KEPERGIAN NENEK - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "KEPERGIAN NENEK


Kamis pagi pukul 05.00 usai sholat subuh aku berpamitan kepada ayah dan ibu untuk pergi menuntut ilmu.”Ayah,ibu saya pamit ke sekolah”salamku,”Iya nak hati-hati dijalan”jawap ayah dan ibuku.Aku berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepedah motor, menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap dan selalu sendirian,karena tidak ada teman dekatku yang sekolahnya sama denganku.

Aku mengendara dengan kecepatan sedang menuju pelan,sambil menikmati ceelotehan burung dipagi hari yang begitu ramai,dicampur dengan suara derasnya aliran air sungai dijalan yang aku lalui,hembusan angina pagi yang menyejukkan,membuatku nyaman dan tenang ketika menghirupnya.Setelah aku melewati jalanan perkebunan aku sampai disebuah desa yang sedikit padat penduduknya,mereka berhamburan keluar dari tempat musholah,pemandangan ini lah yang paling menyenangkan ketika dilihat

Mentari sudah mulai muncul,aku menepi sejenak dan melihat jam pukul 05.30 aku terkejet menatap jamku,”gak mungkin secepat ini kan?atau jamku yang rusak”gumamku.Kemudian aku melihat jam yang ada di HP,dan ternyata benar malah sudah lebih beberapa menit”Mampus”gumamku.Seketika itu aku langsung menyalakan sepeda motorku kemudian melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.”sepertinya aku terlalu lama menikmati suasana dipagi hari sampai lupa waktu,pokoknya hari ini jangan sampai disuruh jalan jongkok dua meter lagi”ucapku.

Tibalah aku disebuah jalan raya,keeadaanya macet parah jalan tersebut penuh dengan mobil truk-truk besar berisi batu besar dan pasir,ada sekitar 20 lebih saat itu,dengan jarak sekitar tiga sampai empat meteran tiap truk,dan disetiap sela tersebut terdapat banyak pengendara sepeda motor.”Astaga apa lagi ini”gumamku dengan menghela nafas tinggi.Dengan perasaan malas aku terus melanjutkan perjalananku,sangat sulit menemukan jalur sepi supaya bisa menyalip truk-tuk besar yang mengemudi dengan pelan itu,didalam hati aku berdoa”Ya Tuhan permudahkanlah perjalananku kaliini.

Pukul 06.00 aku sampai di perempatan jalan raya yang dekat dengan kosku,aku mulai memelankan laju sepedah motorku kemudian menengok ke kaca spion,lalu ku aktifkan lampu tanda belok ke kanan,dan mulai menancap gas.Lima menit berlalu sampailah aku di sebuah rumah langganan ibuku dipasar,beliau sangat baik kepada keluargaku,padahal kami bukan kerabat,beliau menganggapku seperti anaknya sendiri,dan karena aku sekolah didekat rumahnya beliau mengizinkan aku untuk kos dirumahnya,kebiasaanku jika aku berangkat dari rumah dan mampir ke kos pasti untuk buang air kecil dan sarapan.”Assalamualaikum nek,kek”Aku memanggil beliau dengan sebutan nenek dan kakek.”Waalaikumsalam,masuk nak,nenek sudah siapkan sarapan kusus untukmu dimeja dapur”sahut suara dari dapur,itu suara nenek.”Nenek tau ya kalau yang datang aku?”tanyaku”Tentu saja”jawap nenek dengan tersenyum.”Kakek kemana nek?”tanyaku lagi”Kakek sedang jalan pagi,ayo cepat sarapan nanti keburu dingin,nenek mau siap-siap untuk jualan di pasar.”ucap nenek.”iya nek,setelah kekamar mandi akan aku makan,nenek hati-hati ya”jawapku.”Iya”jawap nenek.Kemudian aku pergi kekamar mandi dengan berlari.

Setelah dari kamar mandi aku menuju rak piring mengambil sendok,kemudian lekas meuju meja dapur untuk menyantap makananku yang telah disiapkan oleh nenek.”Wah baunya sedap,lauknya juga kesukaanku,pas sekali rasanya capekku dan rasa kesal saat terjebak macet langsung hilang setelah melihat makanan ini”ucapku.Kemudian aku berdoa dan mulai makan.Selesai makan aku mencuci piring,sendok,dan gelas bekasku tadi ,kemudian lekas mengambil tas dan berangkat ke sekolah.Tetot… Hp ku berbunyi,lekas ku lihat siapa yang mengirimkan pesan.saat kubaca ternyata itu dari temanku Devi,dia berkata”Dila,ayo berangkat,sudah jam 06.25.Aku tunggu diparkiran seperti biasanya,jangan telat lagi ya”.”Okey Devi”balasku.”See you”jawap Devi.Tanpa membalas pesan tersebut aku langsung mematikan jaringan seluler hp ku dan berangkat sekolah.

