
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
KIAN DEKAT KINI MENJAUH
Lembut senja tidak selembut hatiku
Bagai air mengalir begitu deras,
Angin berembus begitu kuat hingga menusuk tulang ini
Bagai bulan tidak bercahaya, redup digelap gulita.
Berjalan beriring, namun gugup,
Memandang dirimu seolah mati rasa
Menggapaimu kian menjauh.
Terkadang kita selalu terseyum bersama
Namun kembali asing, hingga lupa sudah diepilog
Kita hanya dua manusia yang saling menyapa
Namun selalu kembali menghilang.
Rasa ini bagai bunga mawar cantik ketika mekar
Sakit jika tersentuh durinya.
Kamu adalah sebuah rasa yang tak tergapai olehku
Kamu hanya bisa aku gapai dalam mimpiku
Tersirat kata dalam benakku kamu milikku
Tapi itu hanya anak panah yang akan menusukku.
Kita adalah kata pengantar dalam selembar buku,
Namun sebagai epilog dalam cerita.
Kini aku sudah tidak lagi berharap, kepada dirimu
Namun aku tidak melupakanmu dalam benakku.
Kita hanya sebuah kata penghubung yang dipisahkan
Oleh jarak. Aku pamit selamat berjuang.
Semoga kamu bertemu dengan rasa penyesalan.
Untuk dia yang tak tergapai, namun terlihat.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.