https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
JANJI JANNAH
Usah merasa resah
Sebab aku mulai sampai di pasrah
Skenarionya telah dipersiapkan
Sejak kita belum mengerti kehidupan
Telah kurelakan
Meski pergimu tanpa berpamitan
Meninggalkan tsunami porandakan jiwa
Saat hati belum benar benar siap
Usah merasa khawatir
Meski hari masih diselimuti getir
Bersama airmata yang mengaburkan pandangan
Pada antara Sajadah dan seperempat malam
Berjanjilah,
Kita akan bertemu di jannah
SANGGUP
Rasa takut mengerucut
Mengerti tak ada spasi
Cerita telah berakhir tanpa kata
Saat perpisahan menjadi nyata
Aku yang merasa sanggup
Adalah jiwa yang tak harus kecewa
Meski rindu menjadi lautan salju
Saat waktu memilih tak kan ada temu
Berjalan ,menyingkirkan enggan
Setelah hati bersedia melewati hari
Tak mengapa jika tak mampu berlari
Sebab perlahanpun akan sampai ke tujuan
REMAH
Pada keakuanku yang tak seberapa
Tercoreng arang membuka luka luka
Tanya belum jua bertemu dengan jawab
Sampai kala,usang terbuang
Menepi,menjauh,menghilang
Setelah tahu hingga ke tulang
Borok borok semakin bernanah
Ego meraja tanpa tercacah
Amarah tak bersudah
Hingga 'Maap'pun pecah menjadi remah
Pastikan tetap tak bergeming
Selama hati sanggup tak mengering
MALAM ITU
Ego yang menguasai diri
Tak berdamai dengan kata 'selesai'
Lalu duka menyelimuti hati
Tak berdaya,
Hilang seluruh cahaya
Duduk termenung
Separuh limbung
Di depan kerandamu
Diantara tengah malam menuju dini
Tanya berkejaran tanpa jawab
Kalimat tercekat
Mimpikah?
Tangis menjadi gerimis
Gerimis menjadi hujan
Hujan menjadi badai
Badai menjadi tsunami
Gemetar seluruh tubuh
Antara dingin lantai dan udara malam
Haruskah berkata sanggup?
Tanyaku di ujung tebing frustasi
Airmata membutakan pandangan
Kenangan perlahan beterbangan
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.