PAHLAWAN AKSARAKU

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "PAHLAWAN AKSARAKU


Dulu aku bodoh dan tidak mengerti apa-apa

Aku tidak mengerti cara baca dan tulis

Aku tidak mengerti berhitung


Namun, semua itu berubah

Ketika Tuhan mengirim sosok malaikat tak bersayap kepadaku

Sosok yang mengajarkanku tentang semua hal yang aku tidak tahu

Sosok yang dengan sangat sabar membimbingku

Sosok yang mampu membuka jalan pikirku

Sosok yang mampu membangkitkan semangatku yang hampir pudar


Sosok itu bagaikan lentera di sunyinya malam yang gelap

Lentera yang mampu menyinari seluruh dunia

Lentera yang akan terus menyala 


Terimakasih guruku

Berkatmu aku menjadi tau aksara

Berkatmu aku menjadi paham logika

Berkatmu pula, aku mengerti bahasa


Terimakasih guruku

Karena peluh dan ketulusanmu

Karena semangatmu dalam mendidikku

Aku menjadi manusia yang tau banyak hal


Aku tahu rasa lelahmu dalam mendidikku

Aku tahu senyum semu yang engkau tampilkan

Beribu beban yang tak tertahankan karena kenakalanku


Maafkan aku guru

Maaf bila aku suka terlambat mengumpulkan tugas yang kau berikan

Maaf bila aku sering melalaikan perintahmu

Maaf bila aku suka bersikap tidak sopan padamu

Terimakasih, pahlawan aksaraku



By: Syifa Najwa Putri


KEPADA PAHLAWAN NEGERIKU


Terimakasihku ucapkan, untuk kalian para pejuang bangsa

Yang sudah rela berjuang sampai akhir hayat

Yang mati karena berani

Yang mati karena yakin

Yang mati karena benar


Terimakasihku ucapkan

Untuk keberanian serta ketulusan kalian

Keberanian yang tumbuh di dasar hati

Ketulusan yang mekar di dalam jiwa

Menjalar merenggut darah

Tiada takut kalian berjuang 

Kalian acungkan bambu runcing di tengah-tengah senjata yang kapan saja bisa merenggut nyawamu

Dengan begitu lantang kalian berteriak

Merdeka!!!

Merdeka!!!

Merdeka!!!

Indonesiaku


Terimakasihku ucapkan 

Tanah yang kami pijak saat ini

Air yang kami minum

Adalah darah dan nyawa yang dulu melayang


Sekali lagi, kuucapkan terimakasih 

Untuk kalian yang sekarang di surga

Beristirahat dengan bangga dan tenang

Tersenyum melihat garuda terbang tinggi


By: Syifa Najwa Putri


REHAT


Aku lelah bertemu manusia

Aku ingin sendiri, sebentar saja

Aku ingin bertemu angin dan sepi

Lalu bersahabat dengan mereka


Aku lelah bertemu manusia

Menghadapi kompromi 

Juga melakukan kompromi

Mengkhianati kejujuran yang murni


Aku lelah bertemu manusia

Yang tidak bisa berhenti berkompetisi

Menjadikan dunia ajang perlombaan

Untuk menjadi yang nomor satu


Aku lelah bertemu manusia

Yang suka mengorbankan kebahagiaannya untuk orang lain

Tanpa mau peduli dengan kebahagiaannya sendiri


Aku lelah bertemu manusia

Yang terlalu berambisi 

Tanpa kenal waktu

Untuk menjadi yang terbaik


Aku lelah bertemu manusia 

Yang tidak kenal waktu dalam bekerja

Menjadikan dunia ini 

Seolah-olah tempat mencari uang dan harta


Aku ingin bercengkrama dengan angin

Berbicara soal telaga, langit, gurun, atau pantai

Aku ingin berkelana bersama angin, berdua saja

Karena aku bosan bertemu manusia



By: Syifa Najwa Putri



BERKESAN

Senyumanmu adalah obat bius terbaik, sampai luka perih itu tak lagi kurasakan

Yang bisa membuatku lupa dengan semua masalah yang sedang kuhadapi

Indah dan memikat, dua kata yang mampu kuucapkan kala melihat senyummu

Faktanya, aku sangat menyukai senyuman itu

Apalagi, jika senyum itu untukku


Namun, bisakah aku melihat senyum itu setiap waktu?

Apakah bisa kau memberikan senyum itu untukku?

Jangan dipaksakan, jika memang kau tak bersedia

Walaupun aku harus merasakan luka seperti sedia kala

Aku harap, suatu saat kamu bisa memberikan senyuman itu untukku


Perasaan ini akan selalu ku simpan untukmu

Untaian do’a selalu ku panjatkan, agar Tuhan dapat menjadikanmu milikku

Terimakasih atas kesempatan mengenalmu selama ini

Rinduku masih menjadi milikmu

Ingatanku masih selalu tentangmu




By: Syifa Najwa Putri"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.