LIANA AND HER LIFE - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "LIANA AND HER LIFE

By : Citra


Selamat datang dikisahnya, Liana Magdalena Widiya. Seorang gadis yang dikenal baik dan polos disekolah tapi berbeda ketika dia bersama dengan teman dekatnya. Dia dikenal disekolah karna aktif di Akademik maupun Non akademik. 


Liana, itu panggilannya. Gadis yang dikagumi disekolah. Memiliki kehidupan yang jauh dari kata sempurnah. Menang di fisik dan material, namun gagal dalam hubungan keluarga dan percintaan.


Memiliki keluarga yang tak utuh sejak ibunya meninggal, Elviana Wardani Widiya, mama Liana. Semua berubah sejak ibu nya meniggal 10 tahun yang lalu. Saat itu, Liana tidak hanya kehilangan sang mama, namun juga papanya, Dimas Ragel Widiya.


Dimas selalu disibukkan dengan pekerjaannya. Bahkan sejak Elviana meninggal, Dimas tak pernah lagi tinggal menetap di rumah. Dimas lebih memilih tinggal di luar negeri. 10 tahun Elviana meniggal, hanya 7 kali Liana betemu dengan sang papa.


Liana 2 bersaudara dengan dirinya anak kedua dan abangnya bernama Rian Naufal Widiya. Liana melewati masa kelam bersama abangnya sebelum Rian di bawah ikut ke luar negeri. Sekarang tinggal lah Liana sendiri dengan luka dan rahasia nya.


_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _



Dertt..

Ponsel terus saja berdering, namun gadis cantik berkulit putih itu masih setia memejamkan mata seolah enggan untuk bangun dari tidur nyenyaknya. Merasa terganggu Liana akhirnya mengangkat telfon dari seseorang.


“ganggu aja, setan!!” dia adalah Liana yang bermulut pedas ketika sedang di usik dan di ganggu.


“Astagfirullah, sohib sendiri dikatain” ucap seseorang di sebrang telepon atau lebih tepatnya ghibran. Ghibran, salah satu teman Liana dia adalah anak dari sahabat mama Liana. Anak orang kaya yang dikenal dengan sifat tegasnya.

“lo sih ganggu aja, baru jam 5 juga” ucap Liana

“jam 5 apaan, ini udah jam 7 lewat 13 menit”

“emang iyya?”

“ngk, ya iyya lah cepat bangun, mandi dan pergi sekolah”

“hmm”

“buruan ngk atau gue sikat loh”

“lebay lo! Belum juga jam 8”, jawab Liana santai 

“gila lo yah?!” Ghibran menggeram. “gue ngak peduli, lo harus nyampe disini sebelum jam 7.30!!” Tekan ghibran berteriak penuh emosi.

“apaan banget, mana-“

Ttttttt

Telepon terputus sebelum Liana menyelesaikan biacaranya “dih bangsat banget si Ghibran”. Gumam Liana. Ia beralih melihat kerah jam dikamar. Melihat itu, sontak matanya langsung membola melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat 18. Buru buru dia mandi dan pergi kesekolah.


_ _ _ _ _ _ _  _ _ _ _ 


Seperti orang kesetanan, angel terus saja menancapkan gas tidak peduli akan makian orang orang yang menyumpah serapi kelakuannya yang kebut kebutan di jalan. Mobilnya terus saja melaju agar ia dapat segera sampai disekolah tepat waktu.


Angel bersekolah di SMA gaja madah. Sekolah paling elit dan ternama di ibu kota. Sekolah yang dikenal akan prestsi dari kepintaran dan kejeniusan muridnya.


07.28

Pagar sekolahnya belum tertutup, malah terbuka lebar membuat Liana bisa memasukkan mobilnya dengan rapi, Liana keluar dan menututup pintu mobilnya kemudian berlari menuju kelasnya.


Dikelas sudah ada Ghibran yang menunggu sedari tadi, kwbetulan Liana dan Ghibran 1 kelas di kelas Xl IPA 1. Liana duduk dibangkunya kemudian Ghibran datang menghampiri dan juga ikut duduk di bangku kosong dekat Liana pasalnya Liana itu tidak suka duduk berdua bahkan dengan teman dekatnya.

“untung lo tepat waktu kalau ngk-“ ucap Ghibran terpotong saat Liana memasukkan gula gula kedalam mulut Ghibran.

“berisik” ucap Liana.


_ _ _ _ _ _ _ _


Sepulang sekolah Liana berencana singgah di cafe bersama teman teman nya yaitu Ghibran, Sofia, Angel, Satria dan Aldebaran. Di cafe semua teman teman lia sudah datang tinggal menunggu Liana seorang.

