
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"BIJI MAHONI
Aku terlahir dari dua bersaudara dengan sudut pandang yang berbeda. Aku memang bertubuh mungil dan terbilang manja. Namun, aku yang bungsu ini di tuntut untuk menjadi dewasa
Aku akui, dengan umur yang paling muda, menjadi titik dari segala arah. Harus bisa menjadi tempat keluh kesah dan menemukan solusi dari semua masalah.
Bahkan, aku yang terlihat lemah seolah tak mampu berbuat apa-apa. Akan tetapi, tidak ada yg tau isi hati dan pikiranku. Seperti mentari pagi yg datang membawa kehangatan mungkin ini semua adalah suratan takdir Tuhan.
Bu, aku si bungsu ini sudah dewasa. Tadinya kukira menyenangkan. Namun, nyatanya jauh dari angan angan.
Terkadang, aku ingin kembali lagi menjadi si bungsu waktu itu. Melakukan hal sederhana namun begitu merasuk sukma. Sayangnya beberapa hal sudah aku lupa.
Bu, aku lelah.
Si bungsu ini seolah olah terlihat kuat di depan orang orang, tetapi menangis di belakang. Oleh karena aku merasakan dunia begitu pahit dan menyakitkan.
Doakan aku, Bu.
Si Bungsu yang belajar bersabar dan tegar. Agar duniaku semakin lapang
Tabularasa, 30 September 2021."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.