Creeak….suara pintu dibuka dari luar,kemudian aku lihat”Siapa?”tanyaku.”Loh Dila,kamu hari ini ada kelas ya?”Jawap kakekku.”Ohh ternyata kakek,iya kek,tetapi mulai besok dan seterusnya libur.Aku pamit dulu ya kek sudah di tunggu teman.”kataku”Iya hati-hati”jawap kakek,kemudian aku berangkat sambil mencium tangan kakek dan salam lalu pergi.

Kecepatan sepedahku rata-rata,aku melaju menuju parkiran sepedah yang ada di sebrang jalan gedung sekolahku.Lima menit kemudian aku sampai,parkiran sudah hamper padat dipenihi kendaraan siswa,begitu banyak siwa-siswi yang keluar masuk area parkiran itu menggunakan seragam yang sama,dan hal ini membuatku kebingungan mencari Devi,tanpa berfikir panjang aku ambil hp dalam tasku lalu aku menelfon Devi.Suara telephone berbunyi semakin dekat dibelakangku,kemudian aku menoleh dan ternyata itu Devi.”Nyariin ya?”Tanya Devi sambil tersenyum.”Yak an kamunya gak mau ditinggal,emm…Nungguin ya?”ejekku sambil tertawa.”Dih.. pd amat kamu,aku tuh mau nungguin kamu karenan semisalnya nanti telat dihukumnya sama-sama gitu loh”jawap Devi sambil ngejek.”Ahh udah gausah gengsi,aku teramat berarti kan buat kamu,ngaku aja”jawapku.”Ahh udah ah jangan ngegombal mulu,masuk yuk ntar telat dihukum loh mau?”kata Devi.”Iya iya ayo”jawapku.

Kami berdua berjalan menuju sekolah,saat digerbang ke dua selalu dilakukan penelitian kelengkapan seragam,jika lengkap maka siswa bisa langsung melanjutkan perjalanan ke kelas masing-masing.”Alhamdullillah lolos”ucap aku dan Devi bersamaan.”Kekelas yuk”ajakku”Janagn sebentar lagi doa bersama,kita tunggu di gazebo dekat hangar aja gimana?”ucap Devi.”Okey”jawapku lemas karena mengira pasti banyak yang duduk di gazebo jadi rame dan pasti banyak yang gibahin sesuatu.

Setelah aku dan Devi duduk di gazebo selama beberapa menit ada pengumuman seluruh siswa disuruh untuk menuju ke hangar dan melaksanakan doa bersama.Seluruh siswapun segera berlari berbondong-bondong menuju hangar kemudian duduk bersila.Selang beberapa menit doa bersama selesai,seluruh siswa pergi menuju kelas masing-masing dan melaksanakan kegiata pembulajaran seperti biasanya.

Selesai KBM aku dan Devi pergi menuju parkiran sepedah motor.”Dev,tolong aku,sepedahku terjepit,pak parkirnya masih sibuk”teriakku pada Devi.”Okay coba aku lihat dulu,emm akan aku sisihkan motor yang ini kamu coba tarik motormu kebelakang”ucap Devi.”Akan kulakukan”jawapku,sepeda ku berhasil dikeluarkan.Kemudian kunyalakan mesinnya dan menuju tukang parker untuk membayar biaya parker senilai dua ribu rupiah,setelah membayar aku menunggu Devi,dia sedang membayar ke tukang parkir tadi lalu mengendarai sepedah melewatiku dan melaju pelan.Aku mengikutinya dari belakang,kemudian sampailah kami dipersimpangan jalan tempat kami berpisan,Devi berbelok kiri dan aku lurus kedepan,Devi melihat ke kaca sepionnya dan tersenyum kepadaku tanda ucapan sampai jumpa,akupun membalasnya dengan bel sepeda Tin…tin.

Aku melanjutkan perjalanan pulangku,namun tiba-tiba aku lapar,jadi aku memutuskan untuk mampir sebentar ke kos ku,sesampainya aku dikos “Dila sudah pulang,ayo makan dulu”ucap nenek.”Loh nenek,nenek baru pulang dari pasar ya?”tanyaku.”Iya nenek barusaja sampai”ucap nenek.Aku dan nenek menuju dapur untuk makan bersama,selesai makan akupun duduk sejenak dan memainkan ponsel sebentar,’Besok sekolah lagi gak?”Tanya nenek.”Tidak nek,jadi aku memutuskan untuk pulang setelah ini’ucap ku”Kenapa tidak mengip saja semalam,besok pagi baru pulang,memangnya kamu tidak capek?”Tanya nenek.”Sebenarnya capek nek,tetapi tidak apa aku pulang saja.”jawap ku.”Yasudah kalau tidak mau nenek tidak akan memaksa,padahal nenek rindu sekali sama kamu.”ucap nenek.”Maaf nek,lain kali aku akan menginap kalau ada KBM lagi,emm sudah hamper sore nek,aku pamit pulang dulu.”ucapku.”Iya hati-hati”jawap nenek terlihat lemas nan pucat,fikirku dia mungkin kecapekaan.