Ting 

Bunyi pintu cafe mengalihkan perhatian Ghibran, Sofia, Angel, Satria dan Aldebaran.

“akhirnya datang juga tuh orang” ucap Satria

“maaf lama” ucap Liana yang baru sampai di meja mereka.

“it’s oky” ucap mereka serempak kecuali Liana

“yuk guys pesan gih biar gue yang bayar” ucap Ghibran 

“orang kaya mah bebas” ucap Sofia

“iri bilang boss!!” balas Ghibran

“bacot loh pada” ucap Satria bermulut pedas.

Akhirnya mereka memesan makanan setelah pesanan datang mereka makan dengan tenang sambil bercanda gurau.


_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _


Sekarang Liana telah berada di rumahnya seorang diri, dia sedang duduk di tepi kolam sambil memikirkan kehidupan nya yang hidup sendiri, berbagai rintangan yang dilalui, trauma yang  dialami, sampai kerinduan yang mendalam terhadap keluarga terutama mama, ayah dan Rian abangnya.


Setelah puas merenungi kehidupan yang dialaminya, Liana akhirnya beranjak kekamar untuk tidur. Tak jarang Liana menangis menumpahkan semua luka dan kesedihannya sebelum tidur.

_ _ _ _ _ _ _ _ _


Pagi, seperti biasanya Liana berangkat kesekolah menggunakan mobil mewahnya. Di perjalanan Liana sangat merasa bosan akhirnya muncul ide yang tidak dapat di contoh yaitu mgebut ngebutan di jalan sambil dengar musik.


Sesampainya disekolah Liana tidak langsung ke kelasnya melainkan ke kantin, pasalnya sebelum Liana berangkat kesekolah dia tidak sempat sarapan pagi. Dia memesan nasi goreng dan juga es teh setelah sarapan Liana beranjak dari untuk kekelasnya.


Saat masuk di kelas dia disuguhkan dengan pertanyaan oleh Ghibran “dari mana aja lo kok baru nongol “

“gue habis dari kantin, sarapan” jawab Liana tak bersemangat

“Lia lo kenapa” tanya Ghibran

“ngk tau nih gue dari tadi ngk mood banget ditambah dari tadi gue punya firasat buruk” jawab Liana dengan muka lesu dan lelah

“owh gitu, semoga aja ngk terjadi sesuatu yah”

“hmm, semoga tapi-“ ucapan Liana terpotong saat terdengan suara tembakan yang sangat keras dari luar sekolah

“he ada apaa tuh” tanya Ghibran

“woy woy keluar dari ruangan, ada tawuran disekolah” terdengar suara teriakan dari kelas lain.


Para penghuni SMA gaja madah berhamburan keluar dari dari kelas begitupun dengan Liana yang ditarik keluar dengan Ghibran. Liana dan Ghibran berlarian di koridor sekolah dan dengan cerobohnya Liana tidak menyadari bahwa di belakangnya terdapat seseorang berasal dari sekolah lain yang merupakan salah satu anggota yang ikut tawuran. Sedari tadi cowo tersebut memata matai Liana dan berencana berbuat jahat kepadanya.


Dorr 

Semua murid di SMA gaja madah dibuat kaget terutama Ghibran pasalnya yang jadi korban penembakan tersebut adalah LIANA.

“Lia Lia bangun gue Cuma mimpikan” ucap Ghibran sambil menepuk nepuk pipi Liana

“ hiks... hiks...” tangis Ghibran pecah saat dia mengecek apakah Liana masih hidup

“lo jahat Lia, kenapa lo ninggalin gue hiks... hiks..”

“gue bangga punya sahabat seperti lo hiks..hiks..”

“selamat jalan Lia semua penderitaanmu telah berakhir dan semoga lo tenang di sana tunggu gue yah disana” ucap Ghibran betepatan dengan bubarnya tawuran tersebut.


Kepala sekolah akhirnya datang dengan ambulance dan siap Mengantarkan Liana di tempat peristirahatan terakhirnya. 

Setelah semua kegiatan selesai saatnya Liana di antar ke peristirahatan terakhirnya, semua siswa SMA gaja madah turut hadir menyaksikan Liana di makamkan.


“Lia gue sayang sama lo Lia, gue cinta sama lo tpi lo kenapa ninggalin gue, lo jahat banget lo pernah janji ke gue kita akan kuliah bareng bareng” ucap Ghibran dengan suara bergetar manahan tangisnya

“Lia maafin gue hiks... gue ngak becus jagain lo, lo boleh hukum gue, lo- hikss” tangisan Ghibran pecah dia tidak dapat menahan cairan bening tersebut keluar dari matanya

“gue bangga dengan lo semoga lo tenang disana ya Lia”

“Semua penderitaan lo sudah berakhir”


TAMAT"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.