Perpisahan Dari Pintu Kelas - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Perpisahan Dari Pintu Kelas 

Dia adalah mawar. Wanita yang selalu diam dikala keraimaian. Namun berubah dimasa SMA, hanya karena seseorang datang dari pintu kelas dengan membawa kedamaian, kenyamanan, dan kebahagiaan. Orang itu adalah Satria. Laki-laki tinggi, berwajah tampan, ambisius, aktif, dan ceria. Kisah ini berawal dari pintu kelas.


Tahun 2020.

Pagi yang cerah. Mawar memulai masa-masa remaja di SMA. Masa-masa yang indah penuh tangis dan tawa. Berangkat kesekolah, duduk dibangku paling depan. Diam tanpa suara, terus memandangi pintu kelas. Tak sengaja dari pintu itu seseorang datang dengan penuh warna. Orang itu adalah Satria. Mata bulat yang terus-menerus ingin memandangnya. 


Hingga tepat didepan pintu kelas untuk pertama kalinya mereka bertemu. Satria datang penuh pertanyaan yang mungkin akan membuat Mawar kebingungan.

""Hai, kenapa di depan pintu? Dan..nama kamu siapa?"" Satria bertanya dengan lantang. Sontak Mawar menjawab ""Ohhh, namaku Mawar. Lebih tepatnya Diana Putri Mawar"". Dari raut wajah Satria seakan dia terpesona, namun tetap menampakkan wajah cueknya. ""Ohhh..Hai Mawar senang bisa bertemu dengan kamu! Ujarnya sambil tersenyum. Dengan wajah kebingungan Mawar menjawab "" Ohh..iya senang bertemu dengan kamu juga"".


Dari saat itu, mereka mulai berteman, bercanda riang, berbagi cerita, hingga dapat memahami perasaan masing-masing. Dan setiap pagi hari, Mawar mulai terjaga didepan pintu kelas untuk menyapa dan menunggu kedatangan Satria. Hari-hari yang dia jalani dulu, sangat berbeda dengan sekarang. Kedatangan Satria membawa banyak sekali perubahan dalam diri Mawar. Muali dari kebiasaan, kepribadia, dan kehidupan Mawar di sekolah. Hingga tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa, bila suatu saat nanti mereka akan berpisah. Di hari dimana Satria tidak pernah lagi datang dari pintu itu.


Mawar beralarian kesana kemari mengelilingi sekolah, hanya untuk berharap bahwa dia tidak benar-benar pergi untuk selamanya. Air mata mulai bercucuran diwajahnya. Tepat didepan pintu kelas, diam tanpa suara. Angin malam datang, dengan membawa kesunyian malam. Diam menunggunya dan berharap dia kembali dipagi hari dan menyapanya lewat pintu yang sama. Namun, itu semua hanyalah hayalan semata.


Dua hari sejak kepergian Satria berdiri dipintu itu adalah hal yang tidak bisa Mawar lakukan sendiri. Karena dari pintu itu mereka bertemu dan berpisah. Dimana, pintu itu membawa kebahagiaan namun juga memberi kekecewaan yang mendalam. Rasa kesal, marah, dan kecewa tertulis dalam catatan kehidupan.


Malam hari yang sejuk setelah kepergian Satria. Tepat dihalaman rumahnya, dia tidur dengan memandangi bulan. Dan bicara tanpa maksut dan tujuan."" Bulan kau tahu aku sangat kesepihan, kau tahu kenapa? Karena suatu perpisahan yang tak pernah aku inginkan, tak pernah aku harapkan"". Air mata mulai datang tanpa diundang, mengartikan luka yang mendalam. Hingga pertanyaan satu demi satu dia tanyakan kepada bulan, pertannyaan yang ingin dia tannyakan padanya, namun dia tannyakan pada bulan.

""Mengapa kau pergi tanpa kabar, tanpa penjelasan, dan tanpa jejak kehidupan. Mengapa??? Tidak bisakah kau memberi ucapan perpisahan, ucapan yang membuat aku yakin bahwa kamu baik-baik saja?. Ujarnya sambil mengeraskan tangisannya.

""Bulan, apa kau mendengarku? Apa kau bisa mengirimkan pesan ini kepadanya?Jika kau bisa maka sampaikan pesan ini padanya. Katakan padanya aku marah, aku kecewa, aku....aku...ingin sekali bertemu dengannya untuk mengatakan bahwa hiduplah tanpa kesedihan, disini aku juga akan hidup tanpa kesedihan. Dan katakan padanya bahwa aku bahagia dan disini aku sedang berjuang, agar aku bisa bertemu lagi dengannya. Kumohon padamu bulan sampaikan pesan ini kepadanya!!. Ujarnya sambil menguatkan diri dan melepas semua kesedihan yang dia hadapi.


Sejak malam itu, tidak ada lagi warna dalam kehidupannya. Hari yang dia jalani dengan penuh kebahagian berubah karena kepergian Satria. Meskipun demikian, Mawar tetap harus menjalankan kehidupannya meski tanpa kehadiran Satria.


Dua tahun setelah Satria pergi. Disaat dimana Mawar harus meninggalkan kenangan indah dan buruk yang terjadi dimasa SMA. Dan mulai berjuang untuk menggapai mimpi yang sudah dia tulis sejak awal sebelum bertemu dengannya. Hingga ada saatnya dimana hati Mawar benar-benar berada dititik dimana dia mulai melupakan perasaan yang pernah ada untuk Satria. Namun satu hal yang selalu membuat hati Mawar kecewa atas kepergian Satria yaitu ketika dia tidak bisa melihatnya datang dari pintu itu untuk terakhir yang kalinya. Dan mengatakan bahwa dia pernah menyukai Satria dalam diam. Namun dia memilih memendamnya, karena hatinya tak ingin menyakiti hati siapapun kecuali menyakiti hatinya sendiri.


Mawar mempunyai satu harapan untuk satria yaitu Semoga perjuangan tanpa kehadirannya dapat mempertemukan mereka di pintu yang sama, namun berbeda arti, makna, dan rasa."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.