https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
"Nama: Indri Febrianti
Mrs. Crab and Bestie
Cahya Aurelie adalah penyuka uang, jika disuruh memilih antara skincare dan uang maka tentu saja dia akan memilih uang karena beli skincare, pertama kali yang dibutuhkan adalah uang.
“Satu satu gue suka uang, dua dua juga suka uang, tiga-tiga juga suka uang, satu dua tiga uang segalanya”. Nyanyi Cahya dengan suara cemprengnya.
“Uang mulu yang lo pikirin!, Bosen gue lama-lama”. Kesal cewe disebelah Cahya, Diba Husna sahabat Cahya.
“Potong kupeng lo terus di jual, duit nya bagi ke gue”. Saran Cahya
“Wah manusia tidak berperisahabatan lo! Gue kutuk lo jadi babu!”. Ujar Diba
Cahya memukul lengan Diba dengan menggunakan tas nya.
“Enak aja jadi babu! Calon nyonya besar gini dibilang babu!”. “Are you kidding me?”.
“Dih nyonya besar...”. “Nyonya Krab lo cocok”. Ucap Diba
Cahya mengangguk-anggukan kepalanya,
“Bagus juga saran lo”.
“SUKA LO!!”. Teriak Diba
Diba mengambil tas nya menyampirkan di pundaknya, lalu melangkahkan kaki nya keluar kantin sekolah.
Tapi ketika sampai di pintu keluar, Diba menghentikan langkahnya menolehkan kepalanya kebelakang tidak menemukan keberadaan Cahya di belakangnya. Gadis itu masih duduk dengan tenang dibangku kantin sambil menyantap burger nya yang hampir habis.
Berdecak kesal Diba kembali ke tempat nya berada tadi, kemudian menyeret Cahya keluar kantin.
“Gue bukan kucing Dibaaa!”. Kesal Cahya
“Lo mau disini sampek kapan? Sampek Spongebob pindah dari bikini bottom?”. Tanya kesal Diba
“Memang Spongebob uda mau pindah Dib? Pindah kemana Dib?”. Tanya balik Cahya
“Ya Allah kenapa gue ditakdirkan sama sih Nyonya Krab ini”. Ucap lelah Diba
“Yauda ayo balik tadi katanya mau balik”. Ujar Cahya
Sementara Diba rasanya sudah ingin menerkam Cahya, sebenarnya dia yang bego apa Cahya sih?.
Menatap kesal Cahya, Diba berjalan duluan mendahului Cahya. Cahya melangkahkan kakinya mengikuti Diba, diluar pintu Kantin ia melihat koin seharga 500 terpampang nyata dihadapannya.
“Alhamdulillah dapat rezeki”.
Cahya mengambil koin itu dan memasukkannya ke saku baju sekolah nya.
Bagi Cahya mau berapa pun jumlah rupiah nya, kalau itu termasuk kategori rupiah pasti ia akan maju.
***
""DIBB NANGKRING DULU KUY WARKOP OM JOHAN GUE KANGEN NIH..."". Teriak Cahya pada Diba yang lagi menyetir sepeda motor, sementara Cahya adalah penumpangnya.
""SADAR DIRI OM JOHAN UDA PUNYA BINIK! LEBIH SEKSOY DARI PADA LO..."". Balas Diba
“DUIT NYA BANYAK DIB SAYANG KALO DIANGGURIN...”. “GUE TRAKTIR DEH LO”.
“GAS LAH KALO ITU”. Sahut Diba
Diba memutar motor matic nya yang awalnya akan kembali kerumah, jadi kearah warkop yang di sapa dengan panggilan Om Johan oleh mereka berdua.
Setelah sampai di lokasi tujuan mereka melangkah kaki nya berdua masuk.
“Hai Om Johan makin ganteng aja nih”. Goda Cahya pada pria paruh baya tapi masih terlihat gagah.
“Gombalan kamu uda ga mempan Cay, gaada geratis-geratisan”. Ujar Om Johan pemilik Warkop.
“Yah om mah begitu sama Cahya…”.
