https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Kapan Berakhir?
Kubuka jendela kamar
Titik titik ketenangan seakan menjauh.
Suasana yang dulu ceria kini berselimut duka.
Yang dulu sering berpandangan sekarang hilang tanpa jejak
Kau tak berwujud
Tapi sangat menyakiti tanpa menyentuh.
kau menjadi raja di alam semesta.
Kau laksana pangeran yang tak dirindukan.
luka ini semakin merekah.
Ini bukan kedamaian yang dirindukan.
Ingin tangan saling menyeka pipi yang basa.
Namun sayang kau menghalangi dengan caramu
Semuanya jadi naas
Ribuan pasrah kami lapangkan
Pada-Mu pemilik semesta
Biarlah duka ini pergi saja bersama angin
agar kenyamanan kembali kami peluk
Belenggu
Suasana hati berganti di kala mentari menyapa
Pagi yang begitu bernada
Yang selalu memberi pesan tersimpan
Di balik layar yang penuh badai dunia
Yang selalu menghalangi hari di kala cakrawala bergembira
Engkau penakluk dunia yang tak di rindukan tersimpan jutaan kehancuran
menutupi keindahan mentari tatkala di ganti oleh keindahan senja
Engkau penakluk dunia yang tak kasat mata
Membuat harapan setiap insan musnah
Di balik derai hujan yang membantai
Kau simpan harapan yang memudar
Yang membuat tawa ria menjadi derai jeritan kehidupan
Yang selalu kami rindukan di balik gedung tua
Penguasa alam bersukaria
Lorong-lorong bukit menjulang tinggi
Membawa harapan hidup yang kian menepi
Dibalik kicauan burung pipit yang sembari membahagiakan diri
di pagi yang indah sembari dibalut luka pertiwi
Engkau bagaikan pelangi yang indah
Saat hujan berhenti menebarkan rahmatnya
yang berjatuhan tanpa kami inginkan
Sekejap itulah harapan napas insan-insan disekap
Dan keindahan senja pun sekejap pula memudar
Di balik lajunya awan putih
Membuat kami ingin menggapaimu
tanpa harus menjadi kawan seperjuanganmu
dan kita jadi sahabat tanpa saling menyakiti
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.