Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Korona
Malam itu masih ku dengar
Hiruk pikuk dunia maya
Selontar fikiran tak ku pusingkan
Namun jari ini masih lulu lalang saja
Ah sudahla
Bisik ku saat itu.
Aku dan dunia ku masih tampak sama seperti biasanya
Orang - orang dengan segala kebiasaannya
Terus bergerak melewati ruam - ruam kesibukannya
Aku berjalan di pinggir kota yang ramai kala itu.
Aku lupa , sejarah itu mulai menghuni di negeri ini
Jam , hari apa..
Tiba - tiba lambat laun
Nan cepat kekacauan itu mulai berkeliaran..
Menggenting kekhawatiran , kepekaan membajak kami..
Manusia - manusia mulai tak baik-baik saja
Yah , saat itu orang - orang tak ku lihat lagi sama
Dengan sehelai masker menutupi hidung dan mulut
Sungguh aku tak dapat menemukan senyum - senyum keramahtamahan mereka
Sampai dimana kaki ku berpijak.
Masuk tahun kedua
Semakin mencekam , merenggut , menerpa duka nestapa
Oh Bumi , ada apa dengan derita ini ?
Ada salahkah kami hingga kau memberi hukuman pada kami ?
Mengapa ia tercipta ?
Kenapa ?
Tuhan lindungi kami..
Jaga tubuh - tubuh insan ini
Ku mohom padamu Tuhan
Dengar kan rintihan lara ini oh Tuhan
Jabah Doa - doa dari tiap sudut negeri ini
Mohon pada mu Tuhan
Lekaslah kembalikan dunia yang dulu gempitang
Dengan raut - raut kesyukuran , kebahagian
Kebersamaan yang memeluk erat jiwa - jiwa dari setiap kami.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.