Kutuk Aku Menjadi Sesungguhnya Manusia - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Kutuk Aku Menjadi Sesungguhnya Manusia



Semesta

Kutuk aku menjadi buta

Agar tak kulihat manusia tanpa cinta

Yang sampai hati merobek hak manusia lainya


Kutuk aku menjadi tuli

Agar tak kudengar caci dari puji

Yang meremukkan sayap hingga mati


Kutuk aku menjadi bisu

Agar tak pernah sekalipun tak sengaja

Aku mengucap, lalu tertancap dari mata pisau lidah

hingga menyayat yang mendengarnya



[ ]


Kepada Kaisar Angkuh



Kamu bisa berdiri

Angkuh, walau sendiri

Bak kaisar besar

Yang sangat pintar 


Kamu bisa berperan bagai sang penguasa penuh

Yang buat semua patuh,

ucap mu kadang menyihir

Buat gelandangan menyingkir


Langkah yang kau ayun kuat

juga membuat semesta menganggapmu paling hebat,


Sedang aku berdiri diujung jalan

Disudut yang siapapun tak bisa menemukan

Mengamatimu sendirian.


Semua boleh meneriakkimu sempurna

Tapi disudut ini kutemukan banyak celah

Banyak keluh

dan rapuh

Banyak ruang 

yang hampa

Dan Banyak jerit tertahan hingga kau tak mampu bersuara.


hanya saja 

dengan hati-hati

Semua itu kau kemas rapi,

tersembunyi. 


Hai kaisar angkuh

Kau tak bisa membohongiku


jadi bila suatu saat nanti sudut ini kau temukan,

Jangan sungkan.

genggam tanganku, dan tumpahkan.

karena aku selalu di sudut itu,

Dengan atau tanpa kau tahu.




[ ]


Aku Pernah




aku pernah

jatuh cinta 

pada pria sedikit kata


tapi ku kira

dia punya sejuta rasa

untuk manusia

yang disayangnya


kucoba menjadi setumpukan awan kelabu

dan menghujaninya

dengan cinta.

tapi sayang,

ia memilih memakai payungnya.


lalu kucoba lagi,


kali ini gerimis kecil.


rupanya kini ia tak lagi pakai payung,

melainkan mencari tempat jauh

untuk berteduh.



[ ]



yang terlahir dari sayap patah


karya : Mita Marwiah


yang terlahir dari sayap patah

yang beranak di gubuk goyah

ia tumbuh benar-benar dari tanah

amat rendah.


kecil 

mungil

tumbuh perlahan disiram air.

dipupuk dengan cinta,

disinar secukupnya.


dengan riang

ia merangkak bersama tawa

kemudian jatuh

dan bangkit lagi dengan air mata


yang terlahir dari sayap patah

satu hari tumbuh rekah

satu hari terbang indah

meski berdarah, bersusah payah.


[ ]


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.