KENANGAN DI SUDUT PINTU

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "KENANGAN DI SUDUT PINTU

Oleh : Mega Clara Lulita, S.Pd., Gr.


Disudut pintu itu

Kulihat sepasang sepatu

Milikmu yang tertinggal dahulu

Kala hujan tak henti memburu


Di sudut jalan itu

Kulihat senyummu tersipu

Lambaikan tangan tanda rindu

Sebelum sirna ditelan waktu


Aku terjebak dalam syahdu

Rasa hampa kian membelenggu

Tergores ingatan masalalu

Menghempas asa berbuah rindu


Terbanglah anganku 

Gapailah mimpimu

Berjuang demi tawamu

Berharap kau kembali ke sudut pintu itu


JIWA- JIWA YANG RAPUH

Oleh : Mega Clara Lulita, S.Pd., Gr.


Sesak masih bersemayam di rongga dada

Dan janji-janji kita hanya tinggal rencana tanpa kepala

Yang berlalu biarlah berlalu

Lihatlah betapa indahnya kita yang dulu


Saling bertemu melebur rindu

Jiwa menyatu raga bercumbu

Aku mengubur segala ragu

Melambungkan rindu berujung pilu


Sepertinya rindu sedang bercanda

Sudah berencana kerap kali terkendala

Pada akhirnya cinta ini janji belaka

Sebagaimana hadir dalam kisah yang sama


Cukuplah semesta memberi waktu,

Hati kita yang saling berlabuh

Cukup sudah luka ini semakin melepuh

Pergilah jauh karena aku tak ingin, 

Jiwa ini semakin rapuh.


HATI YANG MENGGERUTU

Oleh : Mega Clara Lulita, S.Pd., Gr.


Kusentuh embun pagi buta

Selepas tidurku yang tersita

Diujung duka bunga kamboja

Masaku hadir menggema

Bersama hati yang menggerutu

Andai bisa kudekap waktu itu 

Memanggil rindu yang sendu

Mungkin dirimu masih disisiku


Tampak wajahmu sekilas

Dengan senyum yang memelas

Rasanya tak ingin aku melepas

Karena ada perih yang melintas


Dari candamu yang lugu

Tak pernah kujumpai jemu

Tapi aku tak berani berkata waktu itu 

Karena aku hanya bisa menggerutu



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.