namamu, untuk kembali kudiskusikan dengan Tuhanku.

Sembari meyakinkan hati serta memantaskan diri, 

Memohon petunjuk untuk ketetapan hati didalam istiqorohku…


Dakapun terus berusaha untuk selalu menjaga hatimu dan hatiku.

Agar senang tiasa suci terjaga, seperti kertas putih yang belum ternoda.

Supaya agar Dia yang Maha Cinta dan memiliki kemudi diatas segalanya,

Bertahta didalam hati kita..


Aku berusaha ikhlas merelakanmu, dan kukembalikan rasa cinta ini,

Kepada-Nya Yang Maha Cinta.

Dan terus berharap tiada henti, semoga rasa ini dijaga-Nya,

Untuk kelak dia yang akan mengiringi langkahku dalam menggapai

Jannah-Nya diatas keridoan-Nya.


Dia yang kelak akan mengimani sholatku dan sepertiga malamku.

Serta dia yang kelak menjadi panglima, 

serta lentera untuk para mujahid-mujahidah cilikku.

Sambil aku terus berusaha memperbaiki dan memantaskan diri.

Aku yakin akan janji Allah bahwa yang baik 

Untuk dia yang terus memperbaiki diri.



***

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.