Setelah berpamitan aku langsung pulang.Satu jam berlalu,aku tiba dirumahku,aku langsung bergegas mandi kemudian beristirahat,setelah aku bangun tiba saatnya sholat magrib,aku dan ibuku pergi kemushola untuk beribadah dan mengaji.Setelah adzan isya kami menjalankan sholat isya bersama,kemudian pulang.Sesampainya aku dan ibu dirumah,kami menonton sineron di TV bersama-sama dengan anggota keluargaku yang lain.Dua jam berlalu,aku memutuskan untuk pergi tidur.Saat tidur aku bermimpi.

Didalam mimpi aku mengalami musibah besar,aku melihat banyak darah,bahkan darah itu ada yang mengenai bajuku.”Apa ini,baunya begitu amis dan anyir,seperti bau dannur saja,aku harus mencuci bajuku”ucapku didalam mimpi.Bajuku yang berwarna biru cerah kini terbungkus noda,dalam mimpi aku berlari-lari menuju rumahku untuk mencuci bajuku dikamar mandi,tetapi tiba-tiba hujan mengguyurku,begitu deras dan lebat,kulitku sampai terasa sakit saat kejatuhan air hujan tersebut,lalu disitu ada petir yang menyambar disususl dengan Guntur yang menggelegar”Aaaaa..”aku terkejut berteriak sambil menutup telinga,kemudian aku menagis.

Seketika aku langsung terbangun dari mimpiku,kulihat jam pukul  empat pagi,Tetot..tetot..ponselku berbunyi dengan sangat cepat,sepertinya ada yang mengirimkan pesan banyak kepadaku,lalu aku membuka pesan itu,isinya mengejutkanku sampai aku tidak bisa berkata-kata.”Dila,Ibu telah pergi menghadap yang Maha Kuasa”ucap Bu Nanik,anak dari nenek kos ku.”Maksud ibu apa?mana mungkin,nenek kemarin masih makan bersamaku,dia bertatap muka dengan ku,ibu jangan bercanda”tanyaku dengan perasaan yang sangat kacau.”Aku tidak bercanda,Ibu meninggal Dila”balas Bu Nanik setelah sepuluh menit berlalu.Seketika aku langsung berlari menuju ibuku dan menceritakan semuanya,tanpa berfikir panjang aku,ibu,kakak,tante,dan sepupuku,langsung bersiap menuju kos.

Aku selesai mandi kemudian bercermin berniat mengganti baju,alangkah terkejutnya aku melihat pakainku,”Warna biru cerah,warna ini kan yang semalam aku mimpikan,dan baju ini pula yang kukenakan dalam mimpi itu,astaga…ternyata ini petunjuk”gumamku sambil menagis.Jedar.. tiba tiba Guntur menggelegar,petir menyambar-nyambar,hujan mengguyur deras,membuat tangisku menjadi-jadi.

Aku dan keluargaku pergi dengan memakai helm dan jas hujan,lebatnya hujan membuat jalan menjadi licin dan tak terlihat karena banjir,aku tidak peduli aku terus memaksakan kendaraanku melangkah,aku ingin segera sampai di kos.

Setibanya aku disana,keaadaan sudah sepi,Bu Nanik menyambutku dan keluargaku didepan pintu rumahnya dengan wajah merah muda karena terlalu lama menangis,matanya berlinag air mata yang ia tahan agar tidak keluar lagi,seketika itu aku berlari menuju Bu Nanik dan memeluknya,beliau dan aku langsung hanyut dalam dekapan dan menagis.Selepas itu kami masuk dan ternyata jenazah nenek sudah dikebumikan”Jadi aku benar-benar tidak diberi kesempatan kedua untuk melihatnya?”gumamku pada diri sendidri.

Disini suami Bu Nanik yaitu anak pertama dari alm.nenek menceritakan kronologi meninggalnya nenek,setelah itu aku pergi melihat kakek,dia terlihat murung dan sedih,aku paham betul perasaanya,apa lagi satu rumah hanya berisi dua orang yaitu kakek dan alm.nenek,biasanya ada aku juga,aku mengelus bahu kakek dan tersenyum kecil,kakek membalas ku dengan tersenyum dan berkata”Sudah takdirnya nak.”.Aku tidak kuat menahan tangis.Selang beberapa jam aku dan keluargaku berpamitan pulang.

Dalam perjalanan ibu berkata”Aku tidak mengira,engkau akan pergi meninggalkan kami secepat ini.”air mata menetes di punggungku,aku tau ibu sedang menagis saat aku bonceng.Aku dalam hati sangat menyesal karena tidak bisa memenuhi permintaan terahirnya,rasa bersalah,sedih,menyesal,marah pada diri sendiri bercampur aduk dalam benakku.Padahal baru satu tahun aku merasakan kasih sayang seorang nenek,seperti yang aku idam-idamkan sejak aku kecil,tapi kini nenek sudah pergi,dan aku tidak bisa menjadi cucu yang baik,aku bahkan tak bisa mengabulkan satu keinginan kecilmu.”Nenek,maafkan aku”gumamku,seketika itu airmataku menetes,diiringi hujan yang mulai turun lagi."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.