- MERDEKA DULU DAN KINI -

 





Cover buku


Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterupdate x Infolombapuisi Deadline 14 Oktober. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Selembut Salju"


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 - MERDEKA DULU DAN KINI -


Merdeka..!

Merdeka.?

Ini omong kosong belaka saudara

Pemuda...!

Hai pemuda yang di agung kan sebagai ujung tombak bangsa, yang di elu elu kan setiap derap langkah kakinya......

Ini, juga omong kosong saudara

Coba pandang tembok - tembok tua itu......

Coba tetap melekat koridor - koridor itu..

Yang aromanya beraroma darah..

Amis sangat amis, aroma lekat merah darah pahlawan kita....

Coba kalian ingat kembali saudara, bongkar kenangan tentang sejarah darah ini, aroma ksatria pahlawan kita.....

Sudirman dan panji panji bangsa!! Yang telah menelanjangi biru di antara merah - putih di surabaya 

Kala itu hujan bukan lagi hujan....

Terik bukan lagi terik matahari

Hujan adalah cucuran keringat darah, tangisan para anak yang kehilangan bapaknya, para istri yang kehilangan suaminya, para ibu yang kehilangan anaknya, para saudara kita di masanya...

Terik adalah bom bardir meriam belanda yang memisahkan tulang dari dagingnya, denyut dari nadinya dan roh dari raganya... saudara..

Coba kita rasakan saudara...!

Rasakan lagi bertanya perihnya, betapa sakitnya, betapa nanarnya..

Tetes keringat linang air mata air, mata orang-orang papa, air mata  mata para pahlawan bangsa yang ingin merasakan kata ""MERDEKA”

Lalu saudara inikah cara kita saat ini dalam menikmati merdeka.......

Menjadi yang maha benar atas pembenaran nya sendiri....

Banyak yang berkata-kata tanpa mengerti kata itu sendiri.....

Bangga akan popularitas yang dunia maya berikan.....

Bangga akan like, komen dan serba-serbi kelajuan kepada semesta di tempo ini...

Orang hampir mati sempat - sempatnya kau buat insta story...

Orang nelaksa kau manfaatkan kenelaksaannya untuk pundi pundi rupiah engkau kantongi...

Ini bukan tentang kalian saudara

Mari kita sama-sama berkaca saudara, berkaca pada ruh dan raga kita...

Tentang bagaimana memperjuangkan bangsa.... 

Tentang balas budi seorang pemuda pada para pahlawan kesatrian nya..

Tentang nyawa yang dibayar dengan nyawa.. 

Ijinkan kami menjadi sudirman muda!!!

Merdeka atau kita hanyalah pemuda yang omong kosong belaka!"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.