Ketukan palu lara

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Ketukan palu lara

Oleh:Dian Angel Ginting


Dalam tiap tetes air mata,

Yang kubawa di dalam doa,

Terkenang kala masa kecil ku diliputi lara dari ketukan palu,

Apalah daya untuk membantah,

Perceraian ayah dan bunda demi seorang wanita lainnya,

Tangis ku hanya dianggap sandiwara,

Mengapa?

Bukankah keadilan adalah tujuan adanya hukum negara?

Lantas mengapa  yang kutemukan hanya asa?

Para hakim hanya acuh saat kunyatakan keberatan jiwa,

Nyata nya keadilan itu tak pernah nyata,

Sebab nurani telah dikalahkan rupiah,

Nurani Pertiwi ku hancur dalam ketamakan para penguasa.


Mama

Oleh:Dian Angel Ginting


 mereka yang harapkan jatuh mu,

Yang tutur katanya menyakitkan,

Tak kan mampu merebut kuat hatimu kan?

Ma tak pernah kulihat tetes air mata mu,

Walau getar suara mu terdengar pilu dan

Helaan nafas mu,

menjelaskan asa mu,

Aku tau kau kuat mama,

Tapi kenapa malah aku yang jadi lemah,

Aku ingin menangis melihat derita mu,

Aku ingin marah pada mereka,

Tak bisakah aku jadi senjata perang mu?

Aku ingin berubah menjadi tameng pelindung mu ma,

Aku ingin jadi pedang yang menusuk lawan mu,

Namun kau tak pernah izin kan aku untuk itu,

Kau malah menyembunyikan aku dibalik getar bahu mu!

Hati ku bertanya?

darimana datangnya hati mu yang teguh itu?



September 2021

Oleh: Dian Angel Ginting


Hai September,

Kenapa kamu terasa sama dengan Agustus?

Cuacu mu,suhu udara,dan suasana mu?

Terasa mirip,

Awan mendung Agustus seakan kau simpan dan kau ulang,

begitu pula dengan langit cerah,dan terik nya sang matahari,

September tau kah kamu?

aku merasa lucu melihat perubahan cuaca mu,

Pagi ini ditemani awan kelabu,

Tapi siangnya dipenuhi langit biru,

Sore hari disambut angin kencang,

Dan malam nya diselimuti hujan,

Yah seakan kamu memiliki suasana hati yang tak karuan?

September,kamu itu bulan spesial ku,

Bahkan lebih spesial dari bulan lainnya


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.