Sumpahku Kepada Negara - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Sumpahku Kepada Negara

Disebuah desa yang jauh dari keramaian kota hiduplah dua orang pemuda yang bernama Dika dan Diki bersama orang tua mereka, di dalam sebuah gubuk tua dan kehidupan mereka penuh dengan kesederhanaan. Walaupun begitu Diki memiliki cita-cita yang sangat tinggi yaitu ingin menjadi seorang tentara. Cita-cita ini yang membuat Diki giat bersekolah dan diki memiliki sifat yang sangat baik. Diki ini bersifat jujur,suka menolong orang lain,rajin dan sangat sayang kepada orang tuanya terutama Dika saudara kembarnya. Namun sifat yang dimiliki Dika justru kebalikan dari semua sifat yang dimiliki Diki. Dika tidak suka bersekolah karena Dika berfikiran belum tentu sukses di kemudian hari dan sifatnya sangat buruk terhadap orang tuanya.

Kini Diki telah menjadi seorang tentara sedangkan Dika kabur dari rumah entah kemana.  Kata bapak Dika pergi bersama teman-temannya pada malam hari.

Ternyata Dika kabur bersama teman-temannya. Tetapi tidak di sangka-sangka ternyata teman Dika adalah seorang teroris dan kini Dika bergabung dengan kelompok teroris tersebut. Kelompok teroris ini merupakan kelompok teroris terbesar di negara tersebut yang memiliki banyak pengikut.

Pada suatu hari kelompok teroris ini dikabarkan telah memasuki sebuah desa. Kebtulan desa yang dimasuki kelompok teroris ini adalah desa tempat tinggal Dika dan Diki.

Diki merasa sangat cemas dan takut sebab desa tersebut adalah tempat orang tuanya tinggal, rasa cemas dan takutpun muncul dipikiran Diki Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada orang tuanya. Lalu dengan segera mungkin pasukan bersenjata diperintahkan untuk mengamankan desa tersebut namun sudah terlambat kelompok teroris tersebut telah menahan beberapa warga dan betapa terkejutnya Diki bahwa dari sekian banyak tahanan ternyata orangtuanyapun ditahan bersama warga yang lain. Diki sangat bingung harus melakukan apa dan berbuat apa, ia sangat kawatir akan keselamatan orangtuanya.

Akhirnya angkatan bersenjata nerhasil menemukan markas tempat persembunyian para teroris tersebut, setelah beberapa hari proses penyelidikan dan pencarian. Lalu segera mungkin mereka mengepung markas tersebut namun mereka terlambat sebab ada beberapa tahanan atau sandera yang sempat dibunuh oleh teroris dan ada beberapa teroris yang tertangkap dan pada saat itu Diki mengejar seorang teroris yang berhasil kabur dank arena kabur Diki terpaksa menembak teroris tersebut tepat dikakinya dan seketika itu juga teroris tersebut terjatuh dan Diki segera mendekati dan langsung membuka topeng teroris tersebut. Ternyata teroris tersebut adalah tidak lain saudara kembarnya yaitu Dika betapa terkejutnya Diki.

Dengan wajah kesal dan kecewa Diki bertanya kepada Dika.

“Dika mengapa kamu melakukan ini semua?” tanya Diki

“karena ini adalah sumpahku kepada kelompokku.” jawab Dika 

“janji, ini yang kau sebut janji membunuh orang banyak apalagi warna sendir, dan sampai hati kau menandera orang tuamu sendiri” ucap Diki

“mengapa kenapa kamu piker kamu tidak mempunyai sumpah terhadap negara.” Jawab Dika sambil menunjuk kearah Diki

“ya, aku punya sumpah yaitu aku harus membela negara dari ancaman luar maupun dalam negeri.” Jawab Dika dengan nada tinggi

“apa katamu membela negara, aku rasa itu tidak cukup sebab aku yakin kau mungkin harus menangkap dan mungkin hingga membunuhku ya kan.” Ucap Dika

“apa yang kau katakana Dika, aku tidak mengerti yang kau maksud.” Ucap Diki

“ya itu kan sangat bodoh, apakah kau tidak tahu bahwa aku telah membunuh orang tua kita” ucap Dika sambil tertawa lepas.

“APA” Diki pun terkejut

“kan kau tidak tahu, kau benar-benar bodoh Diki” ucap Dika

Lalu datang beberapa tentara dan segera membawa Dika. Beberapa hari kemudian hukuman mati bagi para teroris dilakukan setelah penguburan para warga yang telah meninggal akibat disandera, hal ini membuat Diki merasa sangat terpukul akibat kematian orang tuanya. Sementara itu pihak keamanan negara meminta sesi penembakan dilakukan oleh Diki. Diki sangat terkejut ia sangat bingung sebab diantara para teroris tersebut terdapat Dika saudara kembarnya yang satu-satunya ia punya saat ini tapi Diki teringat akan sumpahnya  ia harus membela negara dari ancaman luar dan dalam negeri mau tidak mau Diki harus melakukan itu.

Itulah janji Diki, Diki benar-benar mampu melaksanakan sumpahnya walaupun harus menmbak saudaranya sendiri yang telah bergabung dengan kelompok terlarang yaitu kelompok teroris. Namun karena kejadian tersebut negara tersebut menjadi aman dan damai selalu."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.