“Mau dikasih makan apa istri saya kalau kamu mau nya geratis terus”.
Melirik kearah Diba, sepertinya ia harus merelakan uang nya untuk mentraktir Diba. Demi apa pun didalam lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat tidak rela.
Mengeluarkan uang dari saku nya, ia memberikannya pada om Johan.
“lepas itu tangan lo”. Kata Diba melihat Cahya yang memberikan uang 100 ribu tapi malah memandanginya seperti orang yang kehilangan pacar waktu lagi sayang_sayangnya.
“Sumpah demi apapun Cahya ikhlas om ikhlas”. Sendu Cahya
“Kaya biasa ya om pesenannya”.Ujar Diba
“Nah gini dong kan saya jadi suka, aman duduk aja kalian dulu”.
Kemudian Diba menarik tangan Cahya menuju tempat duduk yang tempatnya efektif untuk memandangi para cogan dari berbagai kalangan.
Mata Cahya yang semula sendu jadi berbinar, melihat didepan tempat duduk mereka sekumpulan para cogan sedang berkumpul. Ia pun menyenggol lengan Diba memberi kode pada gadis itu.
Diba pun mengikuti arah mata Cahya.
“Wis rezeki nomplok mah ini Cay”. “Sebelas dua belas sama muka nya jodoh gue”.
“Ngarep lo!”.
Cahya memperhatikan mereka lebih teliti, bukan wajah nya yang ia lihat, tapi ia sedang berpikir apakah mereka punya banyak uang untuk bisa dijadikan ATM berjalan?.
Lima orang pria yang merasa diperhatikan pun melihat ke tempat duduk Cahya dan Diba. Diba langsung pura-pura melihat kekanan dan kekiri sambil tersenyum pada orang-orang yang lewat. Sementara Cahya juga belum menyadari, jika mereka diperhatikan balik.
“Muka lo Cay tolong kondisikan, kita diliatin balik woy!”. Ucap Diba pelan,
Kelima pria itu berjalan menghampiri mereka.
“Kalo mau kenalan bilang atuh neng jangan liatin doang”. Ujar salah satu dari mereka
Cahya yang menyadari ada suara asing seketika langsung tersadar, dan melihat kearah Diba sinis.
“Lo kok ga ngasih tau gue sih…”. Bisik Cahya
“Makanya lo jangan mikirin duit mulu!, jadi budeg kan lo”.
Cahya melihat mereka satu persatu tak lupa cengiran di wajahnya.
“Aduh maaf yah akang-akang saya tadi Cuma lagi mikir kalian pada punya duit atau nggak”. Ucap Cahya kelewat jujur.
Sementara Diba sudah menutupi wajahnya dengan tangannya.
“Hah”. Kaget mereka
Cahya langsung menarik tangan Diba berlari keluar.
“OM JOHAN GAJADI MESEN, KUCING CAHYA LAHIRAN ANAK KEMBAR”. “DUIT NYA TRANSFER KEREKENING CAHYA YAH OM”. Teriak Cahya ketika sampai di pintu.
“Pikiran lo Cay bisa gak sekali aja gausah duit mulu, malu gue Cay malu”. Ucap Diba mengingat kejadian waktu didalam tadi.
“Ga bisa Dib, uang itu bagaikan paru-paru gue”. “Jadi gue ga bisa nafas tanpa itu”. Ujar Cahya
“Terserah lo lah Cay”.
“Buruan naik”.
Cahya langsung duduk di motor Diba lalu memeluk pinggang Diba disepanjang jalanan.
“Nanti kalo gue jadi kebikini buttom, gue mau ngerampok krusty crab lah Dib buat beli mobil biar kita ga kepanasan terus”. Ucap Cahya ngelantur
“Sekalian pinjem otak sama Sandy juga yah Cay, biar pinteran dikit”.
“Gue terima saran lo”.
Walaupun Cahya penyuka uang dan suka malu-maluin, Diba sangat menyayangi gadis itu. Bukan hanya sebagai sahabat tapi sudah seperti saudaranya sendiri.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.