Mimpi dan kegagalannya - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "1. Mimpi dan kegagalannya


Terdiam diri merenungi hati

Mimpi lalu tersemat lagi

jika ada satu pinta

bolehkah aku kembali?


Jika ada secercah mimpi

Bisakah aku menggapainya?

Namun aku tak berdaya lagi

Tak ada semangat yang diberi


Menyesal mereka, menyesal jua diri ini

Namun beta tak dipercayai lagi

Ingin hati tuk merajut mimpi

Namun asa tak kuat lagi


2. Tentang kita


Pada dasarnya 

Kitalah yang salah

Semua tentang kita

Dan hubungan yang dilarang semesta


Semua berawal dari kita

Dan harusnya kita yang mengakhirinya

Namun berbicara tentang merelakan

Sangat berat untuk dilakukan


Jika ada kehidupan selanjutnya 

Bolehkah aku memberi satu pinta?

Takdir kan kita bersama

Dalam hubungan yang benar adanya


3. September


Dapatkah aku tetap disini?

Di bulan September

Berharap pada September

Dan tidak dengan yang lain


September,

Dimana awal dari kebahagiaanku

Jika aku tahu akan sebahagia itu

Akan ku minta, agar terjebak dalam September


Kuakui memang egois

Jika aku tidak berharap

Dengan bulan selanjutnya

Entahlah, aku hanya ingin bahagia

Dengan September.


4. Mendapatkanmu


Mendapatkanmu,

Seperti mimpi bagiku

Mimpi yang ku gantung di angkasa

Namun tak pernah ku dapatkan


Mendapatkanmu,

Sangat sulit bagiku

Apakah aku kurang usaha

Atau semesta yang tak membiarkannya?


Hanya dalam mimpi

Aku dapat mendapatkanmu

Haruskah aku terus bermimpi

atau bangun menerima kenyataannya?


Tentangmu tersemat dalam pikirku

Namun akan ku hentikan segera

Karena nyatanya mendapatkan mu

Hanyalah halu ku semata


5. Merenung sepi


Sendiri terdiam dalam keheningan

Menantikan hujan dan petir bergerumuhan

Semilir angin menembus ruangan

Menenangkan rasa yang penuh kebimbangan


Apakah bisa aku memikul sendiri?

Namun pada siapa akan kubagi?

Tidak semua orang dapat memahami diri ini

Semua sibuk memanja hati


Dan kini yang tersisa hanya seorang diri

Terdiam meratapi sepi

Topeng mana yang harus kupakai esok hari?

Semuanya telah kusam dan kubasahi






"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.